Mohon tunggu...
Ribka Abigail
Ribka Abigail Mohon Tunggu... Mahasiswa - Murid di SMA Santa Ursula Jakarta

Murid di SMA Santa Ursula Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan Kualitas Pendidikan di Indonesia

26 November 2024   22:20 Diperbarui: 26 November 2024   22:44 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesenjangan pendidikan di Indonesia mencerminkan ketimpangan dalam akses, kualitas, dan hasil pendidikan di berbagai wilayah dan kelompok sosial-ekonomi. Hal ini terlihat dari perbedaan signifikan dalam kualitas fasilitas sekolah, kompetensi tenaga pengajar, penggunaan teknologi pendidikan, jumlah anggaran, hingga capaian hasil belajar. Daerah perkotaan seringkali memiliki akses lebih baik dibandingkan daerah pedesaan atau wilayah tertinggal, sehingga menciptakan kesenjangan yang memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi. Kondisi ini menuntut perhatian serius, mengingat pendidikan yang berkualitas merupakan kunci utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pembangunan yang inklusif serta meningkatkan taraf hidup.

Keluarga dengan pendapatan yang terbatas lebih rentan terhadap tekanan ekonomi yang mengharuskan anak-anak membantu memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga mengurangi fokus mereka pada pendidikan. Keadaan sosial-ekonomi seseorang memiliki pengaruh besar terhadap kualitas pendidikan yang dapat mereka terima. Ketimpangan ini memperburuk kesenjangan antara pelajar dari keluarga mampu dan tidak mampu, menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus. Anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah juga sering kali menghadapi keterbatasan mendapatkan akses terhadap materi pembelajaran tambahan, bimbingan belajar, atau fasilitas pendukung lainnya. 

Penerapan otonomi daerah di Indonesia juga memberikan peran penting terhadap kesenjangan pendidikan, terutama dalam hal pengelolaan dan pengalokasian anggaran pendidikan sekolah. Setiap daerah memiliki kemampuan yang berbeda dalam membagi anggaran untuk pendidikan, tergantung pada sumber daya ekonomi yang diberikan. Daerah yang lebih maju cenderung dapat menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih baik, sementara daerah miskin seringkali kekurangan dana untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ketidakseimbangan ini memperdalam kesenjangan antarwilayah, dan mempengaruhi peluang anak-anak di daerah tertinggal untuk bersaing secara setara dengan mereka di wilayah yang lebih maju.

Kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia sangat terlihat di daerah terpencil yang sering kali kekurangan infrastruktur dasar seperti gedung dan fasilitas sekolah yang layak, listrik, dan ketersediaan akses internet. Kondisi geografis yang sulit dijangkau membuat distribusi bahan pelajaran, teknologi pendidikan, dan pelatihan guru menjadi lebih kompleks. Akibatnya, siswa di daerah terpencil menghadapi keterbatasan yang signifikan dalam mencapai potensi belajar maksimal, hal ini jauh berbeda dengan siswa di wilayah perkotaan yang memiliki akses terhadap fasilitas modern dan teknologi canggih.

Faktor lainnya yang menjadi penyebab kesenjangan kualitas pendidikan adalah distribusi tenaga pengajar yang tidak merata. Daerah perkotaan lebih menarik bagi guru karena menawarkan fasilitas hidup yang lebih baik, peluang karir yang lebih luas, serta gaji yang lebih menjanjikan. Sebaliknya, daerah pedesaan atau terpencil seringkali kekurangan tenaga pengajar berkualitas, sehingga siswa di daerah tersebut menghadapi keterbatasan untuk pengalaman belajar yang setara. Ketimpangan ini berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa di wilayah-wilayah tersebut, yang pada akhirnya memperlebar jurang pendidikan secara nasional.

Kesenjangan pendidikan di Indonesia menunjukan tantangan yang membutuhkan perhatian dan solusi berkelanjutan dari berbagai pihak. Untuk mengatasi ketimpangan ini, diperlukan langkah strategis. Contohnya pemerataan alokasi sumber daya dengan memfokuskan dana untuk pengadaan fasilitas dasar seperti gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan, dan akses air bersih harus menjadi prioritas di wilayah yang kurang terlayani. Peningkatan kualitas tenaga pengajar di daerah terpencil juga perlu diperhatikan, pemerintah dapat memberikan insentif berupa tunjangan khusus, pelatihan rutin berbasis kebutuhan lokal, serta fasilitas tempat tinggal yang layak untuk guru. Terakhir, pemanfaatan teknologi untuk menyalurkan akses pendidikan.

 Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Indonesia dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan merata, sehingga setiap anak memiliki kesempatan yang setara untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Penulis: Maria Frizia Andari K., Ribka Abigail Nathania M., Stephanie Sharleen Wibowo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun