Yang paling penting bagi Barat ialah, kajian keislaman Harus dapat memberi arti penting bagi kepentingan politik Barat Atas bangsa-bangsa Islam. Contoh nyata adalah yang telah Dilakukan oleh salah seorang orientalis bernama Snouck Hurgronje Yang memperhatikan kasus Islam di Indonesia.(Mukti Ali, 1998: 82). Snouck Menggabungkan studi bahasa Arab dan Islam dengan tekanan Khusus kepada hukum islam di satu pihak dengan perhatiannya Kepada Islam kontemporer di Indonesia, atau dalam arti luas, Linguistik dan antropologi Hindia Belanda dan bahkan politik Kolonialisme.
Studi Islam dapat menggunakan berbagai pendekatan, seperti:
~Pendekatan ilmu-ilmu humaniora, seperti filsafat, filologi, ilmu bahasa, dan sejarah
~Pendekatan dalam disiplin teologi, studi bibel, dan sejarah gereja
Studi Islam di Barat memiliki beberapa keunikan, di antaranya:
Studi Islam di Barat sering menggunakan teori post-strukturalisme, gender dan feminisme, dekonstruksi, sastra kritis, dan post-kolonialisme. Â Ada kajian Islam di Barat yang cenderung menafikan Islam. Munculnya para pemikir sejarah keislaman seperti Charles J. Adam, Montgomery Watt, dan Wilfred Cantwell Smith. Diskursus mengenai gerakan dan kajian Barat atas Islam menjadi bagian dari tema dalam Islamic Studies.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H