Pernah merasa jenuh karena  kerja kantoran? Pilihan untuk berganti profesi tak jarang muncul. Pilihan menjalankan bisnis seringkali jadi keinginan yang tak dielakkan meski tak luput diawali galau untuk memulainya.
Semangat dan antusias terlihat di O2 Corner, Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat pada Sabtu 14 Desember 2024. Sejumlah peserta langsung tunjuk tangan untuk mengajukan pertanyaan seputar bisnis online.
Sayangnya, waktu yang tersedia tak cukup. Hanya 5 Â dari seluruh peserta yang akhirnya dapat bertanya dalam Bincang Inspiratif : "Galau, Ingin Kerja Kantoran atau Bisnis Sendiri" yang disampaikan Kompasianer Iswadi Suhari, selaku pebisnis online.
Kegiatan Bincang Inspiratif ini diselenggarakan oleh Komunitas Perempuan Ladiesiana berkolaborasi dengan Ketapela (Komunitas Kompasianer Tanggerang Selatan).
Beragam hal ditanyakan oleh peserta. Inong, misalnya. Kompasianer cewek ini pun mengungkapkan kegalaauannya jika harus berhenti berkerja sebagai pegawai kantoran.
Menurut Inong, penghasilan sebagai seorang wiraswasta, apalagi pemula belum tentu stabil. Tidak seperti karyawan tetap yang sudah pasti mendapatkan gaji bulanan, tunjangan, ataupun fasilitas lainnya.
Suatu pertanyaan yang tepat untuk Iswadi. Lelaki yang dulunya bekerja sebagai pegawai pemerintah (Aparatur Sipil Negara/ASN) rela untuk meninggalkan status pekerjaan impian banyak orang di negeri ini demi mulai berbisnis.
"Saya merasa bukan disitu passion saya," ucap Iswadi.
Demi mengejar passion, Iswadi memutuskan untuk menggunakan diri dan meninggalkan zona nyaman bekerja di instansi pemerintahan.
Akhirnya, Iswadi memutuskan untuk mulai berbisnis online.Â
Saat itu, setelah mengundurkan diri dari ASN, lelaki ini berkerja di lembaga pangan dunia (FAO PBB).
"Awalnya malu juga, tapi sekarang tidak lagi, " tunas Iswadi, saat menjawab apakah tidak malu untuk berjualan.
Memulai untuk berwiraswasta memang bukanlag hal yang mudah. Kompasianer Agung Han bertanya bagaimana caranya bisa meyakinkan pasangan hidup atas pilihan untuk pndah profesi dari pekerjaan tetap menjadi wiraswasta pekerjaan dengan penghasilan yang belum tentu setiap bulannya.
Wajar, karena latar belakang Iswadi adalah seorang anak petani dari sebuah desa di Kuningan, Jawa Barat. Sewaktu SMP dan SMA sempat bersekolah di Cirebon.Â
Sempat terbentur ketiadaan biaya untuk kuliah, Iswadi memilih jurusan Statistik dengan beasiswa yang kemudian bisa berkerja di Badan Pusat Statistik.
Terlebih  Iswadi sudah posisi jabatan lumayan. Saat berkerja di FAO pun, Iswadi menjadi satu-satunya  Wakil Direktur yang berasal dari Indonesia.
Namun, Iswadi telah bertekad bulat. Dukungan keluarga yang memahami tindakannya turut menguatkan langkahnya memulai bisnis online.
Lelaki ini lebih.memilih untuk mengikuti passion dan tidak lagi terikat sebagai pegawai kantoran. Pertemuan dengan seorang wiraswasta di tanah suci Mekah, semakin membulatkan niatnya. Apalagi, penghasilan dari berbisnis bisa tak terbatas, seperti halnya pekerja kantoran.
Namun, apakah memulai berbisnis itu mudah? Sutiono Gunadi mengajak untuk melihat kondisi dunia usaha Indonesia saat ini. Banyak perusahaan yang bangkrut dan tidak mampu bertahan.Â
Apalagi, bisnis Iswadi Suhari kini merambah pada merek sepatu lokal Bensht.
Namun, Iswadi percaya jika rezeki akan selalu ada bagi yang berusaha.
 Karena itu, Iswadi mengemas produknya dengan strategi pemasaran yang berbeda Ada unsur edukasi dalam kertas pembungkus di kardus sepatu.Â
Selain itu, Iswadi percaya jika perkembangan bisnis online akan meluas karena bisa dilakukan dimanapun dan menjangkau pasar yang lebih luas.Â
Apalagi, saat ini platform media sosial juga sangat banyak. Tinggal kepandaian untuk memanfaatkannya.
Menurut Iswadi, tak perlu takut untuk memulai berbisnis. Namun, mengawalinya ketika masih menjadi karyawan suatu perusahaan  akan lebih menguntungkan. Memulai bisnis tidaklah harus menunggu usia pensiun yang sudah memiliki waktu luang lebih banyak.Â
Bincang Bisnis dengan Hiburan Puisi dan Pantun
Uniknya, meski kegiatan berupa Bincang inspiratif mengangkat tema bisnis online, puisi fan pantun menjadi hiburan bagi seluruh peserta yang hadir.
Erni Purwitosari selalu Ketua Ketapels mengajak para peserta untuk terlibat membaca puisi dan pantun .
Keguatan berlangsung meriah karena bertabur hadiah. Kali ini, selain kerja sama dua komunitas, yakni Ladiesiana dan Ketapels, juga ada dukungan dari DKT dan Satu Pena, serta Kompasiana tentunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H