Mohon tunggu...
Rica Desiningsih
Rica Desiningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru TK MUSLIMAT NU 16 ISLAM KARTINI

Saya adalah seorang Guru Paud yang memiliki hobby menonton film, dengan kegiatan sehari - hari menjadi ibu Rumah Tangga dengan 1 anak. Film kesukaan yakni Harry Potter

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kosa Kata Anak Usia Dini dengan Wayang Papercraft

19 November 2022   21:15 Diperbarui: 19 November 2022   21:21 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Hakikat Anak
  • Anak Usia Dini adalah Anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun, pada usia inilah anak akan membentuk Karakter dan kepribadian anak. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dlaam Undang-undang  Sistem Pendidikan Nasional bahwa yang termasuk  Anak Usia Dini adalah yang masuk rentang Usia 0-6tahun. Pada masa ini anak disebut Golden Age atau Usia Emas. Pemberian makanan seimbang, stimulasi yang efektif untuk menumbuhkan perkembangan secara maksimal.
  • Hakikat anak Usia dini khususnya TK diantaranya menurut Bredecam dan Coople, Brener serta Kellough yang dikutip Masitoh sebagai berikut:
  • Anak bersifat unik
  • Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan
  • Anak bersifat aktif dan energik
  • Anak itu egosentris
  • Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal
  • Anak itu eksploratif dan berjiwa petualang
  • Anak umumnya kaya dengan fantasi
  • Anak masih mudah frustasi
  • Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak
  • Anak memiliki daya perhatian yang pendek
  • Anak merupakan masa belajar yang paling potensial
  • Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman

Dari pengertian anak usia dini diatas penulis menyimpulkan bahwa pada usia 0-6 tahun adalah masa keemasan untuk anak. Pada masa perkembangan ini  anak cukup spesial karena memiliki kebutuhan psikologis, pendidikan dan fisik yang khas. (Akbar.Eliyyil. Metode Belajar Anak Usia Dini, (Jakarta : Kencana.2020. 2-3)

Penguasaan  kosakata  pada  anak  usia  dini  merupakan  cerminan  dari  kemampuan  berbicara (Liyana  &  Kurniawan,  2019;  Ruiyat,  Yufiarti,  &  Karnadi,  2019a).  Pada  usia  5  hingga  6  tahun  kemampuan anak  mengalami  peningkatan,  anak  sudah  dapat  berbicara  lancar  dengan  kosakata  baru  sekitar  8000 hingga   9000   kata (Pebriana,   2017;   Suardi,   Ramadhan,   &   Asri,   2019).   

Kemampuan tersebut dapat berkembang pesat jika anak diberikan stimulasi oleh orang tua dan guru, Anak akan mudah menyerap apa yang baru saja ia dengar kemudian anak akan menirukan dan hal tersebut akan menambah kosakata. Anak dapat  mencari  cara  dalam  memperbaiki  kesalahpahaman,  serta  dapat  belajar  menjadi  pendengar  yang baik,  perselisihan  dengan  temannya  dapat  diselesaikan  dengan  kata-kata  dan  mereka  dapat  bermain bersama.  

Walaupun  anak  usia  dini  mempunyai  kuantitas  kosakata  yang  baik,  kosakata  anak  sedikit tercampuri  oleh  kosakata  bahasa  daerah.  Kosakata  anak  dipengaruhi  oleh  lingkungan (Fika,  Meilanie,  & Fridani, 2020; Ruiyat et al., 2019a). Semakin anak memiliki banyak kosakata, maka semakin banyak anak dapat   memahami   tuturan   yang   disampaikan   oleh   guru,   orangtua,   maupun   temannya.  

 Hal   ini   juga didukung  oleh  kunungan  komunikasi  yang  baik  antara  orangtua  dan  anak  sehingga  hal  ini  berdampak pada  kuantitas  ragam  kosakata  yang  dikuasi  anak (Fadlilah,  2020;  L.  A.  D.  Putri,  Yetti,  &  Hartati,  2020). Pembelajaran di sekolah juga membantu penambahan kosakata.

Pada masa kanak-kanak selain bermain sebagai bentuk kehidupan dalam kecakapan memperoleh

keterampilannya, anak-anak juga sudah dapat menerima berbagai' pengetahuan dalam pembelajaran secara akademis untuk persiapan mereka memasuki pendidikan dasar selanjutnya. Pendidikan anak usia dini memegang peranan penting terhadap perkembangan anak karena merupakan pondasi awal dalam kepribadian anak. 

Anak yang berusia 4-6 tahun memiliki masa perkembangan kecerdasan yang sangat pesat sehingga masa tersebut di sebut masa keemasan (golden age). Pada masa ini, anak-anak mengalami masa peka atau masa sensitif dalam menerima

berbagai upaya pengembangan seluruh potensi yang dimilikinya, termasuk perkembangan bahasa.

Masa peka merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon rangsangan yang diberikan oleh lingkungan. Hal ini dinyatakan pula oleh Piere Duquet (dalam Jasni, 2008:23) bahwa pada rentang usia lahir sampai enam tahun, anak mulai peka untuk menerima berbagai upaya perkembangan potensi yang dimilikinya.Pesan-pesan pembelajaran

akan mudah dicerna anak ketika pendidik menyampaikan pesan-pesan pembelajaran tersebut dengan menggunakan media pembelajaran. Seorang ahli perkembangan kognitif berkebangsaan Swiss, Jean Piaget mengatakan bahwa usia 2-7 tahun berada pada tahap pra-operational.

Pemikiran pra-operational tidak lain adalah suatu masa tunggu yang singkat bagi pemikiran operasional, sekalipun label "pra-operasional' menekankan bahwa anak pada tahap

ini belum berpikir secara operasional (Desmita, 2009: 130). Tahap pra-operational adalah tahap dimana anak mempunyai gambaran mental dan mampu untuk berpura-pura, langkah pendek untuk menggunakan simbol (Sujiono, 2004:3.7). Jadi, anak usia 4-6 tahun yangmasih berada pada tahap pra- operational memerlukan suatu media pembelajaran yang konkret ketika melakukan suatu kegiatan pembelajaran. (Himmah Taulany, Swantyka Ilham Prahesti, IJEC 1 (2) 2019).

Media yang digunakan untuk anak usia dini yakni media yang aman, menarik,menyenangkan multifungsi dan memiliki nilai edukasi. Media  pembelajaran  dapat membantu  guru  dalam  memfasilitasi  siswa belajar.   Salah   satu   media   yang   dapat   meningkatkan   kosakata   pada   anak   usia   dini   yaitu   media pembelajaran  wayang papercraft . 

Wayang  merupakan  cerita  mengenai  kebiasaan  hidup  serta  tingkah laku   manusia   yang   dimulai   dari   lahir,   hidup,   dan   mati (Ayuswantana,   Sachari,   &   Irfansyah,   2020; Koesoemadinata,  2018).  Wayang  juga  sebuah  wiracerita  yang  mengisahkan  kepahlawanan  dari  tokoh yang berwatak baik hingga berwatak Jahat (Suprihatin & Pratamawati, 2019). 

Wayang merupakan media yang  dapat  digunakan  untuk  mengambarkan  sebuah  cerita  kebiasaan  hidup  dan  tingkah  laku  manusia yang  diturunkan  dari  generasi  ke  genarasi.  Kesenian  ini  diturunkan  untuk  mewariskan  nilai  etika, spiritalitas, falsafah hidup, dan estetika seni rupa (Alexander Nawangseto Mahendrapati, 2020; Nababan, Guntur, Mulyana, & Dharsono, 2016).

Kelebihan dari media wayang ini adalah mudah didapatkan Motivasi belajar siswa akan semakin tinggi dengan penalaran motorik sederhana melalui WPC ini karena WPC juga mengasah daya kreasi siswa melalui cara yang edukatif dan menyenangkan. 

Dengan mengenal tokoh wayang terlebih dahulu, maka untuk tahap selanjutnya yaitu pemahaman mengenai nilai dan moral dari watak pewayangan itu sendiri dapat semakin mudah dilakukan. Karakter bisa menyesuaikan keinginan anak- seperti kartun kesukaan dll.

Langkah-langkah Demonstrasi Wayang Papercraft:

  • Anak diajak duduk melingkar.
  • Guru mendemonstrasikan kegiatan yang akan dilaksanakan ( Guru mendemonstrasikan cerita Vabel yang akan di bawakan)
  • Guru mengenalkan APE / WPC tokoh-tokoh yang akan diperankan
  • Cerita yang dibawakan akan dimainkan oleh guru kemudian anak juga akan ikut serta dalam memainkan peran wayang
  • Guru mengamati serta memberikan kesempatan pada anak untuk ikut berpartisipasi atau saling bertukar cerita.

Penelitian   sebelumnya   mengenai   media   pembelajaran   wayang   menyatakan   bahwa   media pembelajaran  dapat  memudahkan  siswa  dalam  memahami  materi  pelajaran (Putra,  Handarini,  &  Ramli, 2019).  

Temuan  penelitian  lainnya  juga  menyatakan  bahwa  media  wayang  dapat  meningkatkan  hasil belajar  siswa (Salamah,  2017;  Suswandari,  2019).  Belum  adanya  penelitian  mengenai  media  wayang papercraftmembantu  meningkatkan  kemampuan  kosakata  pada  anak  usia  dini.  

Tujuan  penelitian  ini adalah  mengembangan  media  wayang papercraftunuk  meningkatkan  kemampuan  kosakata  pada  anak usia  dini.  Diharapkan  media  pembelajaran  wayang papercraftdapat  membantu  siswa  dalam  belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan kosakata pada anak usia dini.

Redaksi :

 Akbar.Eliyyil. Metode Belajar Anak Usia Dini, (Jakarta : Kencana.2020. 2-3)

Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Meningkatkan  Kemampuan  Kosakata  Anak  Usia  Dini  Melalui Media Wayang Papercraft. Mirawati Dina Lestariningsih), UndikshaVolume 9, Nomor1, Tahun 2021, pp. 71-79P-ISSN: 2613-9669E-ISSN: 2613-9650Open 

Himmah Taulany.Swatyka ilham Prahesti.Indonesian Journal of Early Childhood.Volume 1 .nomor 2 .juli.2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun