Mohon tunggu...
Ria Syahirah
Ria Syahirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif dan saya sangat menyukai hal yang berhubungan dengan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fungsionalisme Struktural dan Asumsi Dasar Talcott Parsons

18 September 2022   09:07 Diperbarui: 18 September 2022   09:09 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Talcott Parsons atau akrab disapa Parson merupakan salah satu sosiolog terkenal yang lahir tahun 1902 di Colorado Spring, Colorado. Ia berasal dari latar belakang keluarga yang religius dan intelektual. Ayahnya adalah seorang pendeta, profesor dan akhirnya menjadi seorang rektor di sebuah perguruan tinggi kecil di Colorado. Parsons mendapat gelar sarjana muda dari Universitas Amhersttahun tahun 1924 dan mulai menyiapkan disertasinya di London School of Economics. 

Pada tahun 1937 ia menerbitkan The Structure of Social Action & menjadi Kajur Sosiologi di Universitas Harvard pada tahun 1944 serta pada tahun 1946 ia mendirikan Departemen Hubungan Sosial. Terbitnya The Social System pada tahun 1951, ia menjadi tokoh dominan Sosiologi Amerika . kepudian pada tahun 1960 an ia mendapat serangan kaum sayap kiri radikal krn dianggap terlalu konservatif & teorinya sulit dipahami. Teori Talcott Parsons menjadi dominan pada tahun 1980-an dan walaupun sudah wafat, teori nya masih tetap menjadi salah satu referensi atau pandangan bagi sosiologi khusus nya bagi negara berkembang.

Asumsi dasar dari teori fungsional struktural adalah menganalogikan seperti sebuah anatomi tubuh manusia. Menurut Parson, masyarakat terintegrasi atas kesepakatan dari para anggota tentang nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan dalam mengatasi sebuah perbedaan, sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. 

Maka dari itu, Parson berpandangan bahwa masyarakat merupakan suatu kumpulan dari sebuah sistem-sistem sosial yang saling berhubungan dan ketergangtungan satu sama lain. 

Maka dari itu, Parson berpendapat bahwa jika seseorang di dalam masyarakat mengalami sesuatu maka masyarakat lain akan terkena dampak. Sebagai contoh, jika tubuh kita mengalami kurang sehat, maka semua kegiatan kita akan terganggu.

Dalam pemikiran fungsional struktural, tidak lepas dari sebuah aktor dan dalam konteks aktor dari sebuah sistem sosial, menurut Parson aktor adalah sebuah kombinasi dari nilai-nilai dan orientasi yang diperoleh dari sebuah derajat yang sangat penting dan memiliki nilai-nilai yang dominan. Saat individu menjadi kctor, hal tersebut tidak lepas dari sebuah kegiatan sosialisasi dari anggota masyarakat atau keluarga. 

Namun ketika membahas sistem sosial, Parson tidak sepenuhnya mengesampingkan masalah hubungan antara aktor dengan struktur sosial. Tapi sebaliknya, Parson menyebutkan bahwa integritas pola-pola dari nilai dan kebutuhan disposisi dengan dinamika fundamental sosiologi. Secara umum, Parson berasumsi bahwa aktor adalah penerima pasif dalam sebuah proses sosialisasi. 

Sebagai contoh saat kita ingin menjadi orang yang sukses, karena sudah terbentuk dalam nilai masyarakat bahwa orang yang sukses adalah seseorang yang mempunyai hal-hal yang mewah maka secara tidak langsung persepsi kita mengenai orang yang sukses juga akan terbentuk karena pola pikir dalam masyarakat. Padahal makna sukses relative dan bisa dilihat dari banyak sudut pandang. Jadi, tiap tujuan individu dilatar belakangi oleh karakteristik suatu entitas masyarakat.

