Mohon tunggu...
Politik

Pejabat Dibalik Aksi Terorisme

26 Juli 2010   01:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:36 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat kini dihantui oleh aksi terorisme gaya baru, tetapi rupanya pemerintah kali ini tak tampak sesibuk pada aksi pemberantasan teroris yang masih menggunakan gaya lama dalam melakukan aksinya. Hal ini patut diduga ada pejabat negara yang bermain didalamnya sehingga tak terlihat tindakan yang begitu responsif.

Akibat aksi terorisme tersebut sudah banyak korban berjatuhan dimana-mana, tetapi tak ada satupun anggota densus 88 yang datang mengamankan. Hanya polisi-polisi biasa saja dan para petugas pemadam kebakaran yang sibuk mengidentifikasi serta mengamankan wilayah agar aksi tersebut tidak melebar.

Setelah kejadian berlangsung tak kita lihat konferensi pers yang dilakukan pejabat polri yang didampingi panglima TNI untuk menegaskan kejadian yang baru saja berlangsung, padahal korban yang jatuh tidak sedikit.

Tak pula kita lihat selebaran-selebaran yang terpampang ditempat-tempat umum untuk mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada dalam menghadapi aksi terorisme yang satu ini.

Kalau dahulu untuk menghadang laju aksi terorisme semua tempat-tempat umum diberi poster-poster pelaku terorisme, mulai dari kantor polisi, kantor pemerintahan, masjid dan pesantren, pos-pos ronda dan tempat-tempat yang dianggap strategis untuk memblokade para teroris dalam melakukan aksinya.

Apakah ini sebuah indikasi keterlibatan para pejabat negara, sehingga masalah terorisme yang telah memakan korban jiwa ini tak begitu terlihat campur tangan pemerintah?

Sangat memprihatinkan jika aksi terorisme berlangsung terus-menerus tanpa ada i’tikad yang kuat dari pemerintah untuk menyelesaikannya. Padahal para pelaku dapat dengan mudah ditemukan dan proses deradikalisasi tak membutuhkan biaya yang cukup besar, apalagi meminta sokongan dana dari pihak asing.

Tak perlu dramatisasi yang dilakukan oleh TV ONE dan METRO TV dalam melakukan aksi penggerebekan, tak perlu kokangan senjata dari densus 88 karena para pelaku tersebut tak akan melawan balik.

Mereka hanya membutuhkan rehabilitasi saja untuk menghentikan aksi terorisme, dan pemerintah harus menarik semua para pelakunya agar tak lagi membuat masyarakat merasa tercekam akibat ulahnya.

Kita sudah tahu semua bahwa pelaku terorisme itu tak lebih tinggi dari ukuran tubuh kita, tetapi berbahaya jika pemerintah masih saja lebay dalam menanganinya!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun