Mohon tunggu...
Richad Ade Sastra
Richad Ade Sastra Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

FST UNAIR

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bagaimana Plastik Bisa Dibuat?

23 April 2020   09:19 Diperbarui: 23 April 2020   09:48 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kampanye pengurangan penggunaan plastik telah menyebar dan bahkan menjadi pembelajaran dasar di jenjang pendidikan paling rendah seperti Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. 

Urgensi akan kelestarian dan kebelanjutan fungsi bumi seutuhnya adalah hal yang melatarbelakangi gerakan masyarakat dunia tanpa plastik. Plastik dianggap sebagai salah satu polutan yang dianggap mencemari fungsi lingkungan karena sifatnya yang tidak bida didegradasi oleh lingkungan dalam kurun waktu yang lama sekalipun. 

Hal tersebut juga banyak didukung oleh temuan-temuan kasus yang memperkuat fakta bahwasannya keberadaan plastik cukup mengancam ekosistem. 

Misal pada beberapa kesempatan lalu, dunia dihebohkan dengan ditemukannya ikan paus yang mati  terdampar  di pesisir yang diduga disebabkan terlalu banyak menelan sampah plastik yang ada di perairan yang menjadi ekosistemnya. Dan bahkan masih banyak lagi kasus negatif yang melibatkan plastik sebagai  terdakwanya. 

Tetapi lebih dari itu teman-teman, kita patut mengetahui pula bagaimana plastik itu bisa dibuat dan bagaimana plastik bisa beredar dan banyak dijumpai di  lingkungan kita, khususnya di Negara Indonesia.

Plastik mempunyai peranan besar dalam kehidupan sehari-hari biasanya digunakan sebagai bahan pengemas makanan dan minuman karena sifatnya yang kuat, ringan dan praktis. 

Menurut definisi dari (Apriyanto 2007 dan Aryanti 2013 dalam Agustina Putri Serly ,2014) plastik sebagai material polimer atau bahan pengemas yang dapat dicetak menjadi bentuk yang diinginkan dan mengeras setelah didinginkan atau pelarutnya diuapkan. Plastik merupakan senyawa polimer, artinya ada bahan dasar yang menjadi monomer (bahan inti). 

Di dalam ilmu kimia, monomer sering diistilahkan sebagai starting molecule. Pada plastik, banyak jenis monomer yang digunakan tergantung untuk pennggunaannya. Salah satu jenis monomer yang polpuler dan sering diproduksi di Indonesia adalah monomer etilen (etena). Merupakan senyawa kimia yang didapat dari gas alam. 

Etilen merupakan senyawa yang berwujud gas dan memiliki titik didih yang sangat rendah, sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk melakukan penambangan gas alam seperti etilen. Sejauh ini di Indonesia mayoritas industri produksi etilen banyak ditemui dan di rancang di tanah Papua, sebagian dari perusahaan migas juga menyisihkan produksi samping berupa etilen dan terintegrasi langsung dengan plant polimerisasi sehingga industri migas juga menjual etilen dalam wujud polimerisasi. 

Etilen yang dipolimerisasi akan membentuk Polietilen (polyethilene) biasa disingkat dalam pasaran menjadi PE. Polietilen ini akan dikembangkan ke dalam berbagai macam jenis plastik, antara lain yaitu PET (Polyethilene Terepthalate), HDPE (High-Density Polyethilene), dan LDPE (Low-Density Polyethilene). 

Selain etilen, bahan monomer yang digunakan bisa juga dari propilen (gas propena), dan juga vinyl. Dari 3 contoh yang saya coba beri merupakan senyawa kimia organik, artinya senyawa tersebut tersusun atas rantai hidrokarbon (atom H dan atom C). seringkali masyarakat memberikan edukasi kurang tepat dengan melihat sifat plastik yang sukar diuraikan lingkungan sehingga mengambil kesimpulan bahwa bahan dasar pembuatannya disintesis dari campuran bahan-bahan sintetik kimia. 

Monomer plastik jelas merupakan senyawa organik (terdiri dari hidrokarbon) dan diapat langsung dari alam, akan tetapi yang perlu ditekankan adalah sifat monomer ketika telah dipolimerisasi. Setelah dipolimerisasi, akan didapat senyawa yang lebih kompleks dengan kekuatan ikatan senyawa kimia yang berbeda dengan monomer asalnya, sehingga dapat mempengaruhi sifat degradasinya terhadap ekosistem.

Sejauh ini, produksi bahan PE (PolyEthilene) di Indonesia masih didominasi oleh dua perusahaan besar di Jawa Barat, yaitu PT. Chandra Asri Petrochemical dan PT. Asahimas Petrochemical.  Kedua perusahaan didaulat sebagai penyuplai terbesar keperluan industri lain seperti otomotif, konstruksi hingga industri perabot rumah tangga. 

Tentunya kebutuhan PE di dalam negeri sangat besar, walaupun memang keberadaanya ketika menjadi limbah cukup berisiko, tetapi upaya penggantian plastik dengan bahan biodegradable lainnya masih belum dijumpai tingkat efektifitas yang sama, sehingga perlu dilaksnakan penelitian yang berkelanjutan untuk menjawab tantangan ini kedepan. Selamat hari bumi, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun