Mohon tunggu...
Ribbi Akram
Ribbi Akram Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi saya tidur

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Warisan di Pagi Hujan

19 Januari 2025   22:05 Diperbarui: 19 Januari 2025   22:05 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Warisan di Pagi Hujan

Pagi berbalut rintik hujan perlahan,
Bayu termenung dalam lamunan.
Ibu memanggil lembut dari dapuran,
"Mari, Nak, bantu wariskan kelezatan."

Ayam kampung segar dipotong perlahan,
Jeruk nipis hilangkan amis di tangan.
Cobek besar menyambut bumbu seruan,
Cabai hijau, bawang, kunyit bersatu dalam kesabaran.

Aroma tumisan harum membahana,
Bumbu menyatu, ayam mendesis sempurna.
Daun jeruk dan serai menambah makna,
Tradisi keluarga terjaga di dapur sederhana.

Hujan deras, namun hati hangat menyala,
Di meja, ayam lado hijau tersaji sempurna.
Bukan sekadar rasa, tapi cinta dan cerita,
Warisan ibu kini milik Bayu selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun