Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tiap Hari Call Center 112 Kota Pekalongan Terima Ratusan Ghost Call dan Prank Call

7 Juni 2023   02:56 Diperbarui: 7 Juni 2023   03:40 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi pelayan masyarakat itu kudu siap melapangkan dada selapang-lapangnya dan memanjangkan usus sepanjang-panjangnya. Seperti diakui dua punggawa Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pekalongan, Ahdy Eko Apriharso dan Ani Rosanti. Mereka adalah bagian dari unit layanan call center 112 pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pekalongan.

Ahdy maupun Santi mengakui, mengelola layanan Call Center 112 itu bukan tugas yang mudah. Memang, tampaknya sepele. Duduk di ruangan Call Center, menerima telepon, lalu meneruskan panggilan itu ke OPD terkait supaya segera terlayani.

Tetapi, siapa sangka jika para petugas Call Center kerap menerima ghost call dan prank call. Tak hanya puluhan kali. Tapi ratusan kali dalam sehari. Jadi, perlu banyak-banyak istigfar. Memohon ampunan dari Sang Khalik dan berdoa agar di dalam menjalankan tugas tak hanya amanah, melainkan pula bisa memberikan kebahagiaan bagi seluruh makhluk Tuhan.

Itu pula yang membuat Ahdy yang seorang Fungsional Pranata Humas Dinkominfo Kota Pekalongan dan Santi yang didapuk sebagai Koordinator Call Center 112 Kota Pekalongan harus mengelus dada. Selain membuat petugas merasa dipermainkan, perilaku ghost call maupun prank call bisa sangat merugikan masyarakat. Mengapa?

Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita ingat-ingat kisah penggembala biri-biri dan seekor serigala yang dipentaskan oleh murid-murid Tadika Mesra. Jarjit didapuk sebagai gembala biri-biri. Ia merasa kesepian selama menggembalakan biri-biri. Lama-lama ia bosan. Akan tetapi, ia tak boleh meninggalkan pekerjaannya begitu saja. Ia mesti bertanggung jawab atas biri-birinya.

Dicarilah cara untuk mengenyahkan kebosanan itu. Aha! Ia pun menemukannya! Mulailah ia beraksi. Menebar kabar tentang seekor serigala yang hendak memangsa biri-biri miliknya.

Seperti sebuah magnet, suara cumengkling Jarjit menyedot perhatian Upin dan Ipin. Berbondong-bondong mereka menghampiri Jarjit. Tetapi, tak seekor pun serigala ditemukan. Lantas, kakak beradik yang tinggal bersama Opa dan Kak Ros itu menanyakan ihwal serigala kepada Jarjit. Namun, Jarjit justru memperlihatkan sikap yang tidak menyenangkan. Jarjit malah tertawa dan mengatakan jika serigala itu hanya karangannya sendiri. Kabar tentang serigala itu hanya sebuah candaan.

Upin dan Ipin kesal dengan perbuatan Jarjit. Mereka meninggalkan Jarjit sambil mengomel. Mereka merasa Jarjit telah mempermainkan mereka. Sementara, Jarjit masih belum bisa menghentikan tawanya. Ia merasa senang, karena kabar main-mainnya mangkus.

Setelah kedua temannya menghilang dari pandangan, Jarjit menjajal lagi kebohongan untuk kali kedua. Lagi-lagi Upin dan Ipin tergopoh-gopoh menghampiri Jarjit. Mereka berniat menolong Jarjit yang tengah dirundung malang.

Tetapi, rasa iba itu berbalas tawa. Membuat rasa kecewa Upin dan Ipin makin memuncak. Mereka lantas meninggalkan Jarjit yang tengah tertawa sambil berguling-guling, menahan perutnya yang tak kuasa menghentikan tawa.

Di saat Jarjit masih kegelian atas polah dua temannya itu, seekor serigala semerta muncul. Bersembunyi di balik bukit, di antara semak-semak, dan pepohonan. Serigala itu mengendap-endap mengincar tiga ekor serigala milik Jarjit, sampai akhirnya Jarjit dan serigala itu saling berhadapan. Jarjit terkejut. Ia tidak mengira kalau serigala itu akan benar-benar muncul.

Jarjit ketakutan, tak kuasa menghadapi serigala itu. Ia berteriak meminta tolong. Akan tetapi, tak seorang pun muncul dan memberikan pertolongan. Serigala itu lantas mengejar tiga ekor biri-biri miliknya.

Sementara, Upin dan Ipin yang sempat melintas tak lagi percaya pada ucapan Jarjit. Mereka tak sudi memberi pertolongan kepada si penggembala biri-biri itu. Walhasil, tiga ekor biri-biri itu habis dimangsa serigala.

Ilustrasi tadi mungkin terlalu kekanak-kanakan. Akan tetapi, dalam pergaulan yang nyata, hal itu bisa saja dirasakan dan dialami oleh siapa pun. Tidak terkecuali dalam pelayanan call center 112.

Bayangkan saja, dalam sehari, call center 112 Kota Pekalongan selalu menerima panggilan sampai 200an lebih. Akan tetapi, paling banyak adalah panggilan yang berkategori ghost call dan prank call. Padahal, call center 112 merupakan layanan panggilan bebas pulsa yang menangani panggilan kegawatdaruratan. Tentu, tidak main-main. Kerja dari para petugas call center 112 juga tidak mudah. Mereka akan selalu dilanda kecemasan saat menerima panggilan. Karena, tidak seorang pun di dunia ini yang menghendaki kejadian gawat darurat.

Akan tetapi, bagaimana jika kecemasan itu lantas dipermainkan dengan ghost call dan prank call? Lama-lama para petugas pun bisa kesal dan kehilangan rasa percaya kepada setiap panggilan yang masuk. Bisa-bisa, ketika memang benar terjadi peristiwa gawat darurat, mereka akan menganggap laporan itu hanya prank atau ghosting.

Sebagai gambaran, Ani Rosanti memaparkan, dalam laporan bulanan yang disusun unit call center 112, dalam setiap bulannya ada 15 hingga 20 laporan yang berkategori kejadian kegawatdaruratan. Angka ini jika dibikin hitungan rerata, laporan kejadian gawat darurat hanya ada satu atau dua laporan tiap dua hari sekali. Jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan panggilan tiap hari yang mencapai 200an panggilan, jumlah itu terpaut jauh.

Diakui atau tidak, kondisi itu cukup meresahkan. Tak heran jika Ahdy Eko Apriharso sampai-sampai mengingatkan kepada masyarakat pengguna layanan call center itu agar bijak memanfaatkan layanan tersebut. Ia menegaskan, tindakan ghost call maupun prank call bisa sangat besar dampaknya kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan pertolongan atas kejadian gawat darurat. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat tidak lagi melakukan hal itu.

"Kami bisa saja memblokir nomor telepon yang melakukan tindakan ghost call maupun prank call. Dan itu artinya, saat pemilik nomor telepon itu hendak melaporkan kejadian gawat darurat akan mengalami kesulitan. Karena kami tidak ingin warga yang lain justru dirugikan oleh penelepon yang iseng itu," tandas Ahdy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun