Penjelasan Jero Arum cukup menohok saya, hingga saya kemudian menyadari jika saya masih perlu banyak belajar tentang sastra Jawa. Kadang, pikiran ini membuat saya merasa cukup menyesal. Mengapa saya dulu tidak menekuni studi sastra Jawa? Padahal, di dalamnya begitu kaya akan nilai-nilai.Â
Saya jadi ingat seorang kawan saya yang asal Pekalongan. Dia dulu kuliah di prodi sastra Jawa. Tetapi, entah sekarang, apakah ia juga sempat menuliskan pengetahuannya tentang sastra Jawa agar dapat dinikmati dan dipahami apa itu sastra Jawa dan bagaimananya? Apakah ia juga sempat membuat semacam gerakan untuk kembali menekuni sastra Jawa atau tidak? Ataukah, ia justru menjebakkan diri dalam kenyamanan kaum tertib sosial? Entahlah. Yang saya tahu, ia sekarang mukim di Pekalongan. Itu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H