Mohon tunggu...
Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Mohon Tunggu... Penulis - Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

SSK Melalui Diversifikasi Pangan Lokal (Kecerdasan yang Terlupakan)

1 Juni 2020   14:16 Diperbarui: 1 Juni 2020   14:24 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap tidak cerdas dalam mengelola keuangan seperti yang diuraikan di atas, disebabkan oleh pesimisme akan keterpenuhan kebutuhan hidup dan kepanikan terhadap kemapanan ekonomi rumah tangga di masa pandemi. 

Dengan ini menjadi jelas bahwa kualitas SDM adalah faktor fundamental yang memengaruhi stabilitas ekonomi seperti yang diuraikan oleh para ahli ekonomi dalam berbagai literatur. Kultur masyarakat yang belum dewasa dan madani akan riskan terkena pengaruh opini publik terkait pandemi covid-19. Akibatnya masyarakat cenderung berperilaku kurang cerdas dalam mengelola sistem keuangan.

Diversifikasi Pangan Lokal, Kecerdasan yang Terlupakan

Kepanikkan dan kegelisahan terhadap biaya hidup di tengah pandemi covid-19 sesungguhnya dapat ditanggulangi dengan diversifikasi pangan lokal. Hal ini penting dilakukan untuk mengatasi lemahnya daya beli masyarakat di tengah meroketnya harga pangan di masa pandemi. Kegalauan masyarakat tersebut lantas mengarahkan mereka untuk menarik simpanan sebanyak mungkin di bank agar dapat memenuhi kebutuhan hidup di masa pandemi. 

Diversifikasi pangan lokal adalah langkah cerdas yang kerap dilupakan begitu saja dalam setiap kajian. Padahal pangan lokal merupakan aset penting yang sangat berguna untuk kelangsungan hidup di tengah ancaman pandemi covid-19. Diversifikasi pangan lokal dapat memutuskan ketergantungan impor yang memicu lonjakkan harga berbagai kebutuhan bahan pokok. 

Kondisi 'hiperinflasi' inilah dalam berbagai diskusi ilmiah di ruang publik ditengarai sebagai penyebab kegelisahan masyarakat yang berujung pada perilaku tidak cerdas dalam manajemen keuangan. Pada akhirnya hal ini menyebabkan ambruknya tatanan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu solusi yang tepat dan nyaris terlupakan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia adalah diversifikasi pangan lokal.

Diversifikasi pangan adalah salah satu komponen strategis pemantapan ketahanan pangan. Dalam "twintrack approach" FAO (2006) secara eksplisit disebutkan bahwa diversifying agricullture and employment adalah  salah satu opsi terpenting pada dimensi stabilitas ketahanan pangan. 

Diversifikasi berbasis pangan lokal juga merupakan alternatif paling layak untuk memantapkan ketahanan pangan yang dapat menekan ketergantungan terhadap belanja kebutuhan dasar.

Benang Merah Diversifikasi Pangan dan SSK

Seperti yang sudah diulaskan di atas bahwa kekhawatiran terhadap eksistensi ekonomi di tengah pandemi covid-19 membuat masyarakat gagal mengelola keuangannya secara cerdas. 

Hal itu tidak terlepas dari upaya survive agar tidak ingin 'mati konyol' karena kelaparan atau pun gagal memenuhi kebutuhan pokok. Namun faktanya, banyak masyarakat yang keliru mengelola keuangannya hanya untuk sebuah 'survive'. Menarik uang hanya untuk biaya hidup di masa pandemi sungguh tak rasional sebab sesungguhnya kebutuhan pokok dapat dipenuhi dengan mengintensifkan pangan lokal. Selain dapat dikonsumsi, pangan lokal juga mampu mendatangkan uang dan bahkan menyerap tenaga kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun