Mohon tunggu...
riaselviaa
riaselviaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Calon Guru Gel. 2 Tahun 2024

Haiii saya adalah pendengar yang baik. Di blog ini, kamu akan menemukan tulisan-tulisan yang terinspirasi dari percakapan dengan orang-orang menarik. Saya percaya bahwa mendengarkan dengan tulus adalah kunci untuk memahami dunia dan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru yang Memerdekakan Siswa

28 November 2024   12:15 Diperbarui: 28 November 2024   12:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep pendidikan yang memerdekakan peserta didik sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia. Gagasan ini telah lama disampaikan oleh bapak pendidikan kita yaitu  Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah pelopor pendidikan nasional yang memiliki visi untuk menciptakan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, di mana mereka bebas mengembangkan potensi dan minat masing-masing. Pendidikan yang memerdekakan adalah proses yang menuntun peserta didik dalam mengembangkan potensi-potensi dirinya. Hal ini dilandasi dari kebebasan dalam mengeksplorasi potensi-potensi tersebut, bebas dari tekanan.

 Namun demikian, pendidikan yang memerdekakan harus dilandasi dari prinsip among, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Pendidikan yang memerdekakan menurut Ki Hajar Dewantara adalah suatu proses pendidikan yang meletakkan unsur kebebasan peserta didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batiniah. Ki Hajar Dewantara melihat pendidikan bukan hanya sebagai transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai alat untuk membebaskan potensi peserta didik. Pendidikan harus mampu mengangkat harkat dan martabat manusia. Beliau juga menyampaikan Setiap anak memiliki potensi dan karakter yang berbeda-beda. Pendidikan harus mampu mengakomodasi perbedaan ini dan membantu setiap anak tumbuh sesuai dengan kodratnya, yang mana sangat sejalan dengan kurikulum merdeka yang diterapkan saat ini.

Kurikulum pendidikan di Indonesia yang diterapkan saat ini, Kurikulum Merdeka menawarkan struktur kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial sehingga memberikan keleluasaan bagi guru untuk mengajar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Hal ini memungkinkan pendidikan pada masa sekarang adalah pendidikan yang memerdekakan. Penerapan kurikulum merdeka saat ini sudah sangat mendukung untuk melepaskan belenggu pendidikan di Indonesia saat ini, yang mana peserta didik dan pendidik mendapatkan kebebasan dalam belajar dan menggunakan bahan ajar. Sebagaimana telah diketahui bahwasanya Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum yang cukup menarik, dimulai dari kurikulum 1947 atau yang lebih dikenal 'Rentjana Pelajaran 1947' hingga saat ini kurikulum merdeka. Yang mana pada setiap perubahan kurikulum merupakan perubahan yang tanpa sebab, melainkan adanya transformasi yang memang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, seperti yang di ucapkan Ki Hajar Dewantara.

Pada kurikulum merdeka memberikan ruang yang lebih luas bagi guru untuk menjadi fasilitator pembelajaran yang inspiratif. Guru yang memerdekakan murid dalam konteks Kurikulum Merdeka adalah mereka yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran, berpikir kritis dan kreatif, bekerja sama dan bertanggung jawab. Proses penerapan kurikulum merdeka  ini masih terus berkembang dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Beberapa guru telah berhasil menciptakan lingkungan belajar yang lebih fleksibel dan berpusat pada peserta didik, namun masih banyak juga yang menghadapi tantangan. Pada penerapan kurikulum ini bukan hanya memerdekakan peserta didik namun juga memerdekakan pendidik dalam menyiapkan bahan ajar, metode pembelajaran dan juga dalam mengembangkan instrument penilaian yang lebih variatif namun tetap berpedoman capaian pembelajaran yang hendak di capai.  

Bagi kita sebagai calon guru kelak tentunya akan meneruskan apa yang telah  dirancang saat ini. Yang mana sosok guru masa depan adalah sosok pendidik yang tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menjadi fasilitator, motivator, dan inspirator bagi peserta didik. Mereka adalah pemimpin pembelajaran yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan memenuhi kebutuhan peserta didik di era digital.Pada masa yang akan datang tentunya saya akan memantapkan penerapan kurikulum merdeka pada proses pembelajaran. Guru masa depan harus memiliki semangat untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Guru tidak boleh berhenti belajar dan puas dengan apa yang sudah dimiliki. Guru harus selalu mencari ilmu baru dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun