Mohon tunggu...
Ria Tumimomor
Ria Tumimomor Mohon Tunggu... lainnya -

I am an Indonesian woman who loves blogging about my experience on public transportation at http://riamrtumimomor.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Life as we know it

25 Oktober 2010   01:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:08 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gue sebenarnya rada males deh nonton romantic comedy… Tapi Josh Duhamel susah buat dilewatkan…cuci matanya maksudnya… Jadilah akhirnya nonton juga.

Cerita dimulai dengan kencan penuh bencana dari Holly Berenson (Katherine Heigl) dan Eric Messer (Josh Duhamel). Eric diperlihatkan sebagai cowok yang gak pernah serius, terlihat dari gaya berpakaiannya yang cuek, menikmati hidup dan bekerja di stasiun tv sebagai “the bottom pusher” untuk acara olahraga. Ceweknya beredar dimana – mana. Sementara Holly terlihat begitu rapi dan penuh perhatian sama detail serta membuka toko kue. Sepertinya jarang berkencan.

Lho, dengan sifat yang bertolak belakang begitu kok mereka bisa berkencan?Masalahnya Eric adalah sahabat dari Peter (Hayes MacArthur) yang beristrikan Alison (Christina Hendricks) dan merupakan sahabat Holly. Seperti biasa pasangan yang sudah menikah selalu sibuk menjodoh – jodohkan teman mereka yang masih lajang. Pasangan ini punya anak perempuan yang imut abis bernama Sophie (pemerannya tiga anak kembar) sampai bisa membuat Holly dan Eric berada dalam satu ruangan. Bahkan bertahan untuk mendengarkan lagu anak – anak yang menjengkelkan buat orang dewasa. Hingga menghabiskan waktu seharian pada pesta ulang tahun Sophie yang pertama.

Suatu hari terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa pasangan suami istri itu dan dua orang yang saling tidak menyukai ini mendapat musibah lanjutan. Karena sahabat mereka telah membuat surat wasiat yang menyatakan mereka ingin Sophie dirawat oleh keduanya. Rumah pun dihibahkan untuk kedua orang ini. Jelas mereka berdua shock berat. Berada dalam satu ruangan aja sudah membuat keduanya gerah. Sekarang mereka harus membagi waktu antara bekerja dan mengasuh Sophie. Seperti sudah diduga, jelas terjadi kehebohan (walau klasik adegannya tapi masih bisa bikin ketawa juga). Belum lagi harus menghadapi tetangga yang katanya sih mau membantu tapi usil berat. Dan seperti yang sudah diduga keduanya akhirnya saling suka dan harus melewati proses mulai dari flirting, sleeping together, fall in love, argue, misunderstand, separated and get together again.

Ceritanya biasa banget sih. Tapi cerita paling biasa pun jika dimbangi dengan chemistry yang okeh antara para pemainnya bisa membuat film itu hidup. Katherine Heigl walau perasaan gue karakternya di film – film begitu – begitu aja (thirty something, susah dapat cowok…which is ada gak sih yang percaya cewek secakep dia susah dapat cowok? Buta apa cowok – cowok disana?) tapi tetap bikin gemes. Gemes pengen nabok maksudnya. Hahaha… Kidding. Chemistrynya bagus dengan Josh Duhamel. Pas banget memerankan pria yang asli kerjanya cuman having fun namun mendadak diserahi tanggung jawab mengurus anak. Bukan anak kandungnya pula. Dia tidak tega membayangkan Sophie jatuh ke tangan keluarga yang tidak dikenal. Tapi dia masih tidak rela melepaskan semua kesenangan duniawi. Bahkan ia pun merasa terjepit pada pilihan antara pekerjaan atau Sophie dan juga Holly.

Mengurus anak memang gak gampang. Kalau hanya ketemu sesekali, bermain bersama dan membuatkan makanan atau ngasih hadiah, semua orang mungkin bisa. Namun begitu anak itu resmi jadi tanggung jawab mereka sepenuhnya mendadak begitu banyak persoalan yang timbul. Mereka dihadapkan ada banyak hal yang mesti dibiayai, gak bisa tidur karena si anak menangis sepanjang malam, bingung mengatur siapa yang menjaga karena dua – duanya bekerja… Kuatir pas anak itu sakit… Namun juga gembira disaat si anak tersenyum (walau mereka menderita habis karena acara anak – anak di tv itu sama sekali bukan favorit para orang tua), bahagia melihat langkah pertamanya dan terharu begitu mendengar anak tersebut berbicara. Akhirnya, hal itu yang menjadi paling penting dalam kehidupan Holly serta Eric dan mengalahkan ego mereka masing – masing.

Not bad for a romantic movie comedy. Though we have to remember that Real Life as we know it is nothing like romantic comedy kind of movie:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun