Mohon tunggu...
Riazul Iqbal
Riazul Iqbal Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Penulis dari Aceh, Humoris, manis dan kalian dapat membaca tulisan Saya yang luar biasa Gratis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lock, Stock And Two Smoking Barrels

6 Desember 2015   20:58 Diperbarui: 6 Desember 2015   22:04 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="http://dewastreaming.com/lock-stock-and-two-smoking-barrels-1998/"][/caption]Sudah sebulan ini saya tidak menonton film apa-apa. Merupakan sebuah kemunduran sebagai saya penonton film sejati. Fakrijan bilang menonton film tidak baik dan tidak berpahala, jadi saya isi bulan tidak menonton film dengan memperbaiki jamaah, perbanyak baca Al-Qur’an pokoknya memantaskan diri sebagai Abi untuk anak-anak kita nanti. Fiuh!

Tapi sudah sebulan berlalu, rasanya rindu juga menonton film. Lalu saya putuskan untuk mencari-cari film apa yang bagus untuk engine start. Karena saya takut kalau menonton film tidak bagus di hari pertama menonton kembali, akan tidak suka film sebulan lagi.

Menonton film bagi penulis pemula adalah menemukan plot, setting, klimak, alur dalam menulis sebuah karya fiksi. Itu menurut ustad Rahmat Idris. Dan tak perlu keliling dunia, karena seluruh belahan dunia, ada sedikitnya difilm. Kalau mau ke krueng raya, nonton film Korea. Kalau mau ke Bambi Nonton film India. Kalau mau tidur, tidur aja.

Kemudian setelahnya sehabis itu selanjutnya terpilihlah film Jason Statam di tahun 1998. Saat itu dia masih tidak menakutkan seperti sekarang, persamaannya dulu dan sekarang adalah rambutnya sama-sama botak. Film Action yang berlandaskan di London ini mengingatkan saya pada film Jutawan Fakir asal Malaysia. Mereka memainkan beberapa orang dari berbagai penjuru London. Yang menarik adalah perpatneran penjahat London Utara dan London Selatan.

Film yang sinematografi setingkat Quantin Tarantino (Kill Bill, Batman) ini, membuat ledakan-ledakan di setiap scenenya. Tidak ayal nilanya 9 di Imdb. Sekelompok sahabat pencuri ada empat orang. Satu orang dengan kelebihan masing-masing. Lalu ada kelompok penanam dan penghisap ganja juga empat orang, tinggal di rumah tua dan ada penjara di pintu masuk, dengan alasan keamanan.

Satu grup lagi penjual sabu, yang punya seorang pelanggan, penghisap ganja dan penghisap sabu. Satu gerombolan lagi adalah penjudi dan penjual mainan. Kesemua tokoh ini punya akses bicara British yang bermacam-macam.

Konflik antar kelompok berlangsung saat kelompok pencopet kalah judi dari penjual mainan. Dan konflik satu lagi penjual sabu ingin mencuri uang penjual ganja setelah mendapat info dari pemakai sabu dan ganja.

Kalah judi 250 juta poundsterling membuat Jason Statam pusing seven keliling, bagaimana dia bisa mendapat uang banyak dalam waktu seminggu. Akhirnya dia ikut MLM dan Uang bekerja untuk dia. What? Bukan-bukan.. ini salah scene… lalu mereka berencana mencuri uang pemilik sabu karena sedinding dengan mereka.

Untuk merampok uang orang, mereka perlu senjata. Sedangkan pemilik mainan menyuruh ajudannya untuk mencari orang Inggris utara untuk mencuri senjata mahal pada kolektor barang antik, orang utara inilah menjadi kunci ending film ini.

Dua Orang lucu ini, di rekrut oleh ajudan bos besar judi dan mainan. Dasar curang, bos besar judi ini bernama Harry. Hatchet Harry. Dia mengicar senjata klasik bernilai 700 Juta Pond. Dengan membayar murah orang Utara.

Setelah melawan beberapa orang tua kolektor dengan cara unik dan menggelikan. Mereka berhasil mendapatkan senjatanya. Seorang patner kejahatan mendekap pemilik rumah dan menanyakan dimana uang mereka taruh.

“Bagaimana mereka punya uang, mereka bahkan tak bisa membeli furniture baru”

Kata seorang lagi.

Karena lupa cirri-ciri senjatanya. Kedua pria udik ini menjarah semua senjata antik dirumah tua ini. Di jalan pulang merampok dia bertemu kawan Jason Statam, dia meminta senjata yang mereka curi, karena lugu dan bodoh. Mereka kasih aja. Yang dikasih adalah yang bos bandit suruh curi.

Lalu film mencapailah akan pada klimaknya. Penyabu pergi dengan senjata lengkap kerumah peganja, pencopet pergi ke rumah penyabu dan penjudi marah-marah pada orang utara bedilnya tidak tiba-tiba. Mulai saat itu tembak-menembak sudah sering. Film menjadi bising. Dara muncrat dimana. Banyak pahlawan criminal yang menjadi korban.

Mengapa dua orang bodoh utara berhasil mengentikan film? Nonton saja sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun