"belum" keluh Pras. "dua hari lagi Kirei sweet seventeen, rencananya gua mau jujur dihari bahagianya ja" ucap Pras sambil menunduk. "Gue sayang sama Kirei ja" sambung Pras.
"lo mau nyari Kirei kemana ? Tanya Nuja.
"gue bakal nyari Kirei ke puncak Rinjani, gue yakin dia lagi ada disana" ucap pras dengan semangat.
"cari dan kejar cinta yang lo mau Pras, gue rela asal lo sama Kirei, jujur gue jatuh hati sama lo walau gue tau dari dulu hati lo cuman buat Kirei, bukan buat gue" jujur Nuja yang membuat Pras terkejut.
"maksud lo ?" Tanya Pras bingung.
"iya, gue jatuh cinta sama lo Pras" ucap nuja.
"sorry ja, hati gue hanya buat Kirei" ucap Pras dengan hati -- hati.
"enggak apa -- apa Pras, cepet pergi cari Kirei sampai ketemu" ucap Nuja yang langsung mendapat jawaban angguan dari Pras.
"makasih sahabat" ucap Pras sebelum pergi menungang motor KLX nya.
***
Pagi kembali menyapa tanpa diminta. Alam masih menggeliat malas ketika matahari mulai beranjak menampakkan cahayanya. Aku terduduk sambil merenung ditemani secangkir cokelat panas dan sehelai foto yang ada ditangannya. "mah, pah pantaskah aku melawan nasib ? berteriak lantang melawan takdir? pantaskah ?" ucapku dengan sendu. "puncak rinjani selalu sepi tetapi, ia selalu indah, kenapa tidak dengan aku? Hidupku selalu sepi tetapi, aku tidak memliki hidup yang indah seperti hal layak" ucapku dengan tangisan tersedu.Â
"jika boleh aku ingin menyerah, pah, mah, menjadi seorang anak broken home itu tidak menyenangkan, aku selalu berusaha terlihat bahagia didepan orang lain, namun nyatanya tidak, ak tidak benar -- benar bahagia tanpa kalian, miss you so bad" ucapku ditemani dengan isak tangisku. "dan kamu" aku menunjuk dan mengelus foto yang adalah diriku kecil dengan seorang pria kecil dengan berpegangan tangan dengan ekspresi wajah keduanya menunjukkan kebahagian. "kamu kenama ? Kirei merindukanmu joy" isakku lagi.Â