Mohon tunggu...
Rica Alifera
Rica Alifera Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Halo, perkenalkan saya Rica. saya adalah mahasiswi Universitas Airlangga tahun ajaran 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

MBTI, Tes kepribadian yang Populer di Kalangan Millennial

9 Juni 2022   16:31 Diperbarui: 9 Juni 2022   16:35 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini sedang marak-maraknya orang membicarakan tentang MBTI, terutama pada kalangan remaja atau kaum milenial. MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator sendiri merupakan instrumen tes yang awalnya sangat populer di kalangan pemerhati kepribadian individu. Namun seiring dengan perkembangan waktu, MBTI ini memiliki penggemarnya sendiri seperti hal nya Zodiac dan juga Blood type atau golongan darah. Namun sebelum membahas lebih jauh, MBTI ini apa sih?.

MBTI dikembangkan sekitar tahun 1940-an oleh Katherine Cook Briggs dan putrinya Isabell Briggs Myers. MBTI sejatinya dikembangkan berdasarkan dari tipologi kepribadian yang dibuat oleh seorang psikoanalisis bernama Carl Jung.

Pada awalnya Briggs dan Myers melakukan riset dan pengembangan indikator terkait tipe-tipe kepribadian untuk mengetahui atau memahami perbedaan karakter tiap individu saat Perang Dunia II. Tujuan dari tes MBTI ini adalah untuk menilai kepribadian, potensi diri, cara pandang seseorang, dan juga cara individu dalam mengambil sebuah keputusan.

Semakin hari kepopuleran MBTI semakin meningkat. Mulai banyak orang mengambil tes dan menjadikan patokan dalam kehidupan sehari-hari. 

Di Korea selatan, seleksi rekrutmen sebuah perusahaan menggunakan MBTI sebagai ketentuan. Para peserta rekrutmen atau calon pegawai diwajibkan untuk melakukan MBTI test terlebih dahulu kemudian wajib menyerahkan MBTI test result mereka kepada perusahaan yang dilamar. Bahkan suatu perusahaan tidak menerima MBTI tertentu seperti INTJ, INFJ, dan lain sebagainya dengan alasan tertentu.

Hal ini tentunya menimbulkan banyak pro dan kontra. Ada yang menganggap proses perekrutan pegawai berdasarkan MBTI ini tidak masuk akal karena mereka menganggap bahwa MBTI ini tidak akurat seperti halnya zodiak. 

Ada juga yang kecewa dengan kriteria perekrutan seperti ini karena semakin ketat proses seleksi perekrutan, dengan begitu semakin banyak pula calon pegawai yang gugur hanya karena hasil tipe kepribadian seperti ini. 

Di balik komentar kontra tersebut, ada juga pendapat yang mendukung proses seleksi rekrutmen menggunakan MBTI ini. Mereka menganggap bahwa proses seleksi seperti ini merupakan sebuah inovasi dalam proses perekrutan calon pegawai dan juga dapat mempermudah HR dalam proses penyaringan dalam perekrutan.

Hal lain yang membuat kepopuleran MBTI ini semakin meningkat yaitu karena para Idol Korea. Kebanyakan dari mereka juga mengikuti tes ini kemudian mereka membagikan hasilnya kepada penggemar melalui berbagai kanal sosial media. 

Dengan ini penggemar pun ter-influence untuk mengikuti tes ini dan kemudian mencocokkan hasil MBTI mereka dengan MBTI artis/idol kegemaran mereka. 

Dari sinilah mereka pun meng-influence keluarga, kerabat dekat, teman dan bahkan pasangan mereka untuk mengikuti tes MBTI ini dan kemudian melakukan perbandingan, apakah MBTI orang terdekat tersebut cocok dengan MBTI mereka atau tidak. Bahkan tak jarang ada kasus gagal PDKT karena ketidaksesuaian MBTI dengan pasangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun