Mohon tunggu...
Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Mohon Tunggu... Penulis - Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Debat Pamungkas dan Potensi Pencurian Kebudayaan di Masa Depan

6 Februari 2024   16:16 Diperbarui: 7 Februari 2024   20:10 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun ketika absen dalam dialektika debat maka kemungkinan konsentrasi kebijakan perlindungan warisan kebudayaan di kemudian hari semakin kecil. 

Dengan demikian kita dapat berspekulasi bahwa potensi 'pencurian' aset warisan budaya kita kian bertambah di masa depan. 

Jika demikian maka masyarakat bangsa ini semakin terluka dan akumulasi kekecewaan dapat saja berupa seruan penyerangan terhadap negara-negara 'maling'.

Upaya menekan lajunya para 'maling' melirik aset warisan kebudayaan bangsa kita sedapat mungkin harus ditekan. Apabila absen dalam debat pamungkas maka kita perlu mencari jalan lain. 

Jalan lain yang paling mungkin adalah mengarusutamakan isu 'pencurian' warisan kebudayaan dalam setiap media dan sentilan ringan kepada 'pembisik-pembisik' para Capres. 

Waktu yang sisa di masa kampanye setidaknya dapat dimanfaatkan oleh para Capres untuk menggagas kebijakan yang tegas untuk menekan lajunya intensitas 'pencurian' warisan kebudayaan di satu sisi dan perlindungan yang ketat terhadap warisan kebudayaan di sisi yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun