Mohon tunggu...
Feizal Karim
Feizal Karim Mohon Tunggu... -

PNS, Menikah/4 anak, S2 Teknik, Suka menulis, Mengisi kolom tetap Makna setiap hari Rabu di Harian Riau Pos. Kunjungi saya di blog http://riau2020.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Uang Hantu Dimakan Syetan

21 April 2011   14:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:33 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang rekan menulis tentang adanya orang yang mengaku wartawan yang memalak ke sekolah-sekolah pada musim ujian nasional ini. Disebutkan mengaku wartawan karena kadang menunjukkan kartu asosiasinya atau kadang hanya membawa koran yang dikatakan dari tempat dia bekerja. Berdasarkan pengalaman, orang seperti ini sebenarnya bukan wartawan karena seorang wartawan pasti lah dia memegang etika profesinya yang mulia.

Karena tidak jelas itu maka kita sebut saja oknum yang memang bisa dijumpai di banyak tempat di negeri kita ini. Tujuan mereka hanya untuk mendapatkan uang dengan mudah dan tanpa rasa malu dari orang yang bisa dia "makan". Ia mau melakukan itu bisa jadi karena paksaan ekonomi atau memang karena sudah tidak punya sensitivitas atau iman pada kebaikan dan tidak akan kehilangan hal yang berarti sehingga membuatnya bersifat agak spekulatif.

Menyikapi oknum demikian tergantung kita sendiri. Jika kita memang benar maka tidak ada alasan takut dengan perilaku oknum demikian karena sebenarnya tidak ada yang bisa dia lakukan pada kita. Tidak pula terlalu kuatir dengan ketidaksempurnaan dan kekurangan di sana sini, sepanjang hal itu bukan suatu hal yang mendasar.

Sebaliknya jika memang salah ataupun ada kesalahan yang dilakukan dengan sengaja (by intention), maka wajarlah oknum itu dengan dingin bisa menekan kita yang menjurus ke UUD (ujung-ujungnya duit). Dalam musim ujian nasional ini, jika sekolah dengan sengaja melakukan kecurangan, apalagi dengan motif komersialisasi, maka sangat wajar jika oknum itu memalak para pihak di sekolah.

Dalam dunia palak-memalak memang sudah populer istilah: "duit hantu dimakan syetan". Artinya kalau mendapatkan sesuatu secara tidak baik maka akan mudah pula hilang tanpa manfaat, kalau bukan menimbulkan mudarat. Istilah ini tentu bukan bermaksud mengisyaratkan perlunya memperhitungkan adanya pengeluaran untuk uang palak ketika ingin mengkomersialkan apa yang jadi kewenangan kita, apalagi di lingkungan pendidikan. Bukannya "guru kencing berdiri, murid kencing berlari" tapi bisa berubah jadi "guru dikencingi hantu".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun