Dan acara pun mulai, lampu padam. Padam bukan untuk memberikan efek hebat pada acara ini yang pemateri muncul dan lampu akan menyala pelan-pelan. Tapi ini listriknya benar-benar mati karena pemadaman bergilir. Tapi the light can be off but the spirit must go on.
Acara dilanjutkan tanpa pencahayaan palsu, hanya mengandalkan cahaya matahari. Diruangan yang panas pemateri pertama kak Fardelyn Hacky sudah berkuah-kuah mengasihkan akan materi, harus berputar-putar antara melihat slide di laptop yang kuat batere dia harus maju lagi kedepan membilang materi di slide kepada pemirsa di rumah yang sudah juga berkuah karena panas. Dan itu berlangsung sampai jam 10.50. giliran saya jam 11.00.
Keberapa orang jamaah anda sudah bisa bicara? Akan selalu menegangkan, gugup, grogi dan berkeringat kalau menghadapi banyak orang. Dan itu juga dimulai dari rumah, kita diajari berbicara dengan forum kecil, waktu dirumah forum keluarga, kemudian rapat desa, kemudian rapat di tempat kita menuntut ilmu.
Pertamanya memang kaku dan yang kita mau bilang ini, keluar itu. Yang mengajarkan untuk bicara banyak di rapat bagi saya adalah BEMA Ar-Raniry. Bang Khalid bang Putra Misbah, Bang Ansharullah dan lain-lain adalah pria-pria dibalik pertama-pertama saya disuruh pimpin rapat. Yah rapat BEM tak lebih dari 15 Orang.
Setelah tamat kuliah sudah masuk organisasi FLP, tidak juga punya jamaah yang besar, kadang Cuma 20 orang tidak lebih, sudah mulai bicara. Lalu ada acara besar FLP beberapa tahun lalu disuruh bicara di bawah panggung, untuk ratusan peserta, gugup terasa tanpa persiapan apa-apa tapi bicaranya Cuma lima menit, tentang buku yang baru diterbitkan yang ada nama saya dalam salah satu penulisnya.
Masih juga belum puas juga karena bicaranya terlalu terburu-buru dan bukan yang ingin saya sampaikan tersampaikan. Lalu datanglah Wada Irsyadi dikenalkan oleh bang Musmarwan untuk mereka akan membuat kegiatan besar-besaran memberikan materi tentang kepenulisan kepada Anak-anak Sekolah di seluruh Pidie. Saya salah satu yang diajak untuk menjadi pemateri. Dan itulah mulai langkah baru dalam bidang berdiri didepan dihadapan banyak orang.
Beberapa sekolah, beberapa acara melatih kita untuk berani, semakin kita banyak mengikuti acara, memberanikan diri untuk bertanya, walaupun pertanyaan agak konyol. Tapi bertanya saja untuk pemula supaya melatih seberapa berani kita. Itu yang saya lakukan sejak Smp kalau disuruh kepala sekolah mewakili sekolah ke Acara-acara. Malah kalau ada pengajian, kalau sesi pertanyaan. Saya suka bertanya padahal kadang jawabannya sudah tahu.
Akhirnya ini sudah di detik sebelum saya tampil untuk tampil, berusaha tenang. Berusaha masih bicara normal pada Masykur dan Gunar padahal sudah gugup luar biasa. Lalu pura-pura melihat laptop dan membaca bismilah lalu ke tengah audience, memberi salam dan berbicara.
Lalu ternyata kuncinya adalah persiapan, saya sudah bersiap-siap untuk bicara ini dua minggu lalu saat pertama dikabarkan, saya sudah cari-cari sama teman-teman blogger apa mereka memiliki slide materi tentang blog? Tak ada, saya baca-baca di internet apa itu blog dan apa masalahnya, walaupun sudah punya blog dan tau cara mengoperasikannya tapi baca-baca dan lihat-lihat adalah merecall kembali memori kita tentangnya.
Listrik masih mati dan slide yang sudah dibuat rapi saya abaikan dan bicara saja apa yang saya sudah pelajari berhari-hari, walaupun agak berputar-putar tapi hari ini luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H