Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam akan bahu membahu mewujudkannya – Ir. Soekarno
Sejak kecil saya memiliki cita-cita untuk menjadi seorang penulis. Bermula dari kebiasaan saya membaca buku-buku di perpustakaan pribadi koleksi paman di rumah nenek, membuat saya juga ingin memiliki banyak buku dan akhirnya ingin menjadi seorang penulis yang menulis bukunya sendiri.
Saat usia saya semakin beranjak dewasa, ketika seragam yang melekat di tubuh sudah berganti warna, dari putih-merah ke putih-biru hingga kemudian berubah ke putih-abu-abu, cita-cita dan impian saya mulai berkembang tanpa batas. Saya tak hanya ingin menjadi sekadar penulis,  saya ingin menjadi penulis novel best seller yang karyanya diangkat menjadi sebuah film layar lebar yang  disaksikan oleh jutaan pasang mata. Tapi, tak hanya itu, saya pun ingin menjadi penulis skenario dari novel karya saya yang difilmkan tersebut.
Bagi orang lain mungkin hal ini terdengar muluk atau berlebihan, tapi bagi saya tak ada impian yang berlebihan, karena saya meyakini semesta akan mendukung impian yang diyakini sepenuh hati dan diusahakan dengan kesungguhan.
Maka dari itu, sejak lulus SMA, saya mulai memasang banyak target sebagai suatu bentuk batu loncatan agar impian saya dapat tercapai. Sebelum sebuah buku diangkat menjadi sebuah film maka buku yang ditulis tersebut haruslah menjadi buku yang best sellerdan disukai oleh banyak orang.
Memang  banyak yang mengatakan bahwa tak semua novel best selleritu berkualitas, dan tak semua novel berkualitas bisa menjadi novel yang best seller.Akan tetapi saya ingin mematahkan anggapan tersebut, saya ingin menulis novel best seller yang berkualitas hingga akhirnya bisa diangkat menjadi sebuah film berkualitas yang kemudian skenarionya saya tulis sendiri. Dan berikut ini adalah 8 (delapan) hal yang sudah saya lakukan untuk menggapai My Unlimit8 Dream :
1. Kuliah Jurusan Komunikasi
Setelah lulus SMA, saya memilih untuk masuk kuliah di jurusan komunikasi dan mengambil konsentrasi Jurnalistik. Komunikasi dan jurnalistik sangat erat kaitannya dengan dunia kepenulisan, dan hal ini sangat bermanfaat bagi saya karena selain mengetahui cara menulis yang baik dan benar, khususnya sesuai kaidah tata bahasa dan EYD, saya juga memahami cara berkomunikasi berbagai media, seperti media elektronik dan media cetak, sehingga saya bisa belajar bagaimana suatu pesan yang dikomunikasikan lewat tulisan dan lewat film bisa tersampaikan dengan baik. Â
2. Membaca Banyak Buku
Aktivitas menulis tak bisa dipisahkan dari aktivitas membaca, jika ingin menjadi penulis, maka harus banyak membaca. Untuk menjadi penulis yang baik, haruslah menjadi pembaca yang baik terlebih dahulu. Oleh karena itu, saya usahakan untuk membaca sebanyak-banyaknya buku. Membaca buku tak hanya memberi banyak pengetahuan, tapi saya juga bisa belajar bagaimana cara menulis dan tata bahasa yang baik dan benar.
Saya membaca buku apa saja, baik fiksi atau non fiksi, baik novel anak, novel remaja, atau novel detektive. Saya juga tidak membatasi genre bacaan, baik itu religi, romance, atau horor, karena saya meyakini bahwa setiap bacaan atau buku menyimpan pengetahuannya masing-masing.
