Sejak saat itu kami lebih sering bersama, berawal dari salig mengirim sms, saling bertelepon,bahkan dia sering menemaniku menggerjakan tugas meskipun dia tidak banyak membantu karena kami berada di fakultas yang berbeda. Kedekatanku dengan Erik ternyata menjauhkanku dari teman -- temanku entah itu teman sejurusan yang biasanya pergi bersama saat istirahat maupun kakak -- kakak senior yang mengajariku membolos dan nongkrong mulai dari nongkrong di warung kopi belakang kampus hingga di salah satu mall yang ramah mahasiswa di kota kami.
Aku merasa ada moment special saat aku bersama Erik karena dunia ku yang biasanya rame menjadi lebih tenang dan lebih damai, kami mulai sering bersama, menonton film bersama, mencoba makan ditempat -- tempat makan baru di sekitar kampus, bahkan pergi ke area permainan di mall yang dekat dari kampus kami saat kami mendapat jam kosong bersamaan, Erik juga mencegahku membolos kuliah dengan alasan apapun, sehingga aku merasa dia memberikan efek positive dalam kehidupanku.Â
Namun satu hal yang aku kurang suka darinya adalah karena dia seorang perokok, aku memiliki trauma dengan perokok karena salah satu keluargaku ada yang kehilangan nyawanya karena menjadi perokok berat, aku juga menceritakan hal itu padanya dan diapun sedikit demi sedikit mengurangi porsi rokoknya saat bersamaku, namun aku tidak tau apakah dia juga seperti itu saat tidak bersamaku.
Kami semakin dekat meskipun tidak ada ungkapan rasa cinta diantara kami, adegan seperti bergandengan tangan atau saling bersuap dan berbagi makanan sudah menjadi hal yang biasa bagi kami, tetapi disisi lain kami hanyalah teman, karena kami berdua tidak pernah ada yang menyatakan rasa suka.
Suatu hari ketika kami sedang berdua di depan kampus, salah satu kaka senior ku melihat kami dan dia menyapa, ternyata mereka saling kenal, tetapi tidak akrab, hanya sebatas tau karena satu angkatan dan satu jurusan. Kurasa dia mengetahui kedekatanku dengan Erik dan dia mulai menarikku  lagi ke circle nya dia, karena tanpa sepengetahuanku dia ternyata menaruh rasa suka padaku.Â
Karena dia salah satu pengurus BEM, maka dia mulai membuat banyak acara dan membawaku sibuk di sekitarnya, akupun mulai sibuk dan jarang bertemu dengan Erik. Beberapa kali Erik mampir ke BEM untuk sekedar menyapa dan sedikit berbincang namun karena kami tidak punya status dalam hubungan dan dia tidak sefrekuensi dengan teman -- teman BEM, maka diapun lama -- lama jarang datang, dan akupun lama -- lama terlalu sibuk dan jarang mengangkat telepon darinya ataupun membalas pesan darinya.
Hari demi hari berjalan dan aku semakin dekat dengan kaka BEM ini, khirnya aku memiliki HTS juga dengan kaka BEM ini dan Erik juga sering melihat kami pergi berdua, berboncengan meskipun dengan alasan membeli keperluan dan bahkan aku diajak kerumahnya, disitu kurasa Erik mulai mejauh dan mulai jarang menghubungiku.Â
Hubunganku dengan kaka BEM ini bukan lagi Hubungan Tanpa Status ketika dia menyatakan cinta, meskipun pada awalnya aku menolak dengan berbagai alasan karena pada dasarnya aku tidak yakin menyukainya namun pada akhirnya aku menerima dan berusaha menjalani hubungan dengannya, seperti dugaanku ini tidak akan berhasil, sebulan kemudian kami mengakhiri hubungan kami namun kami tetap berteman bahkan sampai sekarang.
Ketika hubunganku berakhir, aku teringat lagi dengan Erik, aku mencoba menghubungi nomor teleponnya, namun nomor teleponnya sudah tidak aktif, aku juga beberapa kali mencarinya di kampus dan di kedai nasi goreng langganannya namun aku juga tidak pernah lagi bertemu dengannya, dia tidak pernah mengenalkan temannya padaku sehingga aku tidak tau harus mencari dimana.Â
Ddisaat yang bersamaan aku juga harus focus menjalani kuliah yang selama ini kuanggap enteng karena kulihat beberapa temanku sudah mulai menyusun skripsi, maka akupun memutuskan untuk focus kuliah dan meninggalkan semua hal lain. Hingga saat ini aku tidak pernah lagi berjumpa dengannya, aku juga tidak tahu sebenarnya aku yang mengghosting atau yang di ghosting, namun aku berharap kami sama -- sama dalam keadaan baik dimanapun kami berada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H