Mohon tunggu...
Richard Mandonap Mnsen
Richard Mandonap Mnsen Mohon Tunggu... Lainnya - freelence

Saya lahir di Biak dan besar di Raja Ampat, merupakan alumni Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta, program studi Ilmu Pemerintahan. Saat ini berdomisili di Sorong, dan sedang bergabung menjadi Volunteer di TBM Rumah Baca Suprau.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Raja Ampat, Pariwisata kah Tambang ?

9 Agustus 2024   14:11 Diperbarui: 9 Agustus 2024   14:19 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Nasib masyarakat adat

Hadirnya pertambangan berpotensi memiliki dampak terhadap ekologis, kawasan konservasi seperti kepualauan wayag akan terancam limbah tambang yang nantinya jatuh ke laut. Tentu bukan hanya ekosistem yang terdampak dari kerusakan lingkungan, tetapi akan berimbas luas kepada kehidupan masyarakat adat pemilik ulayat. Masyarakat secara sosial akan terancam, aktivitas masyarakat yang sebagian besar nelayan tidak akan bisa melaut lagi karena ekosistem yang rusak.

Hal ini perlu menjadi atensi serius bagi NGO untuk mendampingi masyarakat adat dalam menjaga alamnya, dan juga  pemerintah daerah sebagai representasi masyarakat perlu untuk bersuara pada negara tentang nasib masyarakat adat yang berhadapan dengan dampak pertambangan bagi ekologisnya.

Selain itu juga para pelaku usaha pariwisata pun akan terdampak karena kawasan wisata yang akan berubah jika ekosistemnya terganggu. Dan mungkin benar, bahwa Raja Ampat sebagai daerah Pariwisata akan hanya tinggal nama.

Pariwisata kah Tambang?

Ini menjadi pertanyaan besar bagi pemerintah daerah dalam melihat potensi yang ada, dengan mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan bagi masyarakat adat dan orang banyak yang mendiami Raja Ampat. Apakah Raja Ampat akan tetap menjadi daerah konservasi yang berfokus pada pengelolaan Pariwisata atau menjadi daerah pertambangan sesuai dengan potensi yang ada? Bagi orang banyak ini mungkin akan menjadi pro-kontra, karena kita tahu bahwa pertambangan memiliki peluang untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar tetapi di lain sisi alam itu akan terancam dan mati secara perlahan.

Oleh : Richard Mnsen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun