Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasib Sebatang Pohon

21 Januari 2024   03:51 Diperbarui: 21 Januari 2024   05:40 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudahlah. Jangan terlalu dipikir. Sambutlah masa akhirmu itu dengan kebahagiaan. Toh, bukankah selama puluhan tahun kau telah banyak melakukan kebaikan kepada siapa saja, kepada apa saja?" ucap air menyergah.

"Kau benar. Tak perlu memang, memikirkan hal-hal itu. Tetapi...," ucapan itu terhenti seketika. Pohon tua itu masih menimbang-nimbang kebimbangannya. 

"Apalagi?"

"Ah, tidak. Aku tidak ingin memikirkannya."

"Kalaupun kau pikirkan, toh sia-sia bukan?" 

Pohon tua itu kembali diam. Di medan hatinya, bertarunglah antara kemauan dan keragu-raguannya. Berkali-kali kemauannya itu ditinju oleh sikap ragu-ragunya, hingga jatuh dan bangun. Bangkit melawan, lalu jatuh lagi. Bangun, bangkit dan dihantam lagi. Begitu seterusnya. Sampai akhirnya, dalam keadaan babak belur, kemauan yang bersarang di hatinya, tak lagi memedulikan rasa perih akibat luka-luka hasil pukulan maut keragu-raguan. Dalam pedihnya, ia akhirnya bersuara. 

Pohon tua itu merundukkan batangnya, lalu berbisik lirih pada air, "Wahai sahabatku, dengarkan aku. Sebelum hari terakhir perjumpaan kita, aku ingin menyampaikan satu permohonan kepadamu. Maukah kau memenuhi?"

"Permintaan? Kau ini aneh!"

"Dengarkan aku dulu, sahabatku! Aku serius!" ucap pohon menggertak.

Sontak, air terperanjat. Nyaris ia jatuh terpelanting dari ujung daun rumput. Untung, ia cukup kuat berpegang. 

"Oke, oke! Aku akan mendengarmu! Tapi, tolong jangan bikin aku jantungan, sahabatku!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun