Mohon tunggu...
Richard
Richard Mohon Tunggu... Freelancer - Personal Blog

Untuk Indonesia yang lebih berwawasan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Apakah Kendaraan Listrik Merupakan Pilihan Tepat untuk Mengurangi Polusi?

3 Februari 2021   12:54 Diperbarui: 3 Februari 2021   12:56 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini, banyak media yang membahas tentang perkembangan mobil listrik di Indonesia. Baik berita mengenai perusahaan lokal yang ingin memproduksi mobil listrik, hingga produsen mobil listrik luar negeri yang terkenal, TESLA, yang menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia untuk mendukung perkembangan teknologi baru yang ramah lingkungan ini. Mobil listrik memang dikenal sebagai kendaraan yang ramah lingkungan, karena jenis kendaraan ini tidak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber energinya, melainkan menggunakan listrik. Sehingga, tidak ada emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan. Selain itu, dari hasil percobaan, PLN mengklaim bahwa biaya isi daya mobil listrik jauh lebih murah jika dibandingkan dengan BBM. Jadi, harga mobil listrik yang mahal dapat diimbangi dengan harga bahan bakarnya yang murah. Jika kita telusuri, pasti masih banyak kelebihan yang dimiliki oleh kendaraan listrik, sehingga banyak sekali perhatian yang diberikan oleh masyarakat kepada moda transportasi baru ini. 

Akan tetapi, terpikirkah kita tentang emisi yang dihasilkan untuk menghasilkan listrik yang digunakan sebagai tenaga penggerak mobil ini? Jika kita cermati baik baik, saat ini Indonesia masih menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber utama pembangkit tenaga listriknya. Akibatnya, jika pengguna mobil konvensional beralih ke mobil listrik, penggunaan bahan bakar fosil akan meningkat dan menaikkan jumlah emisi akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara. "Bukankah akan sama saja?" Jawaban dari pertanyaan ini adalah tidak.

Di dalam dunia teknologi, kita mengenal yang namanya efisiensi. Semakin banyak proses yang dilalui, semakin kecil pula efisiensi yang dihasilkan oleh sebuah teknologi. Mari kita bayangkan sebuah mobil konvensional yang menggunakan bensin sebagai tenaga penggeraknya.

Dalam kasus ini, bensin langsung dibakar dan panas yang dihasilkan dapat menggerakkan komponen penggerak mobil. Cukup sederhana dan tidak memakan proses yang panjang. Akan tetapi, jika kita coba lihat mobil listrik, listrik yang digunakan tidak serta merta tersedia. Listrik tersebut harus diproduksi dari batu bara yang dibakar sehingga menghasilkan panas, panasnya digunakan untuk menguapkan air, uap air yang dihasilkan menggerakan turbin yang terhubung dengan generator sehingga bisa menghasilkan listrik. Kemudian, listrik tersebut harus distabilkan dan didistribusikan kepada pelanggan, barulah bisa digunakan untuk mengisi daya mobil listrik. Dengan proses yang panjang seperti ini, tentunya efisiensi yang dihasilkan juga semakin kecil. Akibatnya, untuk menghasilkan daya yang sama, mobil listrik justru membutuhkan bahan baku energi yang jauh lebih besar dan menghasilkan emisi CO2 yang lebih besar pula. 

Lantas, apakah kita harus menjauhi mobil listrik dan tetap setia pada mobil konvensional? Tentu saja tidak, jika kita tetap menggunakan mobil konvensional, tidak akan ada dampak positif terhadap lingkungan. Akan lebih baik jika proses panjang yang dibutuhkan untuk memproduksi listrik dapat dipersingkat. Salah satu caranya adalah dengan memproduksi listrik sendiri dengan menggunakan energi baru dan terbarukan seperti panel surya. Dengan panel surya, kita dapat menghasilkan listrik yang bersih dari rumah kita, cukup dengan meletakkan panel surya tersebut di atap rumah ataupun luasan yang terkena sinar matahari.

Saat ini, mulai banyak rumah tangga yang memakai panel surya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya atau bahkan sekedar mengurangi tagihan listrik PLN. Tidak menutup kemungkinan, dengan masuknya mobil listrik ke Indonesia, pengguna panel surya akan bertambah dengan signifikan. Dengan begitu, masuknya mobil listrik dapat benar-benar mengurangi emisi dan kita sebagai penggunanya dapat berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun