Konsep Islam Nusantara adalah ajaran Islam yang berakulturasi dengan budaya lokal Indonesia.
Istilah Islam Nusantara sempat menimbulkan kehebohan tersendiri di tengah masyarakat Indonesia. Beberapa kalangan mengemukakan pendapatnya tentang Islam Nusantara. Ada yang menganggapnya sebagai agama Islam yang berkembang di Indonesia dan itu sah-sah saja. Ada pula yang berpendapat bahwa Islam Nusantara sejatinya tidak ada, mengingat Islam itu hanya satu dan tidak berlaku istilah Islam Nusantara ataupun jenis Islam lainnya. Beberapa pemikir Muslim mengemukakan gagasan mereka. "Islam Nusantara ialah paham dan praktek keislaman di bumi Nusantara sebagai hasil dialektika antara teks syariat dengan realitas budaya setempat.". Â "Islam Nusantara adalah Islam yang khas ala Indonesia, gabungan nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal, budaya, adat istiadat di tanah air."
Islam Nusantara merupakan paham Islam yang substansi dan implementasinya terjadi di wilayah Nusantara dalam bentuk pertautan antara wahyu dan budaya Nusantara, yang menjadikan Islam Nusantara memiliki nuansa khas Nusantara. Sedangkan definisi kedua menyatakan bahwa Islam Nusantara merupakan Islam yang mempunyai karakter Indonesia, hasil interaksi nilai-nilai Islam teologis dengan tradisi Indonesia. Definisi kedua mempersempit ruang lingkupnya menjadi hanya wilayah Indonesia, lebih sempit dari pengertian pertama yang menyebut bumi Nusantara di mana tidak turut dijelaskan batasan Nusantara itu mencakup wilayah mana saja.
"Islam Nusantara adalah ajaran Islam yang menekankan pada prinsip-prinsip ajaran yang moderat (wasatiyah), inklusif, toleran (saling menghormati), tidak mengklaim hanya agama senidiri yang benar, bersatu dalam keragaman (Bhineka Tunggal Ika/"Unity in Diversity"), berdasarkan pada UUD 1945, dan ideologi Pancasila dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, ternyata berhasil mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia yang sangat majemuk."
Konsep Islam nusantara itu adalah maslahat, dalam artian Islam yang rahmatan lilalamin, bisa diterima oleh semua kalangan untuk menciptakan kehidupan yang akur, aman dan damai, tidak menginginkan adanya bentrok satu sama lain. Islam diperkenalkan oleh ulama dan para pendahulu itu dengan kedamaian bukan peperangan, walau sekarang banyak masuk Islam garis keras.
Jika dipahami sebagai teknis, Islam Nusantara adalah sebuah metode atau cara dakwah, tentang bagaimana ajaran Islam diajarkan dengan cara yang khas yang telah berkembang di Nusantara. Misalnya, ajaran Islam diajarkan kepada masyarakat melalui pondok pesantren yang tersebar di seluruh Nusantara. Islam Nusantara tidak mengubah ajaran pokok dari agama Islam. Islam Nusantara adalah istilah yang mencerminkan Islam dengan budaya, adat istiadat, dan keramahannya. Pemahaman itu, merupakan sebuah arti dari kontekstualisasi ajaran Islam.
Pro dan kontra soal Islam Nusantara juga terjadi di media sosial. Pihak yang pro berjuang keras menggunakan penalarannya dalam beragumentasi agar Islam Nusantara dapat diterima semua kalangan. Semantara pihak yang kontra berusaha menyerang dan mematahkan semua argumen yang dibangun pihak pro Islam Nusantara. Tuduhan pihak kontra terasa agak ambigu dengan mencurigai gagasan Islam Nusantara merupakan produk Barat.
Pihak kontra meyakini bahwa Islam itu hanya satu, yaitu Islam yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Islam tidak bisa diberikan julukan berdasarkan metode pendekatan maupun kawasan seperti Islam Nusantara. Islam dengan ciri khas seperti Islam Nusantara dipandang negatif dan diyakini hal itu salah. Di mata mereka, kelompok pro Islam Nusantara dianggap sebagai ahli bid'ah, karena berbeda dengan Islam ideal dalam pandangan mereka. Islam Nusantara, menurut mereka, tidak lagi murni karena dimasuki paham dari luar.
Wilayah Nusantara memiliki sejumlah keunikan yang bereda dengan keunikan di negeri-negeri lain, mulai keunikan  geografis, sosial politik dan tradisi peradaban. Keunikan Nusantara membentuk wajah Islam Nusantara yang jauh berbeda dengan wajah Islam di Timur Tengah. Islam Nusantara memiliki ciri ramah, terbuka, inklusif dan mampu memberi solusi terhadap masalah bangsa dan Negara. Menjadi wajar kiranya wajah Islam Nusantara memiliki karakteristik yang berbeda dengan wajah Islam di kawasan lainnya.
Islam akan menyesuaikan diri dengan tempat di mana hukum-hukumnya akan di terapkan. Sebagai agama yang menjadi rahmatan lil alamin, Islam sangat fleksibel. Tidak pernah memaksakan keberlakuannya bilamana kondisi masyarakat belum sanggup menerimanya. Dengan kata lain, ketika masuk dan berkembang di wilayah Nusantara, Islam tidak dipraktikkan seperti orang-orang Arab mempraktikkannya. Islam dipraktikkan dengan cara yang menyesuaikan dengan kebudayaan yang berkembang di Nusantara, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.