[caption id="attachment_346777" align="aligncenter" width="300" caption="(Sumber Gambar: www.http://remaja-berencana.blogspot.com)"][/caption]
Masa depan bangsa berada di pundak generasi sekarang. Tahun 2020-2030 diprediksikan akan ada Bonus Demografi. Jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) padaperiode itu akan mencapai 70 persen atau sekitar 180 juta. BKKBN (2013) memproyeksikan dari 100 penduduk produktif tersebut, 44 orang diantaranya adalah usia muda.
Bonus Demografi adalah berkah sekaligus berpotensi musibah. Semua tergantung pada kualitas manusianya. Generasi muda yang peduli masa depan adalah berkah bagi pembangunan bangsa. Sebaliknya, generasi muda yang acuh tak acuh, tanpa memiliki rencana dan cita-cita, bahkan cenderung merusak tatanan tentu akan membawa musibah di masa mendatang.
Sekarang jumlah remaja masih tinggi yaitu sekitar 64 juta. Implikasinya jumlah pernikahannya ikut melaju. Kondisi ini dapat menyebabkan problem jika pengetahuan mereka mengenai Keluarga Berencana tidak ada, melahirkan tanpa bimbingan, tanpa memikirkan kesehatan mereka, atau mengerti bahwa ini dapat memengaruhi angka pertambahan penduduk.
Generasi muda memiliki tiga fungsi strategis. Pertama, generasi muda adalah cadangan keras (iron stock). Cadangan untuk meneruskan estafet kepemimpinan bangsa. Sifat keras tercermin dengan idealisme tinggi dan energi besar. Fungsi ini sangat dibutuhkan dalam membentuk kepemimpinan (leadership).
Kedua generasi muda sebagai agent of change (agen perubahan). Idealnya dengan fungsi ini generasi tidak akan rela melihat setiap ketidakberesan dan penyelewengan. Pemuda akan tampil memperjuangkan perubahan menuju perbaikan.
Ketiga, generasi muda sebagai sang penyeru kebenaran. Kebenaran salah satunya terwujud dalam perilaku peduli. Generasi muda menjadi penting perannya sebagai penyeru yang mengkampanyekan isu-isu kependudukan.
Ketiga fungsi generasi di atas menjadi kunci bagi lahirnya generasi-generasi yang sejak dini memiliki perencanaan matang terkait masa depannya. Adagium umum mengajarkan “gagal merencanakan sama dengan merencanakan gagal”. Untuk itu kehadiran program pembentukan “Generasi Berencana” atau GenRe patut diapresiasi dan didukung penuh demi optimalisasi bonus demografi.
Apa Itu GenRe?
GenRe (Generasi Berencana) merupakan salah satu program dari BKKBN (Badan Kependuduakan dan Keluarga Berencana Nasional). Sasarannya terdiri dari remaja yang berusia 10-24 tahun tapi belum menikah, mahasiswa/mahasiswi yang belum menikah, keluarga, masyarakat yang peduli terhadap kehidupan para remaja.
Tujuan dikembangkannya program Genre oleh BKKBN adalah untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi para remaja. Penyiapan tersebut antara lain dalam hal jenjang pendidikan yang terencana, berkarir dalam pekerjaan yang terencana, dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai dengan siklus kesehatan reproduksi.
BKKBN telah berupaya melaksanakan program GenRe melalui beberapa, seperti promosi penundaan usia kawin,penyediaan informasi tentang kesehatan reproduksi, serta promosi kesehatan. Usia pernikahan pertama yang diinginkan dalam program GenRe ini minimal adalah 21 tahun. Penyediaan informasi tentang kesehatan reproduksi yang seluas-luasnya dilakukan dengan cara meningkatkan jumlah PIK R/M melalui berbagai jalur Akademic/PT, organisasi keagamaan, dan organisasi Kepemudaan, meningkatkan SDM pengelolah PIK R/M yang berkualitas, adanya komitmen dari stakeholder dan mitra kerja dalam pengelolaan dan pelaksanaan program GenRe . Promosi kesehatan bertujuan merencanakan kehidupan berkeluarga yang sebaik-baiknya serta memberitahu para remaja tentang anatomi sistem reproduksi manusia. Gerakan GenRe di lapangan juga berkolaborasi dengan program lain dalam rangka program menghindari sex bebas, narkoba, dan HIV/AIDS di kalangan para remaja Indonesia.
Memasyarakatkan GenRe dan Meng-GenRe-kan Masyarakat
Anak muda memiliki gaya dan cita rasa tersendiri. Pendekatannya pun harus sesuai secara sosial budaya. Model kegiatan yang santai dan gaul penting diupayakan dalam implementasinya. Anak-anak muda bisa diajak melihat kiprah generasi sebayanya di tempat lain maupun contoh-contoh dari figur publik yang diidolakan remaja.
GenRe penting dimasyarakatkan dengan bahasa kaum muda alias bahasa gaul. Kata gaul menurut KBBI (2006) berarti hidup berteman. Secara umum dapat dipahami bahwa hidup gaul berarti mampu berteman atau bercampur terhadap siapa saja sesuai selera anak muda. Istilah-istilah medis atau kaku dapat dibahasakan sederhana bagi remaja.
Lokasi-lokasi untuk memasyarakatkan GenRe juga dapat di mana saja. Misalnya dapat mengoptimalkan kafe, restoran, taman publik, dan lainnya. Komunitas-komunitas remaja juga penting mejadi sasaran program GenRe.
Simbol-simbol kegaulan dapat dioptimalkan untuk menjadi teladan dalam membentuk GenRe. Misalnya saja mengajak artis, model, seniman, dan lainnya yang digandrungi kawula muda. Atau melalui kegiatan-kegiatan gaul, semisal pentas musik, pentas seni, olah raga, atau lainnya. Selanjutnya sasaran-saran GenRe ini mesti didaulat menjadi duta GenRe yang menyebarluaskan kepada teman-temannya. Begitu seterusnya.....
Kesuksesan upaya meng-GenRe-kan masyarakat adalah ketika Genre sudah menjadi gaya hidup. GenRe sebagai bagian bukti anak gaul harus diangkat menjadi stigma bersama. Anak muda mesti sadar bahwa gaya hidup penuh rencana itu juga gaul. Puncaknya setiap remaja mesti tertanam semboyan dalam jiwanya bahwa “nggak gaul kalau nggak jadi Genre”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H