Namun ketika absen dalam dialektika debat maka kemungkinan konsentrasi kebijakan perlindungan warisan kebudayaan di kemudian hari semakin kecil.Â
Dengan demikian kita dapat berspekulasi bahwa potensi 'pencurian' aset warisan budaya kita kian bertambah di masa depan.Â
Jika demikian maka masyarakat bangsa ini semakin terluka dan akumulasi kekecewaan dapat saja berupa seruan penyerangan terhadap negara-negara 'maling'.
Upaya menekan lajunya para 'maling' melirik aset warisan kebudayaan bangsa kita sedapat mungkin harus ditekan. Apabila absen dalam debat pamungkas maka kita perlu mencari jalan lain.Â
Jalan lain yang paling mungkin adalah mengarusutamakan isu 'pencurian' warisan kebudayaan dalam setiap media dan sentilan ringan kepada 'pembisik-pembisik' para Capres.Â
Waktu yang sisa di masa kampanye setidaknya dapat dimanfaatkan oleh para Capres untuk menggagas kebijakan yang tegas untuk menekan lajunya intensitas 'pencurian' warisan kebudayaan di satu sisi dan perlindungan yang ketat terhadap warisan kebudayaan di sisi yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H