Saudaraku....
Adakalanya sangat indah ketika kita menyempatkan diri memandang langit di pagi subuh, saat rona subuh hampir tenggelam oleh sinar pagi...
Coba rasakan betapa sejuk alam membelai jiwamu, betapa segar harum udara merasuk ke sukmamu...
Pandangilah cakrawala yang terbentang luas di langit sana, genapkan ragamu dengan luasnya semesta ini, sehingga kelapangan membuai dirimu.
Kembalilah melihat sesekali ke belakang sejarah hidupmu,,lihat segala yang telah terjadi dan berlaku pada sejarah hidupmu.
Terkadang dirimu mungkin akan tersenyum tipis mengingat banyak peristiwa di hidupmu yang menjadi lelucon untukmu sendiri. Bukankah peristiwa lucu dan konyol itu pernah sempat menjadi peristiwa yang membuatmu menangis sejadinya, membuat ragamu serasa akan terputus serta membuat segala harapan hidupmu sepertinya lenyap tak berbekas.
Cobalah rangkai kembali peristiwa itu ke dalam benakmu sekali lagi. Mungkin akan banyak kata "seandainya" yang terangkai. Kata " seandainya" yang bisa membuat sejarah itu tidak menjadi kelam ataupun sebagai lelucon di masa depan. Kata " seandainya" yang sebenarnya bisa saja terjadi jika kala itu engkau bisa sejenak memberi jeda untuk hidupmu sekedar untuk bernafas....
Terkadang ego kita sebagai manusia membuat kita menjadi orang yang berpandangan sempit,,membuat kita terkurung dalam kotak ketidakmampuan, keputusasaan, dan kesedihan. Segalanya menjadi tidak adil, segalanya menjadi seperti menertawakan dirimu, segalanya seperti bersorak menunggu kejatuhanmu. Engkaupun terkadang merasa nyaman dengan kondisi terpuruk itu sehingga semakin mendorong dirimu terperosok semakin dalam.
Sesak...
Hilang...
Marah...
Berontak...
Sedih..
Menggugat...
Kata-kata di atas mungkin sempat menjadi kawan terbaik kita saat kelam itu menghampiri.
Tapi, saat kamu memandang langit subuh kali ini,,,engkaupun akan merasakan hal yang berbeda.
Engkaupun tersenyum mengenangnya,,,dan berkata: "seandainya..."
Menertawakan kala dirimu sendiri menjadi seseorang yang bodoh.
Bahwa di langit sana ternyata Kerajaan Langit sedang memandang tingkahmu yang menggelikan.
Dirimu yang sedang "dibelai" oleh kasih sayang-Nya,,yang terkadang Kecerdasanmu sebagai manusia sangat TIDAK mampu untuk menterjemahkan makna Cinta yang hakiki itu.
Ia lah Allah swt yang senantiasa membuatmu terguncang, membuatmu sedih, yang membuatmu selalu ingin terpuruk....
Sebuah pengungkapan Cinta dari-Nya yang sangat sulit untuk diterjemahkan dan terkadang menyesakkan jiwa.
Tapi ingatlah.....
Cinta-Nya tak berbatas...
Kasih sayang-Nya tak ternilai...
Ia membelaimu lembut dengan cara-Nya sendiri..
Menjadikanmu manusia utuh dengan segala ikrar yang kau ucapkan sebelum dirimu dilahirkan.
Cukupkanlah dirimu bertindak bodoh...
Seringlah memberikan sedikit jeda untuk Hidupmu sekedar untuk Bernafas..
Menarik nafas dalam,,,dan bersyukur...
Hanya kata syukur yang mampu mendamaikan jiwamu saat kelam itu tiba.
Mintalah ketenangan jiwa kepada-Nya...
Mintalah untuk dikuatkan iman..
Mintalah untuk tetap berada di lingkaran kebaikan.
Karena segalanya akan berakhir dengan indah jika engkau mampu untuk sedikit bersabar dan bersyukur,,,,
Innallaha Ma'ashobiriin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H