Mohon tunggu...
Rina Wijaya
Rina Wijaya Mohon Tunggu... Penulis prasasti online -

Perangkai kata, kalimat, dan paragraf.

Selanjutnya

Tutup

Money

Alasan Terburuk untuk Beli Apartemen

13 Desember 2017   01:01 Diperbarui: 13 Desember 2017   01:02 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Keinginan mempunyai apartemen adalah sesuatu yang mendarah daging dalam budaya kita, sampai-sampai punya apartemen rumah dianggap sebagai bagian integral dari impian tiap orang. Jalan yang kebanyakan diambil seperti ini: lulu kuliah, menikah, membeli apartemen, dan punya anak.

Sepertinya halnya apa yang Anda lakukan. Sayangnya, banyak orang ingin punya apartemen berdasarkan informasi yang salah. Jika Anda berada di pasar untuk mencari apartemen, waspadalah terhadap rayuan yang umum diterapkan para penjaja properti.

Inikah waktu yang tepat untuk membeli?

"Jika Anda tidak beli sekarang, Anda akan bonus ini". Pernah dengar itu? Alasan populer untuk membeli apartemen adalah ketepatan waktu. Apakah itu karena tingkat suku bunga rendah atau harga apartemen turun, mudah untuk terjebak dalam pemikiran bahwa Anda akan kehilangan kesempatan.

Ya, membeli ketika suku bunga dan harga apartemen rendah jelas baik untuk keuntungan Anda. Tapi kondisi yang menguntungkan di pasar bukan alasan untuk segera membeli apartemen. Membeli secara prematur atas nama ketepatan waktu justru nanti akan menghantui Anda.

Tekanan sosial

Mungkin Anda yang terakhir di lingkaran sosial Anda untuk memiliki hunian sendiri, Anda pasti tak mau mengunjungi mertua tanpa ditanya apakah Anda punya apartemen, atau Anda diberi tahu bahwa memiliki apartemen adalah tanda kesejahteraan finansial.

Memiliki tekanan sosial, apakah itu disebabkan oleh Anda sendiri atau ditimbulkan oleh orang lain, akan memberi Anda masalah. Gunakan penutup mata dan jangan biarkan hasutan mendikte keputusan membelanjakan uang besar semacam itu.

Perubahan hidup

Ada kesalahpahaman bahwa sekitar 10 menit setelah Anda menikah, Anda perlu membeli hunian. Atau jika Anda sedang hamil, Anda tidak bisa membawa mereka pulang ke kontrakan, karena bayi butuh lebih banyak ruang dan ketenangan.

Jangan jatuh ke dalam mitos bahwa Anda perlu apartemen karena hidup berubah signifikan. Hidup Anda tak akan lengkap hanya karena punya apartemen. Punya tempat tinggal bertepatan dengan pernikahan, kelahiran, atau peristiwa besar lain bisa menyebabkan Anda membeli sesuatu yang tak perlu.

Menyewa adalah buang-buang uang

Debat sewa versus beli bukanlah hal baru. Ada skenario di mana menyewa masuk akal, dan beberapa harus dibeli. Jika Anda berada dalam posisi keuangan yang kuat untuk membeli dan Anda ingin melakukannya, maka membeli adalah jalan yang harus Anda kejar.

Tapi jangan membeli rumah hanya karena mitos bahwa menyewa adalah membuang uang. Membandingkan keduanya lebih rumit daripada menghitung pembayaran. Menghitung akan membantu Anda menimbang biaya sewa atau membeli, dengan melihat variabel dari dua skenario.

Apartemenadalah investasi

Anda mungkin mempertimbangkan memiliki apartemen sebagai investasi. Tapi bisa dikatakan bahwa tempat tinggal pribadi Anda adalah properti. Tak ada jaminan bahwa nilai apartemen akan naik. Bergantung saat Anda membeli, saat Anda menjual, dan mungkin kehilangan uang atas investasi ini.

Coba hitung berapa biaya perawatan dan perbaikan, bunga, dan depresiasi, dan jelas bahwa tak ada jaminan biaya akan kembali seperti saat membeli rumah.

Tentukan alasan membeli

Jika Anda berada di pasar untuk mencari apartemen, pertimbangkan dengan cermat motif dan keinginan Anda untuk memiliki apartemen. Jika Anda tak punya alasan apapun, luangkan waktu untuk berpikir dan lihat kembali tujuan Anda.

Anda tak harus memakai cara yang sulit untuk mengetahui apa yang salah, atau sebelum Anda siap. Membeli apartemen akan mempengaruhi kehidupan dan keuangan Anda selama bertahun-tahun yang akan datang. Pastikan Anda melakukannya untuk alasan yang benar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun