Seperti halnya keluarga lain yang masih lengkap, single parent juga butuh rencana keuangan yang matang untuk menopang kehidupan keluarga supaya tetap jalan. Menjadi single parent bukan merupakan pilihan, tapi takdir yang harus dijalani.
Bisa dibayangkan bagaimana tugas ayah atau ibu kemudian disatukan dalam seorang single parent. Di satu sisi harus menjaga kondisi keluarga, sedang di sisi lain harus bisa menghidupi keluarga. Karenanya, diperlukan strategi matang agar membuat semuanya tetap terkendali.
Apalagi untuk single parent, komitmen merupakan fondasi utama untuk menjaga kelangsungan keluarga. Jangan sampai barang yang tak dibutuhkan justru malah dibeli. Jika ini terjadi, selalu ingatlah bahwa ada anak yang lebih butuh biaya.
Buat rencana keuangan
Saat membuat rencana keuangan harus lebih dulu ditentukan tujuannya. Tujuan bisa memberi motivasi untuk mengatur keuangan agar sesuai rencana. Misalnya, menghemat keuangan untuk sekolah anak hingga ke perguruan tinggi, maka cobalah untuk mengambil asuransi pendidikan.
Tentunya hal ini harus dibarengi target waktu agar tujuan bisa dicapai secara tepat. Target waktu yang dicanangkan harus realistis agar tak makin stress dan terbebani. Rencana keuangan yang terkesan asal-asalan membuat kondisi keuangan keluarga jadi berantakan dan makin mempersulit kondisi finansial.
Agar masa depan tak terbelenggu masalah keuangan, ada baiknya segera menyiapkan tabungan jangka panjang, atau coba untuk investasi. Cari jenis investasi sesuai kemampuan dengan menimbang keadaan ekonomi. Setelah menemukan yang cocok, pelajari tentang cara investasi serta segala kemungkinannya.
Ikuti aturan keuangan
Bukan cuma mengikuti aturan keuangan yang ditetapkan pemerintah, tapi juga ikuti aturan keuangan yang sudah dibuat. Sebisa mungkin jangan sampai melanggar rencana yang menjadi tujuan. Menjaga diri tetap berkomitmen merupakan salah satu langkah sukses untuk kemandirian finansial.
Mengatur keuangan bisa dimulai dari hal kecil, salah satunya membuat catatan pengeluaran secara detail. Daftar pengeluaran bisa berfungsi sebagai alat pengingat, misalnya kapan terkahir kali membeli bumbu dapur, atau di mana toko penjual perlengkapan anak termurah.
Dalam hal ini, daftar pengeluaran bisa dimanfaatkan sebagai bahan referensi. Catatan pengeluaran juga bisa berguna layaknya list prioritas kebutuhan. Lihat kembali catatan ini ketika hendak membeli sesuatu. Jika punya kartu kredit banyak, cukup bawa satu kartu saja.
Hindari mengambil hutang
Sudah jadi hal jamak kalau single parent kebanyakan justru terlilit utang. Keadaan seperti ini sebenarnya bisa dihindari saat membuat rencana keuangan pada awal menjadi single parent. Menjadi single parent tak cuma harus jeli mengatur kondisi rumah tangga, tapi juga harus pandai menyiasati alur keuangan.
Hutang hanya akan berguna pada jangka pendek, untuk jangka panjang hutang justru bisa menimbulkan masalah kemudian hari. Sebisa mungkin hindari mengambil hutang dalam bentuk apapun. Single parent merupakan situasi dimana keadaan keluarga rentan.
Hutang hanya akan memperburuk situasi finansial keluarga, apalagi jika kondisi keuangan belum stabil dan tak punya tabungan jangka panjang. Hindari juga memakai kartu kredit. Jikapun punya, gunakan secara bijaksana. Kontrol pemakaian kartu. Ketika ingin keluar, tinggalkan kartu kredit di rumah.
Libatkan anak-anak
Yang namanya single parent, pasti terdiri dari satu orang tua dan anaknya. Saat masih bersama pasangan, keputusan selalu diambil berdasar musyawarah keduanya. Dan ketika status berubah jadi single parent, maka sudah saatnya melibatkan anak-anak saat mengambil keputusan.
Ajak anak diskusi tentang sesuatu yang kecil sebagai wadah pembelajaran. Ketika sudah biasa menghadapi masalah, sesekali mintailah pendapat tentang persoalan yang terjadi. Kondisi yang demikian bisa membuat sang anak merasa dibutuhkan, sehingga akan belajar tanggung jawab.
Libatkan anak dalam diskusi soal kondisi keuangan agar mereka paham dengan keadaan ekonomi yang terjadi dalam keluarga. Sesekali, berikan anak-anak tangungg jawab mengola keuangannya sendiri. Tentunya pembelajaran seperti ini harus dimulai secara bertahap dan konsisten dilakukan.
Sebagai gambaran, pada mulanya anak-anak diberikan uang saku perhari, lalu perminggu dan kemudian perbulan. Lihat tiap perkembangan yang terjadi dan lakukan evaluasi, juga terapkan rasa tanggung jawab dan disiplin.
Cari sumber pemasukan lain
Salah satu kemampuan yang harus dipunya single parent yaitu mencari sumber pemasukan lain. Saat keluarga masih lengkap, keduanya bisa mencari sumber pemasukan secara mandiri. Tapi saat jadi single parent, semua pekerjaan harus dipikul seorang diri.
Pemasukan dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga seperti pengeluaran harian, pengeluaran bulanan, hingga pengeluaran jangka panjang. Selain ketersediaan peluang yang ada, kemampuan mencari sumber penghasilan lain juga sering kali dipengaruhi skill dan waktu.
Mulai dengan mengenali potensi diri kemudian asah kemampuan supaya bisa memenuhi kualifikasi. Jika dirasa terlalu sulit menemukan pekerjaan, coba berwira usaha dengan memanfaatkan skill yang dimiliki. Apalagi mengingat saat ini produk yang berbasis kreatifitas sangat laku di pasaran.
Mengatur keuangan untuk single parent memang tak pernah mudah. Bahkan software manajemen keuangan atau software payroll terbaik sekalipun akan kesulitan saat diminta menghitung. Karenanya, peran tiap anggota keluarga menjadi sangat penting untuk bebas masalah finansial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H