Namun, rekaman pada masa lalu dengan kereta ekonomi, terutama pada saat lebaran tak selalu indah. Dulu begitu ramai sesak dan kadang tak menyenangkan.Â
Dulu, kami kakak beradik selalu merasa jenuh ketika menunggu waktu keberangkatan. Panas, gerah, dan orang hilir mudik seakan menambah lelah.Â
"Lagi sih, naik kereta api ekonomi. " Aku ingat saat aku atau kakak menepuk-nepuk tenpat duduk yang keras. Belum lagi, terkadang lampu dalam gerbong kereta api menyala berkedip-kedip.Â
Saat yang paling menjengkelkan adalah ketika ingin buang air, terutama buang air kecil. Udara yang panas membuat kami, khususnya saya rela menahan pipis karena khawatir kondisi toilet yang berbau.Â
Dulu jika saya hendak naik kereta api, saya rela menahan tidak minum banyak-banyak. Tujuannya, tentu supaya tidak bolak-balik pipis.
Itu kalau pulang kampung. Stasiun KA Pasar Senen juga merupakan tempat menjemput sanak saudara dari kampung yang minta dijemput kedatangannya.Â
Biasanya, menunggu kemudian lagi-lagi menjadi pekerjaan yang menjemukan. Jika tak ingin dibilang membosankan. Terlebih jika hanya melihat lalu lalang orang banyak. Tanpa ada aktivitas lain.Â
Meski bahagia keluarga datang, saat dulu berarti harus siap didatangi oleh para Porter yang terkadang tiba-tiba sudah siap membawa barang dan menawarkan harga.Â
Stasiun Pasar Senen Kini yang Makin Nyaman
Tumbuh besar dengan seringkali melakukan perjalanan naik kereta api ekonomi, awalnya saya tidak berharap banyak.Â
Namanya juga ekonomi. Kalau mau bagus, ya naik eksekutif gitu, lho! Itulah yang terpikir.Â