Mohon tunggu...
Ribka O
Ribka O Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Strategis Kesehatan Masyarakat dalam Meghadapi Tantangan Penyakit Demam Berdarah

18 September 2024   22:32 Diperbarui: 18 September 2024   23:01 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RIBKA ZEFANIA OKOSERAY/191241192
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
 
    Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia, terutama di daerah tropis. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada individu yang terinfeksi, tetapi juga memiliki dampak yang luas pada sistem kesehatan masyarakat dan perekonomian negara. Meningkatnya prevalensi kasus DBD dari tahun ke tahun menunjukkan adanya tantangan serius yang harus dihadapi oleh berbagai pihak, baik pemerintah, tenaga kesehatan, maupun masyarakat.
    

Dalam menghadapi tantangan ini, peran kesehatan masyarakat menjadi sangat strategis, terutama dalam mengimplementasikan pendekatan preventif dan responsif. Upaya preventif meliputi langkah-langkah pencegahan yang ditujukan untuk mengurangi penyebaran vektor penyakit, seperti program pemberantasan sarang nyamuk (PSN), kampanye kesadaran masyarakat, serta optimalisasi sanitasi lingkungan.
    

Sementara itu, pendekatan responsif mencakup penanganan cepat dan efektif terhadap kasus-kasus yang sudah terjadi, melalui diagnosa dini, pengobatan yang tepat, serta mitigasi dampak pada fasilitas kesehatan. Dengan mengedepankan kedua pendekatan ini, diharapkan upaya pengendalian dan penanggulangan DBD dapat lebih efektif, sehingga angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit ini dapat ditekan secara signifikan.
    

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terus menjadi ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia, dengan angka kejadian yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Faktor iklim tropis, urbanisasi yang pesat, serta lemahnya infrastruktur sanitasi menjadi penyebab utama penyebaran penyakit ini. Meski berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, efektivitas langkah-langkah tersebut masih sering menemui kendala, seperti kurangnya kesadaran masyarakat dan keterbatasan sumber daya di sektor kesehatan.
    

Dengan memperdalam pemahaman terhadap peran strategis kesehatan masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas intervensi kesehatan, serta membangun ketahanan yang lebih baik terhadap ancaman penyakit DBD di masa mendatang. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan tantangan besar bagi kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan iklim tropis yang mendukung perkembangan vektor penyakit, yakni nyamuk Aedes aegypti.
    

Dalam mengatasi masalah ini, pendekatan kesehatan masyarakat yang terintegrasi antara aspek preventif dan responsif menjadi kunci dalam menekan angka penularan dan kematian akibat DBD. Pengendalian DBD tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan semata, melainkan membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Keterlibatan pemerintah daerah, sektor pendidikan, swasta, serta komunitas lokal sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan dan penanganan DBD secara berkelanjutan. Pengintegrasian teknologi dalam pemantauan wilayah rawan, seperti penggunaan aplikasi berbasis komunitas untuk melaporkan genangan air atau potensi sarang nyamuk, dapat menjadi inovasi penting dalam memperkuat kolaborasi ini.
    

Meskipun berbagai langkah telah diambil, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi, Di beberapa daerah, masih terdapat kekurangan tenaga medis, fasilitas kesehatan, serta infrastruktur pendukung untuk penanganan DBD. Kesadaran masyarakat terhadap bahaya DBD dan langkah pencegahan masih bervariasi di berbagai daerah. Hal ini memperlambat upaya pengendalian penyakit. Perubahan iklim yang tidak menentu dapat memperluas daerah endemik DBD, sehingga memperbesar tantangan dalam mengendalikan penyebarannya.  Dengan memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor terkait, serta terus mengembangkan inovasi dalam pengendalian vektor dan deteksi dini, diharapkan angka kasus DBD di Indonesia dapat ditekan dan masyarakat semakin tangguh dalam menghadapi ancaman penyakit ini.
KATA KUNCI : Demam Berdarah Dengue (DBD), Pendekatan Preventif dan Responsif, Kesehatan Masyarakat
 
DAFTAR PUSTAKA

Dari internet : Ahmad, R., Harapan, H., & Anwar, S. (2022). "Community-Based Prevention of Dengue: A Systematic Review and Meta-Analysis of Intervention Effectiveness." BMC Public Health, 22(1), 189. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/tmi.12485 [online]. (diakses tanggal 12 September 2024)

Dari jurnal : Rijal, K. R., Adhikari, N., & Aryal, S. (2021). "Impact of Environmental and Climatic Factors on the Transmission of Dengue Fever in Tropical and Subtropical Regions." International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(3), 1035. https://doi.org/10.3390/ijerph18031035

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun