Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang belajar di pondok itu orangnya alim, baik, shaleh dan tentunya tidak mengenal cinta (pacaran). Tapi jangan salah menilai loh, karena mereka juga bisa memiliki kisah cinta yang sangat menarik dan berbeda dari remaja yang sekolah umum.Â
Anak pondok biasanya menjalin hubungan yang terlarang sekaligus membahayakan diri dengan mengirim surat cinta dan pastinya bukan langsung ke orangnya tapi lewat teman ke teman. Kalau ada yang bilang 'anak pondok kok pacarannya'? Yah jawaban mereka itu sangat menarik "anak pondok juga manusia, punya hati, cinta bukan robot, jadi maklumi saja kalau mereka pacaran".
Biasanya santri putra bisa berbincang dengan santri putri saat ada acara pondok atau seorang pimpinan pondok ingin menyampaikan informasi penting yang mengharuskan ikhwan dan akhwat menghadirinya dan disitulah awal mulai tumbuhnya cinlok .
Walau cuma kirim surat dan dianggap ketinggalan zaman tapi menjadi hal menarik bagi kami, yang mondok atau sudah mondok pasti tau rasanya gimana . Apalagi kalau kita kekurangan modal pulpen biasanya isi suratnya itu kayak pelangi, kalimat pertamanya pakai pulpen warna biru, habis di tengah jalan disambung pulpen warna hitam, kalau habis lagi biasanya pakai pensil atau kalau tidak ada terpaksa pakai tinta warna merah.
Memang sih isi suratnya unik dan lucu tapi sangat menyenangkan bagi yang mengalaminya. Ditambah lagi baca surat balasannya itu rame-rame sama sahabat,kalau ada kata-katanya yang lucu biasanya ngakak kayak puluhan orang yang ketawa, Alhasil ditegur sama mudobbirahnya,suara itu adalah aurat.
Walaupun ini sangat berbahaya namun bisa menjadi tantangan bagi para santri, jangan sampai ketahuan sama ustad/ustadzah. Biasanya yang ketahuan pacaran itu di permalukan dan di hukum di depan umum. Jangankan ketahuan pacaran, ketahuan ngeliatin orang lewat yang bukan mahram itu biasanya di hukum jalan jongkok mengelilingi lapangan sepuluh putaran, bayangin saja sakitnya kayak gimana.Â
Dan biasanya keesokan harinya kaki kita seperti orang lumpuh, tidak bisa digerakkan,jalannya juga mirip orang pincang. Apalagi kalau nama kita pemecah rekor di buku mukhallifatul lugo (buku pelanggaran bahasa) yang hukumannya jalan jongkok, di jemur dibawah terik matahari atau denda, miriskan dapat hukuman double.
Banyak yang berpikir kalau pesantren itu adalah tempat anak-anak nakal yang dimasukkan oleh orangtua mereka untuk mendidik anaknya supaya tidak nakal lagi. Tapi tidak semua santri itu adalah anak nakal dan pondok tempat pembuangan anak-anak nakal . Karena pesantren atau biasa disebut ponpres adalah sekolah berasrama . pendidikan di dalamnya bertujuan untuk memperdalam Al-Qur'an dan sunnah Rasul serta mempelajari bahasa arab serta tata bahasanya .
Pondok pesantren memberikan pelajaran yang komplit tidak hanya pelajaran umum tetapi berbagai ilmu pengetahuan mulai dari umum, agama, dan lainnya .
Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang cukup unit keren memiliki elemen dan karakteristik yang berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya . elemen-elemen islam yang paling pokok, yaitu: pondok atau tempat tinggal para santri, masjid, kitab-kitab, kyai dan santri. kelima elemen inilah yang menjadi persyaratan terbentuknya sebuah pesantren dan masing-masing elemen tersebut saling terkait satu sama lain untuk tercapainya tujuan pesantren, khususnya, dan tujuan pendidikan islam pada umumnya yaitu membentuk pribadi muslim seutuhnya (insan kamil).
Adapun yang dimaksud dengan pribadi muslim seutuhnya adalah pribadi ideal meliputi aspek individual dan sosial, aspek intelektual dan moral serta aspek material dan spiritual. Oleh karena itu pesantren banyak memberikan pengajaran moral yang sulit di laksanakan oleh lembaga pendidikan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H