Saat ini, saya memiliki seorang anak perempuan yang masih batita. Namun bukan berarti saya tidak terpikir bagaimana harus menghadapi perubahan"besar" yang akan terjadi padanya di usia remajanya kelak. Terutama saat memasuki masa pubertas. Masa yang tergolong "rawan" dalam fase pertumbuhan seorang remaja.
Masa pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan fisik, psikis dan perubahan fungsi seksual yang umumnya terjadi pada rentang usia 8 – 17 tahun. Dari hasil browsing saya di beberapa situs terpercaya, inilah beberapa tips yang dapat saya rangkum tentang cara tepat mendampingi anak perempuan melalui masa pubertasnya, yaitu :
1.Persiapkan anak sejak dini
Sejak usianya masih anak-anak, berikan bekal pengetahuan secara bertahap tentang bagaimana menjaga diri termasuk menjaga alat kelamin, perbedaan antara anak lelaki dan perempuan serta pengetahuan dasar akan fase pubertas yang bakal mereka lalui kelak.
2.Menerapkan pola komunikasi yang jujur, terbuka dan bersahabat
Komunikasi yang jujur, terbuka dan bersahabat adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan anak. Pola komunikasi ini akan membuat anak merasa nyaman dan tak sungkan bercerita pada orang tua khususnya pada ibunya saat mengalami perubahan fisik di masa pubertas.
Hal ini juga akan memberi peluang pada kita untuk memberi penjelasan secara gamblang dan menjawab pertanyaan mereka terkait perubahan yang dialami dengan mudah. Tak ada salahnya sahabat menceritakan pengalaman saat pertama kali melalui masa pubertas dulu sehingga anak merasa bahwa hal itu adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakuti.
3.Jadikan aktivitas pendampingan sebagai sesuatu yang menyenangkan
Anak perempuan mungkin akan mengalami ketakutan saat merasakan payudaranya nyeri dan menemukan ada bercak darah di baju dalamnya. Untuk membuat anak merasa lebih nyaman melalui peristiwa ini, ajaklah dia mencari bra dan pembalut wanita bersama-sama.
Perkenalkan jenis-jenis bra yang cocok untuk menunjang aktivitas remaja begitu juga jenis-jenis pembalut yang cocok untuk dipakai dalam kondisi yang berbeda. Eksplorasi terhadap hal-hal baru ini biasanya menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi remaja. Jangan lupa ajarkan cara menggunakan dan mencucinya.
Ajarkan juga pengetahuan fiqih terkait menstruasi seperti larangan beribadah untuk perempuan yang sedang haid, tata cara mandi wajib, dan sebagainya. Jadilah orang pertama yang menjadi tempat anak bertanya dan berkonsultasi tentang hal ini sebelum anak mencari informasi pada pihak lain.
4.Bekali pengetahuan tentang konsekuensi masa pubertas
Salah satu hal yang penting untuk disampaikan adalah informasi terkait konsekuensi kehamilan. Sampaikanlah hal ini dengan cara yang persuasif tetapi tetap mengondisikan mereka untuk tetap nyaman.
Tak ada salahnya sahabat menyarankan sang remaja putri mengakses berita tentang resiko kehamilan akibat pergaulan bebas baik melalui televisi, media cetak maupun internet, serta jangan lupa bekali mereka dengan ilmu agama yang memadai tentang kewajiban menutup aurat dan menjaga sikap terhadap lawan jenis serta dosa bagi orang-orang yang melakukan hubungan seksual dengan kesengajaan.
Lakukan pendekatan yang bersahabat sehingga sang remaja putri pun tahu alasan orang tua memberlakukan pengawasan yang lebih ketat pada masa ini serta alasan di balik kewajiban mereka menutup aurat dan menjaga sikap.
Dan bagi orang tua, Allah swt menjanjikan surga bagi mereka yang menjaga anak perempuan mereka dengan sebaik-baiknya sebagaimana hadits rasulullah SAW yang artinya: “Barangsiapa memiliki tiga orang putri atau tiga orang saudara putri, atau memiliki dua orang anak putri atau dua orang saudara putri, kemudian ia mendidiknya dengan baik hingga memiliki ketaqwaan kepada Allah dan akhlak yang mulia, maka dia berhak masuk surga”. (HR. Tirmidzi).
Semoga bermanfaat.
Referensi: dari berbagai sumber
Dipublikasi di Ummi online edisi 8 Mei 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H