Selanjutnya tindakan individu diarahkan dengan tujuan. Dalam segala aktivitas kehidupan seorang aktor atau individu selalu berorientasi pada sebuah tujuan. Tujuan ini lah yang akhirnya menjadi pedoman bagi individu dalam menjalani kehidupan nya. Tindakan individu manusia ditentukan oleh orientasi subjektif yaitu berupa motivasional dan nilai. Jadi pada hakikat nya, dalam konteks tindakan individu atau aktor selalu memiliki orientasi tujuan yang selalu melekat pada nilai, norma, adat, dan tradisi melalui proses internalisasi dan sosialisasi yang sudah ditanamkan. Persyaratan kunci bagi terpeliharanya integrasi pola nilai dalam sistem sosial adalah proses INTERNALISASI & SOSIALISASI. 

Namun disini Parson mengatakan bahwa pada umumnya dalam sistem sosial aktor bertindak sebagai penerima pasif dalam proses sosialisasi. Dari sosialisasi inilah Parsons akhirnya dikritik oleh Francois Baurricaud dengan "dialektika sosialisasinya".

Berikutnya masyarakat dalam fungsionalisme struktural. Dalam fungsional struktural masyarakat dilihat sebagai kumpulan sistem-sistem sosial yang saling berhubungan dan ketergantungan satu sama lain. Selain itu masyarakat juga sebagai organisme biologis dan jalinan sistem. Maka jika seseorang dalam masyarakat tersebut mendapat masalah, maka masyarakat lain akan terkena dampaknya.

Lalu masyarakat juga sebagai norma, nilai dan bentuk kohesi sosial. Masyarakat akan memiliki keteraturan dan kesemimbangan, sehingga dalam fungsional struktural memandang masyarakat harus berjalan secara harmonis dan seimbang, tujuan nya agar masyarakat tersebut dapat menjadi anggota dari sebuah masyarakat yang menjalankan kehidupan yang harmonis. Selanjutnya cara mempertahan kan stabilitas masyarakat agar tetap harmonis menurut Parsons adalah dengan AGIL. Parsons mendesain skema AGIL agar dapat digunakan pada semua level sistem teoritisnya.

Parsons percaya bahwa terdapat empat imperative fungsional yang diperlukan dan menjadi sebuah ciri-ciri dari seluruh sistem. Empat sistem AGIL tersebut diantaranya:

  • Adaptasi atau adaption, yaitu sebuah sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang dating dari luar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan serta menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan nya. Misalnya dengan melaksanakan produksi dan distribusi barang dan jasa.
  • Pencapaian tujuan atau goal attainment, yaitu sistem harus mendefinisi kan dan mencapai tujuan utama nya. Misalnya melaksanakan distribusi-distribusi kekuasaan dan memonopoli unsur paksaan yang sah (negara).
  • Integritas atau integration, yaitu sistem harus mengatur smeua bagian-bagian dari komponen nya. Integrasi dilaksanakan oleh subsistem sosial dan hukum dengan cara mempertahankan keterpaduan antara komponen yang beda pendapat/konflik untuk mendorong terbentuknya solidaritas sosial.
  • Latency atau pemeliharaan pola, yaitu sistem yang harus melengkapi, memelihatra serta memperbarui motivasi individu dan pola budaya. Lattent pattern maintenance dilaksanakan oleh sub sistem budaya untuk menangani urusan pemeliharaan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dengan tujuan kelestarian struktur masyarakat yang terbagi dalam beberapa subsistem, seperti keluarga, dan institusi pendidikan.

Parsons mengklaim bahwa teori ini dapat digunakan untuk menjawab secara komperhensif setiap sistem kemasyarakatan yang ada di dunia. Selanjutnya sebagai seorang fungsionalis struktural, Parsons membedakan struktural atau sub sistem yang ada dalam masyarakat menurut fungsi AGIL, diantaranya:

  • Ekonomi, adalah sebuah sub sistem yang dapat difungsikan masyarakat dalamberadaptasi dengan lingkungan. Contoh nya melalui kerja, produksi, distribusi dan alokasi.
  • Politik, yaitu digunakan masyarakat untuk mecapai tujuan serta memobilisasi aktor.
  • Sistem Pengasuhan, yaitu menangani fungsi latensi dengan mengajarkan kebudayaan kepada aktor dan menginternalisasikan nya.

Sumber: Podcast Selayang Pandang Pemikiran Talcott Parsons Oleh Bapak Syaifudin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun