Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepasang Berlian yang Senantiasa Tebarkan Inspirasi Hidup

1 November 2024   00:00 Diperbarui: 1 November 2024   01:38 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang teman pernah bertanya mengenai kompasianer yang berstatus suami istri. Seketika, saya teringat pada Tjiptadinata Effendi dan  Roselina Effendi.  Sepasang berlian Kompasiana yang selalu menebarkan inspirasi dan ilmu kehidupan melalui tulisan-tulisannya di Kompasiana selama lebih dari satu dekade.    

Berlian.  Tak hanya satu, melainkan dua. Mereka berpasangan. Senantiasa berbagi dengan ilmu-ilmu kehidupan yang telah dijalani. Asam garam telah dilalui. Pahit dan manis telah dinikmati. Gelap dan terang telah dilewati. Perjalanan hidup berliku atau lurus tak perlulah ditanya lagi pengalamannya.

Ada dua sebutan yang kerap disampaikan kompasianer kepada sepasang berlian ini. Ada yang memanggil Opa dan ada juga yang memanggil ayahanda untuk sapaan Tjiptadinata. Sementara Oma atau Ibunda untuk sapaan pada Roselina. Bebas saja. Keduanya tak mempermasalahkan sapaan yang diberikan.

Kenyataannya, memang keduanya memang bisa menjadi Oma dan Opa bagi siapa saja. Juga menjadi Ayahanda dan Ibunda bagi seluruh kompasianer lintas usia. Ya, begitu rendah hati sepasang berlian ini. Keduanya sudi berbagi menebarkan manfaat melalui tulisan kepada mereka-mereka yang lebih muda.

Tulisan terbaru Opa Tjip pada 31 Oktober 2024 yang menjadi tulisan 7463 di Kompasiana misalnya, mengingatkan kembali untuk "Aplikasikan Hidup Untuk Berbagi Dengan Menulis".  Ah, benar saja. Pesan yang mengena. Berbagi tidak melulu bicara mengenai dan soal harta materi.

Berbagi bisa melalui tulisan. Opa Tjipta dan Oma Rose telah membuktikannya berkali-kali. Sudah banyak orang-orang yang membaca tulisan keduanya merasa memperoleh keteduhan, menerima pencerima, dan mendapatkan ketenangan. Ya, perasaan galau yang terkadang mampir, terutama pada usia produktif seperti saya, sesekali membuat lunglai..

Suntikan semangat muncul dari membaca tulisan-tulisan yang mampu menguatkan hati. Terlalu dini untuk mengatakan tak sanggup atau menyerah dalam mengarungi hidup. Berkaca dari tulisan-tulisan yang dibagikan sepasang berlian ini yang selalu rutin menulis dan menulis di Kompasiana. Keduanya aktif walaupun sudah senja. Bahkan, Opta Tjip sudah mencapai angka 81 tahun karena lahir di Padang pada 21 Mei 1943.  Ah, rasa malu tetiba menyelusup. 

Bukankah yang muda kalah dengan keaktifan menulis sepasang berlian Opa Tjip dan Oma Rose? Berapa banyakkah kompasianer yang sudah mencapai hingga lebih dari 7000 artikel sejak pertama kali bergabung di Kompasiana pada 14 Oktober 2024? Siapa sajakah yang sudah menyandang gelar Maestro, selain Opa Tjip di Kompasiana?

Sepasang berlian ini tetap bertahan meski sudah lebih dari satu dekade menulis rutin di Kompasiana. Sementara, banyak rekan kompasianer lainnya yang pindah haluan atau sudah tidak aktif lagi menulis di Kompasiana. Pernah terpikir apa yang membuat mereka bertahan? Tidakkah mereka lelah?

"Pak Tjip dan Bu Rose kan sudah tidak mengejar materi lagi," pernah saya dengar seperti itu. "Opa Tjip dan Bu Rose memang senang berbagi mengenai ilmu kehidupan," itu juga pernah saya simak. Ada juga yang mengatakan sepasang berlian ini menyalurkan tulisan karena memiliki waktu untuk melakukannya dan mencegah lupa.

Apapun itu, keduanya telah menebarkan begitu banyak tulisan-tulisan bermanfaat bagi para kompasianer dan siapapun yang pernah membaca tulisan keduanya. Kisah dari masa muda, jatuh bangun menjalani hidup, hingga kini saat sama-sama sudah mencapai usia yang senja. Benar-benar sepasang berlian kompasiana.

Pernikahan Berlian Opa Tjip dan Oma Rose

Sejak awal, saya menyebut sepasang berlian. Itu hanya perumpaan saja. Kemilau dari keindahan berlian tak pernah diragukan oleh siapapun dan di belahan dunia manapun yang mengenal Berlian adalah permata adalah batu permata yang awalnya dari intan.  Berlian sangat langka dan mahal. Jumlahnya tak banyak dan merupakan yang terbaik dari batu mulia yang ada di bumi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Berlian adalah intan yang diasah baik-baik hingga indah kemilau cahayanya. Dalam bahasa Inggris disebut dengan “Diamond”. Lalu, apa kaitannya dengan Opa Tjip dan Oma Rose? Mereka adalah sepasang berlian. Setidaknya di Kompasiana, siapakah yang tidak mengenal?

Pengalaman usia, pengalaman hidup, pengalaman kerja, pengalami menjalani rumah tangga, pengalaman tinggal di luar negeri, dan pengalaman-pengalaman lainnya telah mereka miliki. Kemilau manfaat yang terpancar dari tulisan-tulisan yang disajikan memberikan pengetahuan dan kebahagiaan bagi yang membacanya.

Maka, ketika saya sebut sebagai sepasang berlian, tentu wajar saja. Hingga kini, belum ada yang bisa menyamai pasangan ini dari banyak segi di Kompasiana. Khususnya, dalam hal tulis menulis. Pun, ya walaupun ada pasangan kompasianer juga. Terlebih sebuah pasangan yang mencapai 60 tahun pernikahan.

Pernikahan berlian. Diamond Wedding Anniversary. Usia pernikahan yang luar biasa. Tak banyak pasangan yang mampu mencapainya karena berbagai hal. Ada yang putus karena salah satu berpulang ataupun berpisah di dunia karena sesuatu hal yang tak bisa dihindari. Namun, Opa Tjip dan Oma Rose sanggup menjadi sepasang berlian.

Berlian itu indah kemilaunya karena tempaan yang kuat.  Sangat mahal dan langka karena termasuk yang terbaik.  Begitulah. Saya pun termasuk yang menerima pancaran kemilaunya melalui tulisan-tulisan yang diberikan. Keteladanan dan kesantunan disampaikan. Bahkan, hingga kecintaan terhadap bangsa dan negara Republik Indonesia tak terkurangkan meski bermukim di negara tetangga Australia.

Ah, pasti banyak sekali yang memimpikan untuk dapat menggapai pernikahan berlian. Untuk pasangan yang akan menikah, menyebut kata berlian sudah membuat mata berbinar dan wajah cerah, tapi sanggupkah untuk mencapai pernikahan berlian nantinya? Tentu harus banyak-banyak belajar ilmu kehidupan. Salah satunya dari Opa Tjip dan Oma Rose.

Berlian memaknai sebuah kekuatan. Simbol kasih sayang dan daya tahan yang kuat. Sebagai simbol status berkelas bagi yang memilikinya.  Peter Singer, filsuf Australia berkata, berlian memiliki citra kemurnian dan cahaya. Berlian diberikan sebagai janji cinta dan dipakai sebagai simbol komitmen.

 Tentu, mencapai pernikahan berlian adalah sesuatu hal yang luar biasa. Mimpi dari banyak pasangan ketika menikah.  Semoga sehat selalu sepasang berlian kompasiana ini. Semoga mencapai pernikahan Blue Saphire, Platinum, bahkan Oak. Terima kasih atas keteladanan, inspirasi, semangat, kedisiplinan, kecintaan, dan lainnya yang telah disampaikan melalui ribuan artikel.

Saya selalu sangat senang menerima sapaan Opa Tjip dan Oma Rose pada setiap artikel yang saya tulis. Mereka tak tinggi hati ataupun enggan untuk menyapa lebih dulu walaupun lebih senior dalam berbagai hal. Sapaan yang selalu membahagiakan dan memberikan semangat dan mengingatkan untuk menulis lagi dan lagi. Jangan berhenti dan teruslah berbagi manfaat melalui tulisan.

Happy Diamond Wedding Anniversary. Siapapun akan jatuh cinta pada pasangan berlian Kompasiana ini. Siapapun akan menyayangi keduanya. Maka wajar saja, bila sepasang berlian ini selalu dikenal lebih dulu oleh para kompasianer baru, sebelum benar-benar bertemu langsung dan mengenalnya.

Sebuah gunting kuku oleh-oleh dari Australia masih saya simpan. Saya gunakan untuk menggunting kuku ketika sudah mulai panjang. Setiap kali itu juga, saya akan teringat pada sepasang berlian Opa Tjip dan Oma Rose. Bukan hanya karena gunting kukunya, melainkan ingatan yang selalu tumbuh pada jejak-jejak inspirasi kehidupan yang ada pada setiap artikel yang ditulis di Kompasiana.  (Riap Windhu)

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun