Mohon tunggu...
Riass Chabibah
Riass Chabibah Mohon Tunggu... -

Menulis adalah caraku belajar. Belajar mengenal dan mengetahui luasnya samudra cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kelompok Dalam dan Kelompok Luar

22 April 2018   21:13 Diperbarui: 22 April 2018   21:35 1516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam berteman setiap individu selalu memiliki kecondongan berteman pada suatu kelompok atau seseorang. Kecondongan ini didasari oleh beberapa hal. Dalam hubungan sosial yang seperti ini dibagi menjadi 2 jenis hubungan, yaitu kelompok dalam (in group) dan kelompok luar (out group).

Kelompok dalam (in group) dan kelompok luar (out group) adalah kelompok non formal yang tidak dibentuk oleh konselor, melainkan kelompok yang terbentuk karena beberapa kriteria seperti status ekonomi, prestasi akademik/non akademik, ras budaya, dll yang memengaruhi perilaku konseli.

Kelompok dalam (in group) adalah suatu kelompok yang dapat mendefinisikan dirinya sendiri. Kelompok dalam ini lebih mengacu pada kata-kata saya, seperti keluargaku, profesiku, dll. Dimana kelompok ini memiliki rasa yang lebih dalam dan berarti bagi konseli. Sedangkan kelompok luar adalah kelompok yang berada diluar kelompok dalam atau biasa disebut juga kelompok mereka. Pada kelompok luar akan dijumpai rasa acuh, bermusuhan, dan kompetisi. Perbedaan ini tidak dapat dihindari, karena pada dasarnya manusia memiliki sifat, tujuan dan kepribadian yang berbeda satu sama lain.

Dalam mewujudkan hubungan sosial yang baik keseimbangan antara kelompok dalam serta kelompok luar sangat berperan epik. Keseimbangan antara keduanya akan mempengaruhi perilaku pada suatu individu. Hubungan sosial ini memiliki perbedaan yang mendasar, seperti jarak sosial, kelompok acuan, dan stereotip. Jarak sosial adalah mengukur jarak kedekatan yang dirasakan suatu individu pada kelompok lain. 

Skala jarak sosial mengukur penolakan seseorang dalam bergaul. Sedangkan kelompok acuan adalah kelompok yang dijadikan sebagai model dimana kelompok yang menjadi acuan dalam menilai suatu kelompok dengan penilaian yang sama dengan penilaian kelompok yang lain. Misal menilai masyarakat kalangan menengah yang dapat menjadi pemaran masyarakat kalangan menegah secara luas. 

Dan stereotip adalah gambaran umum tentang suatu kelompok yang telah diterima secara luas oleh masyarakat. Misalnya, masyakarat jawa yang disebagai masyakat yang ramah dan santun.Untuk itu perbedaan ada bukan untuk dipermasalahkan namun perbedaan itu ada untuk dilestarikan dan akan indah pada masanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun