Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pesantren Salaf Penjaga Tradisi Sastra, Pewaris Tradisi Keilmuan

28 Juni 2023   04:44 Diperbarui: 28 Juni 2023   14:20 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan, pada masa Rasulullah SAW hidup, beliau pernah berpesan kepada Aisyah agar mengajarkan kepada anak-anaknya tentang ilmu sastra. Tujuannya, agar ketika berbicara dengan orang dapat menggunakan bahasa dengan sebaik-baiknya.

Selain itu, pesan tersebut juga berkait erat dengan keberadaan Al Qur'an. Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ini memiliki gaya bahasa sastrawi yang teramat indah. Untuk menafsirkan tiap-tiap ayat dalam Al Qur'an sangat dibutuhkan penguasaan ilmu bahasa dan sastra. Ditambah lagi pengetahuan kebudayaan dan sejarah.

Sekaitan dengan sejarah dan budaya, Gus Haidar memberikan keterangan, bahwa tradisi sastra di Arab pada masa Jahiliyah sudah sedemikian kuat dan hebat. Sastra bukan menjadi barang asing bagi masyarakat Arab di masa itu. Panggung-panggung sastra kerap digelar di tanah Arab. Para pengisi panggung itu tak hanya warga Arab. Akan tetapi, juga penyair-penyair dari luar Arab.

Istimewanya lagi, panggung-panggung sastra itu digelar di hadapan umum. Seperti yang terjadi di Pasar Ukaz, sebuah pasar kuno yang telah berdiri sejak tahun 500 SM di Kota Al Athdia. Di pasar ini panggung sastra digelar sebagai media promosi. 

Para pedagang yang datang biasanya akan membawa serta para penyair untuk mempromosikan produk unggulan mereka. Tak hanya itu, para penyair ini juga akan mengisahkan tokoh leluhur atau pahlawan asal bangsa mereka, kejayaan kerajaan asal mereka, keindahan alam tanah air asal mereka, dan sebagainya.

Panggung sastra itu juga menjadi ajang lomba bagi para penyair kala itu. Boleh dibilang, semacam poetry battle. Penilaiannya dititikberatkan pada aspek kualitas syair yang dibawakan. Untuk alasan itu, juri dari lomba syair ini tidak serampangan. 

Mereka adalah orang-orang pilihan yang mengerti kaidah sastra. Mereka bertugas mencatat syair-syair yang didendangkan. Jika bagus, maka akan mereka sebarluaskan dan diakui sebagai syair yang bagus. Jika tidak, syair itu akan diabaikan.

Melalui panggung sastra itu pula, kedudukan para penyair di masyarakat Arab era itu menjadi sangat terhormat. Lebih-lebih, penyair yang memenangi ajang lomba. Nama mereka akan diperkenalkan kepada khalayak. Karya mereka juga akan diperdengarkan di mana-mana.

Meski begitu, rupanya ada pula praktik-praktik manipulasi karya sastra di masa itu. Praktik itu bahkan berlangsung hingga masa kerasulan Nabi Muhammad SAW. Itu pula yang membuat Al Qur'an diturunkan di tanah Arab melalui Nabi Muhammad yang notabene seorang ummy (tidak mengenal sastra). 

Tentu, ketika itu masyarakat Arab Jahiliyah terkaget-kaget dengan kemunculan Nabi Muhammad yang menurut mereka tiba-tiba menjadi seorang yang membawakan syair-syair yang mahadahsyat itu. Syair-syair yang tidak tertandingi keindahan dan kandungan kebenaran isinya.

Maka, seperti diungkap Gus Haidar, dalam studi sastra Arab---khususnya yang dipelajari di pesantren salaf---terbagi tiga tingkatan berdasarkan kompleksitas, kualitas, dan keindahannya. Sastra tertinggi adalah Al Qur'an, dilanjutkan hadis, dan pada tingkat paling rendah adalah syair. Namun, untuk mempelajari ketiga hal tersebut tidaklah mudah. Dibutuhkan beragam literatur pendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun