Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Temu Rasa dengan Sedulur Komunitas Omah Sinau Desa Wonokerto, Bandar

28 Desember 2023   18:17 Diperbarui: 28 Desember 2023   18:53 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal merah tak selalu menjadi hari libur. Seperti Senin, 25 Desember yang lalu. Sementara kebanyakan orang berlibur, saya malah asyik dengan acara bedah buku yang diselenggarakan Komunitas Omah Sinau. Buku yang dikaji tidak lain adalah buku karya anak-anak Omah Sinau. Buku itu berkisah tentang cerita-cerita rakyat yang ada di desa mereka, Wonokerto.

Desa itu merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Dari Alun-alun Kota Pekalongan, letak desa ini mengarah ke tenggara, sejauh 26 km, di ketinggian 400 mdpl. Kalau ditempuh dengan sepeda motor, butuh waktu sekitar 40 menit. Tapi, jangan khawatir, kondisi jalannya baik. Jadi, tak terlalu sulit untuk mencapai desa ini. Hanya, butuh kehati-hatian saat melintasi tanjakan. Beberapa titik tanjakan cukup curam.

Karena cukup tinggi, tentu desa ini masih cukup adem. Kondisi alamnya masih bisa dinikmati. Terutama, bagi mereka yang sehari-harinya dihadapkan dengan ingar-bingar kota.

Itu pula yang menjadi alasan saya menerima ajakan untuk hadir di acara bedah buku itu. Selain turut mengkaji buku karya anak-anak Desa Wonokerto, sekaligus berlibur walau barang sehari. Tak hanya itu, saya juga berkesempatan untuk nyambung paseduluran, merekatkan silaturahmi dengan seluruh penggiat komunitas di Bandar.

Sayang, kedatangan saya di acara tersebut sangat terlambat. Undangan menyebutkan, acara dimulai pukul 08.00. Tetapi, saya baru terbangun dari tidur pukul 09.12. Maklum, ada pekerjaan yang harus saya lembur pada malam sebelumnya. Yaitu, menyiapkan bahan-bahan untuk siaran di Radio Kota Batik, pada Senin malam. Pekerjaan itu baru selesai tepat pada waktu Subuh.

Sedianya, saya ingin menahan diri untuk tidak memejamkan mata. Akan tetapi, agaknya hal itu akan membuat badan terasa lebih lelah. Apalagi saya baru saja melakoni perjalanan jauh dari Ciamis, sehari sebelumnya. Tentu, saya butuh mengistirahatkan badan.

Sebelum berisirahat, sempat pula saya meminta bantuan kawan seperjuangan di Omah Sinau SOGAN, Mas Andika Nugraha Firmansyah. Saya meneleponnya dan meminta agar ia membangunkan saya lewat telepon pula. Di rumah tak ada orang. Istri dan anak-anak saya sedang berlibur di rumah nenek mereka.

Ketika lelap tidur, rupanya saya lupa mengaktifkan nada dering hp saya. Walhasil, meski Mas Andika menelepon saya berkali-kali, saya sama sekali tak berkutik. Terjadilah peristiwa itu. Kejadian yang membuat saya kelabakan.

Begitu terbangun, saya lekas-lekas bangkit dan menuju kamar mandi. Saat mandi pun saya tak bisa berlama-lama. Serba singkat dan cepat. Tujuannya, agar keterlambatan itu tak menjadi-jadi. Dan, benar saja. Saya hanya memerlukan waktu 10 menit untuk semua keperluan. Mandi, ganti baju, dan nyemil. Setelah itu, berangkat ke lokasi acara.

Walau begitu, rupanya masih ada yang harus saya penuhi. Janji saya untuk mengajak serta mas Andika menghadiri acara itu. Saya mesti menjemput mas Andika di rumahnya. Kebetulan rumah Mas Andika satu arah dengan tempat acara. Juga tak terlalu jauh.

Pukul 09.30 saya lajukan sepeda motor bikinan negeri Sakura itu dengan kecepatan sedang. Menelusuri jalan-jalan, menaiki tanjakan, dan meningkah kelokan jalan. Alhamdulillah, perjalanan lancar. Jalanan tak begitu padat, sehingga membuat leluasa bergerak.

Sampai di pintu masuk kompleks perumahan tempat Mas Andika tinggal, mendadak saya agak kebingungan. Saya belum pernah main ke rumah Mas Andika. Satu-satunya petunjuk yang saya gunakan adalah aplikasi Maps keluaran google.com.

Rupanya, Maps pun mengacaukan arah tujuan. Memaksa saya mesti berputar-putar di kompleks itu tiga kali. Hampir saja menyerah. Tetapi, pikiran itu lekas-lekas saya hapus. Saya hubungi Mas Andika via telepon, agar ia berkenan menjadi petunjuk jalan menuju kediamannya.

Panggilan telepon itu tak pula diterima. Ini membuat saya mendadak overthinking. Pikiran saya berpekulasi, antara melanjutkan perjalanan ke lokasi sendirian ataukah akan tetap menunggu.

Tak berselang lama Mas Andika menelepon balik. Saya sesegera mungkin mengangkat telepon itu dan menerima panggilan dari Mas Andika. Tanpa berpanjang kata, saya meminta Mas Andika menuntun saya agar sampai di rumahnya.

Saya sebentar mampir di rumah Mas Andika. Disambut secangkir kopi. Lalu, tak berlama-lama kami segera melanjutkan perjalanan menuju Balaidesa Wonokerto. Dari rumah Mas Andika, saya masih membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke lokasi.

Di tengah perjalanan, Mas Andika sempat bertanya, "Nggak apa-apa nih, Kang, kita telat?"

"Tidak apa-apa. Setidaknya, kita masih punya rasa tanggung jawab dan perhatian kepada teman-teman kita," jawab saya.

Tiba di balaidesa, acara rupanya sudah berjalan. Saya langsung disambut penyelenggara. Lalu, dipersilakan menuju ruang transit. Saya lihat Mbah Yai Fatoni, tokoh sesepuh Desa Wonokerto, tengah memberikan sambutan. Duduk di antara Mbah Yai, ada Pak Kepala Desa, Mas Slamet, dan salah seorang pembicara. Seluruh yang hadir menyimak dengan takzim.

Menyaksikan pemandangan itu, saya merasa bahagia. Sebab, apa yang dikerjakan teman-teman Komunitas Omah Sinau-Bandar, akhirnya mewujud satu per satu. Saya pun menyaksikan, awal mula mereka merintis usaha itu. Mereka berjuang habis-habisan. Mereka bahkan tidak memedulikan apa dampak yang diterima. Segala macam cemooh, tak mereka gagas. Tak juga membuat mereka patah arang.

Pekalongan, 25 Desember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun