Mohon tunggu...
Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Mohon Tunggu... Penulis - Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Bertekun dan Maju Sampai Akhir", Misa Pembukaan Tahun Pelajaran Kampus Santa Ursula Ende

28 Juli 2020   16:53 Diperbarui: 28 Juli 2020   16:53 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bertindaklah, majulah, percayalah, berusahalah, yakinlah, berserulah kepada-Nya dengan segenap hati Anda. Anda tentu akan menyaksikan hal-hal yang mengagumkan bila Anda mengarahkan segalanya demi kemuliaan Allah dan kebahagiaan jiwa-jiwa" (Prakata Nasehat Santa Angela: 17-18).

Kebahagiaan diselimuti rasa haru yang mendalam tidak dapat disembunyikan oleh warga kampus Santa Ursula Ende ketika melangsungkan perayaan misa pembukaan tahun pelajaran 2020/2021 di Aula STPM St. Ursula pada hari Sabtu, 25 Juli 2020.

Mengapa tidak? Perayaan misa kali ini merupakan jawaban kerinduan untuk misa bersama dari warga kampus Santa Ursula Ende setelah sekian lama absen karena dampak coronavirus disease (Covid-19). Yah, covid-19 menyebabkan seluruh aktivitas peribadatan harus dilakukan dari rumah secara online.

Bukan karena digerogoti ketakutan akan penyebaran virus corona, tetapi karena adaptasi terhadap tatanan era new normal, protokol kesehatan diterapkan dengan sangat ketat. 

Perayaan Misa yang dipimpin oleh Pater Charles Lamaberaf, SVD, dihadiri semua unit kampus Santa ursula, seperti SD Santa Ursula, SMPK Santa Ursula, STPM Santa Ursula, unit Santa Angela Labuan Badjo, dan Karyawan/wati. Dalam perayaan ini juga disediakan layanan streaming untuk para siswa/siswi dan mahasiswa yang mengikuti perayaan misa dari rumah.

Misa pembukaan tahun pelajaran 2020/2021 yang bertema: "Bertekun dan maju sampai akhir" bersamaan dengan perayaan pesta Santo Yakobus rasul. 

"Santo Yakobus rasul dikenal sebagai tokoh dengan kepribadian yang sangat impulsif dan sangat ambisius. Ia jatuh bangun dalam pengalaman kemuridan bersama dengan Yesus. Yakobus tetap bertekun, pantang mundur sampai akhir. Ia akhirnya tercatat sebagai martir pertama di kalangan para rasul. Jejak Yakobus bisa menjadi inspirasi untuk kita yang terlibat dalam dunia pendidikan. Spirit kemuridannya dapat menjadi spirit kita. Bahkan bila tahun kemarin kita mengalami kegagalan, jatuh bangun dalam dunia pendidikan tetapi kita pantang menyerah. Kita mau bertekun sampai akhir. Kita rela untuk disalibkan menjadi martir dengan tanggung jawab dan tugas yang kita emban di lembaga pendidikan," kata Pater Charles Lamaberaf dalam kata pembukaan.

Dalam kotbahnya, pastor kelahiran Lamalera, Lembata itu memberikan peneguhan berdasarkan bacaan Injil Matius 20:20-28. Dengan dasar biblis itu, ia merefleksikan dan memaknai pembukaan tahun pelajaran dalam terang kemuridan Santo Yakobus rasul. 

Tak berhenti di situ, Pater Charles juga mengkorelasikannya dengan kepribadian Santa Angela sebagai Pilgrim Woman. Pada akhir homili, beliau menyinggung makna nama Santo Stefanus martir pertama.

Dokumen Pribadi: Misa pembukaan tahun pelajaran kampus Santa Ursula Ende yang dihadiri oleh seluruh unit
Dokumen Pribadi: Misa pembukaan tahun pelajaran kampus Santa Ursula Ende yang dihadiri oleh seluruh unit

Edukasi dan Transformasi

Dalam kotbahnya, Pater Charles mengatakan bahwa Injil Matius 20:20-28 secara terang melukiskan Yakobus dan saudaranya jatuh dalam romantisme masa lalu karena masih mendengar suara sumbang kekasih mereka yakni ibu mereka yang seharusnya sudah ditinggalkan di pantai danau Galilea bersama ayah mereka, Zebedeus. 

Yakobus lupa bahwa untuk menjadi besar tidak harus melalui kursi atau jabatan melainkan dengan merendah dan menjadi hamba untuk melayani. Hal ini menstimulasi reaksi massal oleh murid-murid yang lain.

"Lalu saudara-saudara, apakah oleh setitik nila kesalahan yakobus menjadi rusak susu sebelanga kemuridannya bersama Yesus? Bukankah kemuridan Yakobus ibarat bejana tanah liat rapuh yang hanya bisa disempurnakan oleh Yesus, Tuhan dan Guru. Di hadapan Yakobus dan saudaranya, juga di hadapan murid-murid yang lain, Yesus tampil sebagai Guru yang merevitalisasi spirit pelayanan mereka, yang menegaskan visi bersama mereka, yang mana visi itu tidak dicapai dengan kursi dan kuasa tetapi dengan menjadi hamba, pelayan. Kisah Yakobus adalah kisah tentang dinamika pendidikan yang tak luput dari pengalaman jatuh dan bangun. Pendidikan artinya menghantar orang keluar dari kegelapan pengetahuan kepada terang pengetahuan. Pendidikan juga adalah perkara transformasi yang tidak bisa sekaligus jadi, seperti perkara Yakobus tak hanya selesai di pantai danau Galilea. Dalam perjalanan pendidikan tentu berhadapan dengan pengalaman kegagagalan, namun kegagalan itu hendaknya dilihat sebagai spirit untuk mewujudkan visi bersama," ucap Pater Charles yang juga adalah dosen STPM Santa Ursula.

Untuk mewujudkan visi pendidikan, maka pelaku pendidikan dituntut untuk melayani secara total, sebab dengan demikian upaya transformasi dapat berproses. Hal ini sejalan dengan nilai yang ditawarkan oleh Santa Angela Merici yakni 'serviam'. Pelayanan total bagi sesama.

Santa Angela Merici Sosok Pilgrim Woman

Terhadap pelayanan tanpa syarat di tengah situasi yang sulit, Pater Charles mengajak segenap warga kampus Santa Ursula untuk belajar dari Santa Angela Merici yang dijuluki Pilgrim Woman atau wanita peziarah.

"Tentang hal ini, kita juga bisa belajar dari spirit Santa Angela Merici yang dijuluki Pilgrim Woman. Santa Angela adalah seorang wanita peziarah yang berjumpa dengan aneka pengalaman baik maupun tragis dan berjumpa dengan sejumlah kelompok manusia dari aneka kebudayaan. Justru dengan perjumpaannya dengan berbagai pengalaman, Angela menjadi seorang pejuang yang tangguh, yang mengedukasi banyak perempuan di zamannya dalam situasi yang sangat sulit."

Dengan berbagai kesulitan yang tengah kita hadapi dalam dunia pendidikan, Pater Charles mengajak segenap warga kampus untuk tidak terlena dengan kegagalan. Kegagalan tidak boleh menghentikan langkah kita dalam perjuangan mewujudkan misi pendidikan.

"Kita tak mesti berhenti di pantai danau Galilea. Kita juga tak harus mundur oleh karena pengalaman kegagalan. Kita diajak untuk bertekun dan maju sampai akhir. Maju dalam pendidikan, maju dalam edukasi, maju untuk bertransformasi bahkan di tengah situasi yang sulit sekalipun," demikian kata Pater Charles.

Stefanus dan Mahkota Perjuangan

Terkait dengan spirit 'maju' di tengah situasi yang serba sulit, Pater Charles mencontohkan martir pertama dalam gereja yakni Santo Stefanus. Santo Stefanus juga mengalami kesulitan yang maha dahsyat, bahkan ia merelakan dirinya dirajam dan hingga akhirnya mati mengenaskan.

Namun dengan kematiannya, Santo Stefanus justru mendapatkan mahkota kemuliaan. Perjuangan berat yang dilalui Santo Stefanus menjanjikannya sebuah kebahagiaan sejati.

"Martir pertama dalam gereja, Stefanus juga melewati situasi yang sangat sulit, dirajam lalu dibunuh. Lalu kemudian ia mendapatkan apa yang dinamakan mahkota kemuliaan. Dalam bahasa Yunani, Stefanus artinya mahkota yang didapatkan karena orang berjuang. Semoga kita semua mendapatkan mahkota karena perjuangan kita, meskipun seperti Yakobus kita mendapatkan kegagalan namun pada akhirnya kita akan mendapatkan mahkota," tutup Pater Charles dalam kotbahnya.

Lounching E-Learning Kampus Santa Ursula Ende

Dokumen Pribadi: Suster Lidwina Suhartati, OSU menabuh gong sebagai tanda peluncuran e-learning kampus Santa Ursula Ende
Dokumen Pribadi: Suster Lidwina Suhartati, OSU menabuh gong sebagai tanda peluncuran e-learning kampus Santa Ursula Ende

Setelah warga kampus Santa Ursula dipuaskan dengan Ekaristi kudus yang dimeriahkan oleh koor dari Unit SD Santa Ursula, warga kampus terlibat dalam acara peluncuran e-learning kampus Santa Ursula Ende. Dalam nada penuh syukur, moment lounching e-learning ditandai dengan pemukulan gong oleh suster ketua Yayasan Nusa Taruni Bhakti,  Sr. Lidwina Suhartati, OSU. 

Dalam sambutannya di acara ini, suster ketua yayasan menjelaskan bahwa VP (Value Proposition) Renstra kampus Santa Ursula Ende 'Menjadi komunitas pembelajar yang membentuk pribadi yang humanis dan menguasai teknologi,' sangat relevan dengan kondisi sekarang yakni era revolusi industri 4.0. 

Dengan demikian, warga kampus diajak untuk terbuka, beradaptasi terhadap perubahan, menjawab kebutuhan masyarakat dan mewujudkan cita-cita bersama.

Beliau juga memberikan apresiasi terhadap kinerja tim IT yang bekerja keras mempersiapkan alat-alat sampai pada proses pemasangannya. Tak lupa pula apresiasi ditujukan kepada para pendidik yang dengan tekun, penuh semangat dan suka cita mempersiapkan pembelajaran yang menarik secara during.

"Pada kesempatan ini dengan penuh rasa syukur kita lounching e-learning yayasan Nusa Taruni Bhakti Kampus Santa Ursula Ende dengan alamat e-learning: sanurende.sch.id untuk SD dan SMP, edu.sanurende.sch.id untuk STPM, kampus Santa Angela Labuan Badjo dengan alamat: angela.sanurende.sch.id," kata Suster Lidwina Suhartati, OSU.

Ada secuil harapan yang tersembul pada acara lounching e-learning. Suster ketua yayasan berharap dengan tersedianya e-learning, para peserta didik dapat belajar dengan penuh suka cita dan dapat mengakses pembelajaran dari mana pun dan kapan pun dalam mempersiapkan masa depan. Tentu harapan ini selaras dengan terwujudnya CV Renstra yakni menjadi pribadi yang humanis dan menguasai teknologi tanpa melupakan semangat 'serviam'.

"Besar harapan kami, dengan e-learning ini proses pembelajaran semakin dinikmati oleh para peserta didik karena mereka bisa mengakses pembelajaran dari mana pun dan kapan pun. Semoga mereka dapat belajar dengan penuh suka cita dan semangat dalam mempersiapkan masa depan. Semoga mereka semakin tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang humanis dan menguasai teknologi, terlibat aktif dalam membangun masyarakat dengan semangat serviam," ucap Sr. Ketua yayasan yang akrab disapa Sr. Tati.

Sebagai tanda terima kasih atas dukungan terwujudnya e-learning yayasan Nusa Taruni Bhakti, beliau mengucapkan terima kasih kepada Sr. Monika  Lita Hasana, OSU sebagai provinsial Ursulin provinsi Indonesia dan semua dewannya, Sr. Ferdinanda, OSU sebagai ketua 1 pusat yayasan pendidikan Ursulin, Sr. Regina, OSU sebagai ketua 2, para suster di komunitas Ende dan di komunitas-komunitas lain, kampus santa Maria Surabaya, kampus St. Bernardus Madiun, Pak sony dan tim IT kampus, tim during yayasan Nusa Taruni Bhakti, para kepala satuan pendidikan dan para pendidik, tenaga kependidikan, tenaga penunjang, dan para orang tua serta seluruh peserta didik.

Di akhir sambutannya, Sr. Tati, OSU mengajak semua pihak untuk bekerja sama, bersinergi demi perkembangan kampus santa ursula Ende dan kampus Santa Angela Labuan Badjo. Di bawah panji Santa Angela Merici warga kampus Santa ursula  yakin dan percaya bahwa visi besar pendidikan akan terwujud melalui 'ketekunan dan maju sampai akhir'. Segala upaya dan kerja keras senantiasa berada dalam bimbingan dan berkat Tuhan. Semua akan indah pada waktunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun