Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bangsa yang Kehilangan Sejarah (Bagian 02)

8 Agustus 2022   02:43 Diperbarui: 9 Agustus 2022   02:22 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekuasaan, bagi para raja, adalah sebuah sistem nilai yang lebih tinggi kedudukannya dari raja itu sendiri. Raja hanyalah seorang hamba yang diberi tugas untuk mengemban kekuasaan agar kekuasaan itu memberi manfaat lebih kepada para kawula. Itulah mengapa, perang yang dilakukan para raja menjadi dharma, menjadi ranayaja.

Tak pelak pula jika ranayaja yang dilakukan merupakan sebuah proses kesinambungan dan kelanjutan dari perputaran roda kekuasaan. Selain melahirkan kekuasaan baru, ranayaja juga berorientasi pada cita-cita agung dari kekuasaan itu sendiri. Yaitu, menaikkan strata kekuasaan.

"Kenaikan status kerajaan atau kekuasaan ini tidak didasarkan pada seberapa luas wilayahnya dan seberapa besar kekuasaannya. Tetapi dia nanti akan menjadi kerajaan yang semua watak kekuasaannya adalah watak manusia---dalam hal ini manusia menduduki pada tataran paling bawah---menjadi kekuasaan yang naik menjadi tataran buta. Kemudian, naik lagi ke pitara, resi, hingga menjadi dewa yajnya," terang Prof. Manu.

Tersebab itu, proses regenerasi yang dijalankan lebih mengutamakan dharmayudha, bukan kuthayudha. Perang yang dilakukan bukan untuk melangsungkan sebuah unsupator (perebutan kekuasaan) melainkan untuk meregenerasi kekuasaan. Dengan begitu, tidak ada satu pun kerajaan yang dihancurkan oleh kerajaan baru.

Akan tetapi, kerajaan baru hanya mengambil alih peran kekuasaan untuk melanjutkan tongkat estafet kekuasaan menuju pada cita-cita bersama, yaitu membangun kekuasaan yang lebih baik. Seperti yang terjadi pada kerajaan Kadiri dan Singhasari.

Apa yang terjadi pada Kadiri dan Singhasari? Ah, sebentar. Saya kira akan lebih bijak jika kisah itu saya simpan terlebih dahulu. Agar ada jeda di tengah pembicaraan. Memberi sempat untuk cooling down. Tulisan ini masih akan saya lanjutkan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun