Oleh karena itu ketika kita sakit, sebaiknya pikiran kita diisi dengan ayat-ayat suci, sambil memahami rencana Allah terhadap kita. Dengan mengucapkan doa dan harapan kepada Allah, Â kita akan jauh lebih sehat daripada mengotori pikiran kita dengan pikiran-pikiran dosa.
Selain itu ketika sakit, jangan pula diri kita dipenuhi dengan kekhawatiran melainkan penuhilah diri kita dengan puasa, amal dan ibadah. Ibadah justru mengubah perspektif kita terhadap sakit dan penderitaan kita. Ibadah menjawabi harapan kita dan sekaligus menyerahkan hasilnya di tangan Allah.
Demikianlah sebuah pandangan tentang penananganan sakit dan penyakit dari perspektif spiritualitas. Ini adalah sebuah alternatif pengobatan bila didasarkan pada isi iman kita.
Dengan demikian sakit dan masalah kesehatan umumnya tidak dilihat sebagai sebuah penghalang untuk melangsungkan puasa dan ibadah di bulan suci Ramadan ini. Justru dalam penderitaan atau sakit, kita lebih jernih melihat kuasa Allah dan dengan sakit dan penderitan pula kita diajak untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Akhirnya sakit teratasi dan ibadah tetap dijalankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H