Mohon tunggu...
Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Mohon Tunggu... Penulis - Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tim PKM STPM Santa Ursula Gelar FGD Bahas Mangrove di Kaburea

5 Desember 2023   09:45 Diperbarui: 5 Desember 2023   10:22 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Semua mitra masyarakat dalam mendampingi masyarakat menjalankan program hendaknya didasarkan pada konsep pemberdayaan sesuai dengan tipe masyarakat. Sehingga dengan demikian mitra dalam hal ini perguruan tinggi, sekolah, yayasan atau komunitas lain hadir untuk memberdayakan bukan memperdayakan," himbau Aris.  

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Sejak berabad silam, leluhur masyarakat Kaburea telah menitipkan semua kebiasaan mengelola dan merawat hutan untuk anak cucunya yang didasarkan pada aturan adat. Dari hasil hutan ini kehidupan masyarakat Kaburea digantungkan. Namun demikian pengalaman pengelolaan mangrove secara terorganisir belum pernah mereka alami. Tidak mengherankan bila ini adalah moment berharga bagi warga Kaburea untuk mulai mengenal lebih mendalam tentang mangrove.

"Kami pada awalnya tidak terbiasa dengan menanam mangrove tapi kami terus menikmati hasil dan sekarang ini kami sudah mulai membiasakan diri kami untuk bersatu dengan alam mangrove," jelas Marselinus, ketua kelompok peduli mangrove Kaburea.

Marsel yang dituakan dalam kelompok tersebut mengeluh bahwa banyak perahu nelayan yang menambatkan perahunya pada mangrove sehingga berpotensi merusak hutan bakau di Teluk Kaburea. Terhadap keresahan ini Marsel menghimbau agar pemerintah setempat bergerak cepat menertibkan ulah para nelayan tersebut.

 "Banyak perahu nelayan yang mengikat tali perahu pada pohon bakau. Ini jelas merusak bakau, karena itu kami berharap pemerintah dapat menertibkan ini," tambah Marsel.

Keresahan yang dialami Marsel dan kawan-kawannya ternyata dialami juga oleh Kepala Desa Tendakinde, Peter Dae, S.Fil. Beliau mengungkapkan adanya modus perambahan hutan mangrove yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Dalam upaya mengatasi kegelisahan ini Peter telah menyiapkan draft Perdes tentang mangrove yang akan disahkan dalam waktu dekat.

"Mangrove kita sudah rusak baik yang dilakukan oleh manusia dan alam. Kerusakan ini tidak saja dilakukan oleh warga di desa kita sendiri tapi juga ada dari dari warga desa luar. Ada beberapa modus yang telah dilakukan, misalnya warga luar tersebut datang menebang mangrove di wilayah kita lalu membawa keluar lalu datang lagi menjual di tempat kita sudah dalam bentuk balok dan sebagainya. Kami sedang merancang draft peraturan desa sambil meninjau lagi payung hukum yang bisa dijadikan rujukan lebih dalam," tegas Peter.

FGD saat itu memang menyedot perhatian hadirin dan membelenggu mereka dalam tukar-menukar pikiran yang intens. Tak terasa matahari Kaburea sudah bergeser hingga tegak lurus di atas aula kantor camat, namun cuaca panas yang menyeruak masuk ke dalam ruangan tidak mampu menyudahi diskusi mereka.

Fasilitator tahu betul hasrat diskusi yang berkembang saat itu. Di tengah kegelisahan akan rusaknya ekosistem mangrove Teluk Kaburea, fasilitator memberikan kesempatan kepada Kapospol Wolowae, Fidelis Nanga untuk memberikan pandangannya dari sisi keamanan.

"Kami sangat mendukung setiap kegiatan masyarakat sesuai dengan regulasi yang benar. Berkaitan dengan pengrusakan mangrove. Sejauh ini kami telah menangkap dua orang pelaku dan telah dijadikan tersangka. Jadi ini tidak main-main," tegas Fidelis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun