Mohon tunggu...
Sosbud

Indonesia Tak Butuh Gelar Pahlawan Nasional (Lagi)!

19 Oktober 2010   01:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:19 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia tak lagi butuh pemberian gelar pahlawan nasional lagi, karena yang kita butuhkan saat ini adalah keteladan yang menginspirasi negeri ini bangkit dari keterpurukkan

Bahwa seseorang itu telah memberikan sesuatu yang terbaik buat diri dan bangsa ini, tentu kita bisa mengambil teladannya. Bahwa seseorang tersebut semasa hidupnya telah melakukan kesalahan terhadap diri, keluarga dan bangsa ini kita masih tetap bisa mengambil hikmah dibalik itu agar tidak terjebak pada kesalahan yang sama.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, sebuah kalimat yang begitu familiar digendang telinga kita bukan?, tetapi penghargaan macam apa yang bisa kita berikan?, tentunya bukan sekedar memberikan gelar pahlawan dan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan serta memberikan taburan bunga dan upacara-upacara rutin yang dilakukan setiap tahun.

Bangsa yang besar tidak hanya berkutat pada seremonial dan pemberian gelar semata, sementara teladan yang telah diberikan oleh sang pahlawan terabaikan begitu saja. Bukan karena pahlawan nasional saja bangsa ini lantas menjadi bangsa yang besar, kita butuh lebih sekedar hal itu.

Bagaimana membumikan "kebenaran"  yang bersumber dari langit keseluruh penjuru negeri, sehingga bukan hanya kita menjadi bangsa yang besar dihadapan penduduk bumi juga bangsa yang besar dihadapan pemilik kehidupan ini.

Ribuan pahlawan mungkin sudah terlahir dari negeri ini selama seabad sejarah bangsa ini terbentang, hingga tidak cukup terakomodir didalam makam eksklusif yang bernama Taman Makam Pahlawan. Tetapi mungkin diantara pahlawan-pahlawan tersebut terselip "penghianat bangsa", oleh karena keteledoran dalam mendefinisikan arti kata pahlawan sebenarnya hanya karena nafsu politik dan intrik-intrik.

Sebaiknya negeri ini menyudahi episode pemberian gelar pahlawan nasional sampai disini saja. Biarkanlah masyarakat menilai dan memberikan apresiasinya masing-masing terhadap seseorang yang dianggapnya sebagai pahlawan, tak perlu lagi ada tanah-tanah pemakaman khusus buat menempatkan jasad-jasad yang telah berbuat banyak bagi bangsa ini.

Tokh keharuman dan semerbak jasa-jasa manusia teladan yang terlahir dari bangsa ini akan tetap tercium  walaupun tanpa  taburan bunga dan gelar pahlawan yang disematkan. Jangan sampai karena gelar kepahlawanan kita menjadi berpolemik berkepanjangan dan menguras tenaga dan fikiran, sementara keberlangsungan bangsa ini terabaikan.

" Siapapun elemen bangsa ini bisa menjadi "pahlawan" selama yang ia lakukan selama hidupnya memberikan banyak manfaat buat negeri ini, setidaknya tidak menjadi beban buat bangsa ini "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun