Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Cara Membedakan Tokek Jantan dan Betina

11 September 2021   09:56 Diperbarui: 11 September 2021   09:53 3843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: kompas.com

Binatang yang satu ini tergolong binatang rumahan. Meski nggak terdaftar di Kartu Keluarga, dia suka menghuni rumah orang tanpa permisi. Selain suka menghuni rumah orang, dia juga punya kebiasaan yang kadang bikin berisik isi rumah. Lha nggak berisik bagaimana coba, wong kalau pas mengeluarkan suara khasnya itu, sama sekali nggak ada merdunya. Nadanya ya gitu-gitu aja.

Mungkin, kalau misal ada pawang tokek, perlu juga tuh tokek dilatih vokalnya. Ya, supaya suaranya bisa bervariasi. Atau, bila perlu dilatih memainkan suara cengkok ala dangdut atau ala campursarinan.

Meski begitu, di balik suaranya yang nggak merdu itu, rupanya suara tokek punya daya tarik sendiri. Kadang, saat binatang jenis reptil dari suku Gekkonidae ini bersuara, saya---mungkin juga Anda---main tebak-tebakan dengan menghitung berapa kali tokek itu bersuara. Bahkan, ada juga yang sampai memitoskan suara tokek sebagai pertanda nasib.

Sekadar selipan info, nama tokek ternyata punya riwayat loh. Punya sejarah. Wuih!

Nama ilmiah cicak besar ini Gecko gecko. Nama itu pemberian dari seorang ahli botani, zoologi, taksonomi, cum dokter asal Swedia. Namanya Pak Carl Linnaeus (1758). Nama Gecko gecko dalam bahasa Inggrisnya kerap disebut juga Tokay Gecko. Dan, nama itu konon diambil dari suara khasnya.

Nah, ngomongin soal suara tokek, ada kejadian lucu saat kami bersiaran di acara Wedangan yang saban malam Selasa dan Kamis disiarkan lewat gelombang FM 91,2 Radio Kota Batik Pekalongan. Salah seorang penelepon, namanya Umi Aida, ujug-ujug bercerita soal tokek.

Entah, bagaimana mulanya. Tiba-tiba saja masalah tokek jadi cerita yang bikin kami terpingkal-pingkal. Yang jelas, karena program siaran yang saya dan Opix bawakan itu sekadar program obrolan santai, ya apapun bisa dijadikan bahan obrolan di acara itu. Sesuai namanya, Wedangan, maka saat menikmati sajian wedang pun obrolan bisa ngalor-ngidul. Jadi, meski setiap kali tayang kami selalu bikin tema, kadang boleh saja tema diabaikan.

Soal suara tokek tadi, awalnya Umi Aida bilang, kalau di rumahnya ada tokek. Sepasang. Jantan dan betina.

Saya pun langsung menyahut. "Kok ngerti kalau itu jantan dan betina?"

"Ya, tahulah. Dari suaranya. Yang satu bersuara, yang satunya nggak bersuara," jawab Umi Aida.

Opix, partner ngehost saya pun nimbrung bertanya, "Lho kalau yang betina nggak bunyi tah?"

"Nggak," jawab Umi Aida.

Spontan Opix memeragakan gaya tokek betina dengan suara mendesah. Seketika itu pula, pecah tawa kami dan juga Umi Aida. Gerrr suasana.

"Ya mungkin aja karena nggak ketahuan kalau pas si betina bersuara," seloroh saya setelah melepas tawa, yang disusul tawa ngakak Opix. Pecah lagi tawa kami memenuhi studio.

Di sela-sela tawa, saya bilang, "Ya siapa tahu pas si betina bersuara itu orang-orang di rumah sudah pada pulas tidur. Jadi, ya nggak konangan."

Tawa pecah lagi. Si Opix menimpal, "Iya ya, mungkin nunggu orang pada tidur dulu baru bersuara. Wis turu durung, wis turu durung, njur nembe gelem muni."

Umi Aida tak mau ketinggalan, ia ikut menyela, "Iya ya... bisa jadi gitu. Pas kitanya tidur si betinya baru bersuara. Mungkin malu kalau ketahuan orang."

Kami tambah ngakak.

Begitu selesai ngakak, saya bilang, "Perlu tuh diselidiki. Pas ada suara tokek, diuber tuh tokeknya. Tanyain, itu yang bersuara cowok apa cewek?"

"Iya, seumpama yang bersuara ternyata ceweknya, dibilangin aja, lha katanya kamu nggak bersuara. Lha kok malah bersuara?" timpal Opix.

"Wah malah sok nggak mau bersuara, Mas. Kan malu," kata Umi Aida.

Dhuuuh duh. Bener-bener ini suatu pengetahuan baru buat kami. Sekalipun mungkin nggak ngilmiah, tapi cukuplah menghibur. Ya, bagi saya, pengetahuan itu mestinya bisa memberi hiburan tersendiri. Nggak melulu harus yang bikin spaneng.

Usai menerima telepon Umi Aida, telepon kembali berdering. Rupanya, Pak Muchsin, pendengar setia acara Wedangan, tokoh sesepuh Gang Haji Palal, Podosugih. Kali ini, Pak Muchsin bikin penegasan atas pernyataan Umi Aida. Bahwa, beda tokek cowok dan cewek itu memang dari suaranya. Kalau yang cewek nggak mau bersuara.

Wah wah wah... ternyata tokek lebih tahu malu rupanya ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun