Jarjit ketakutan, tak kuasa menghadapi serigala itu. Ia berteriak meminta tolong. Akan tetapi, tak seorang pun muncul dan memberikan pertolongan. Serigala itu lantas mengejar tiga ekor biri-biri miliknya.
Sementara, Upin dan Ipin yang sempat melintas tak lagi percaya pada ucapan Jarjit. Mereka tak sudi memberi pertolongan kepada si penggembala biri-biri itu. Walhasil, tiga ekor biri-biri itu habis dimangsa serigala.
Ilustrasi tadi mungkin terlalu kekanak-kanakan. Akan tetapi, dalam pergaulan yang nyata, hal itu bisa saja dirasakan dan dialami oleh siapa pun. Tidak terkecuali dalam pelayanan call center 112.
Bayangkan saja, dalam sehari, call center 112 Kota Pekalongan selalu menerima panggilan sampai 200an lebih. Akan tetapi, paling banyak adalah panggilan yang berkategori ghost call dan prank call. Padahal, call center 112 merupakan layanan panggilan bebas pulsa yang menangani panggilan kegawatdaruratan. Tentu, tidak main-main. Kerja dari para petugas call center 112 juga tidak mudah. Mereka akan selalu dilanda kecemasan saat menerima panggilan. Karena, tidak seorang pun di dunia ini yang menghendaki kejadian gawat darurat.
Akan tetapi, bagaimana jika kecemasan itu lantas dipermainkan dengan ghost call dan prank call? Lama-lama para petugas pun bisa kesal dan kehilangan rasa percaya kepada setiap panggilan yang masuk. Bisa-bisa, ketika memang benar terjadi peristiwa gawat darurat, mereka akan menganggap laporan itu hanya prank atau ghosting.
Sebagai gambaran, Ani Rosanti memaparkan, dalam laporan bulanan yang disusun unit call center 112, dalam setiap bulannya ada 15 hingga 20 laporan yang berkategori kejadian kegawatdaruratan. Angka ini jika dibikin hitungan rerata, laporan kejadian gawat darurat hanya ada satu atau dua laporan tiap dua hari sekali. Jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan panggilan tiap hari yang mencapai 200an panggilan, jumlah itu terpaut jauh.
Diakui atau tidak, kondisi itu cukup meresahkan. Tak heran jika Ahdy Eko Apriharso sampai-sampai mengingatkan kepada masyarakat pengguna layanan call center itu agar bijak memanfaatkan layanan tersebut. Ia menegaskan, tindakan ghost call maupun prank call bisa sangat besar dampaknya kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan pertolongan atas kejadian gawat darurat. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat tidak lagi melakukan hal itu.
"Kami bisa saja memblokir nomor telepon yang melakukan tindakan ghost call maupun prank call. Dan itu artinya, saat pemilik nomor telepon itu hendak melaporkan kejadian gawat darurat akan mengalami kesulitan. Karena kami tidak ingin warga yang lain justru dirugikan oleh penelepon yang iseng itu," tandas Ahdy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H