Menjadi single parent tentu bukan impian tiap orang. Sayangnya, keadaan single parent bisa saja terjadi pada tiap orang tanpa ada aba-aba. Meski tak diharapkan, keadaan single parent bisa menjadi satu berkah tersendiri jika bisa dikelola dengan baik.
Status single parent seharusnya juga tak menjadi penghalang untuk selalu memberi yang terbaik bagi anaknya. Ini bisa diperoleh melalui pengelolaan keuangan yang baik. Dengan manajemen yang baik, kehidupan keluarga pasti akan terjaga tetap normal layaknya anggota keluarga yang masih utuh.
Single parent bisa terjadi kapan saja dengan cara apapun, misalnya pasangan meninggal atau adanya perceraian. Jika kondisi ini terjadi, langkah bijak pertama yang harus ditempuh yaitu terus melangkah ke depan demi masa depan keluarga yang lebih bahagia.
Tiap orang pasti punya sikap berbeda dalam menyikapi single parent, dan biasanya tergantung beberapa factor, seperti lingkungan dan tingkat pendidikan. Beberapa memandang status ini sebagai beban, tapi sebagain lain melihatnya sebagai sebuah tantangan yang harus dijalani.
Perencanaan ulang
Hal penting pertama yang harus segera dipikir setelah menjadi single parent yaitu merencanakan ulang kehidupan berkeluarga. Rencana diperlukan terkait kondisi psikologis keluarga maupun keuangan. Rencana harus disusun segera setelah pasangan tak ada, agar anak-anak tidak menjadi korban.
Tentukan prioritas keluarga dan lihat kembali kemana arah keuangan dialokasikan. Setelah menentukan rencana, pertimbangkan bagaimana rencana itu akan dijalankan. Juga, pikirkan bagaimana tetap mendapat pemasukan, dan lakukan evaluasi secara berkala.
Dalam mengatur keuangan, khusunya single parent, ada berbagai hal yang butuh perhatian, utamananya untuk alokasi pengeluaran. Sebagai contoh, sebisa mungkin jumlah pengeluaran tiap bulan tak boleh lebih dari 60% dari pendapatan perbulan.
Sisa dari pendapatan kemudian bisa digunakan untuk membayar hutang atau cicilan dengan porsi 30%, itupun jika punya hutang. Kelebihan dari pendapatan bisa digunakan untuk keperluan hiburan, sosial atau investasi.
Single parent harus pandai memilah dan memilih peran
Layaknya sebuah keluarga yang normal, single parent pun butuh proteksi diri dari kemungkinan munculnya masalah rumah tangga. Proteksi semacam ini bisa didapat dari asuransi. Melibatkan keluarga yang masih tersisa, dalam hal ini anak, adalah langkah bijaksana untuk single parent.
Langkah selanjutnya yaitu mendapat proteksi keuangan. Ini merupakan langkah nyata untuk mengatur keuangan di masa depan. Dengan banyaknya asuransi yang tersedia, single parent harus pandai memilah dan memilih yang terbaik untuk keluarganya.
Pengelolaan dan fungsi tiap anggota keluarga juga harus jelas. Sebagai gambaran, ketika orang tua harus bekerja, maka sang anak harus menjaga dan merawat rumah. Sang kakak harus menggantikan fungsi orang tua dengan membantu adiknya jika kesulitan di rumah.
Peran seperti ini harus dijelaskan pada tiap anggota keluarga. Keluarga bukan perusahaan, yang mana keuangan bisa dengan mudah diatur melalui software payroll misalnya. Keluarga tak berdasar pada aturan, tapi lebih ke etika dalam memainkan peran masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H