"Istiqlal" merupakan film pendek yang menang pitching dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta, jadi film ini sangat lekat dengan simbol-simbol Jakarta. Â Sepanjang perjalanan menuju Istiqlal, penonton diajak melihat Jakarta oleh Babe dan Sobari, seperti Persija. Istana Merdeka, Taman Suropati.
Oh ya, gang-gang sempit yang bisa dengan mudah dilalui di antara kemegahan Jakarta juga diperlihatkan. Termasuk terdapatnya logo Persija yang merupakan kesebelasan Sepakbola kebanggaan warga Jakarta. Juga, pangkalan ojek online tempat bertistirahatnya para tukang ojek online yang kini jadi trasnportasi pilihan.
Dua Versi "Istiqlal"
Saat ditayangkan di Muspen, dalam film pendek "Istiqlal, tujuan utama untuk mencapai masjid tidaklah tercapai. Namun, menurut Razny, sebenarnya ada versi lain film pendek "Istiqlal" yang benar-benar sampai ke Masjid Istiqlal.
Dalam versi film pendek "Istiqlal" yang ditayangkan, Taman Suropati dianggap sebagai titik nol Jakarta. Di Taman itu tempat bertemunya beragam bentuk toleransi, salah satunya toleransi beragama. Disitulah Babe dan Sobari akhirnya harus berbuka puasa dengan takjil yang dibagikan secara gratis oleh pemuda pemudi gereja.
Dengan Kesederhanaan, "Istiqlal" BerjayaÂ
Saat menyaksikan film pendek "Istiqlal" , film yang berhasil meraih sejumlah prestasi ini menyajikan dengan apik kisah berlatar Jakarta dengan pesan toleransi. Ide cerita "Istiqlal" berasal dari  Rasyid Baihaqi yang juga kameramennya.
Bermodalkan kamera A7 dan dana yang diberikan ini jalan ceritanya cukup sederhana. Lebih kepada hubungan antara orang tua dan anak. Razny mengatakan, hal itu didasarkan pada pengalaman seorang anak hidup dalam suasana patriarki. Seorang ayah akan bertindak keras dan memiliki "gengsi" pada anaknya. Â
Motor bebek butut dihadirkan sebagai sosok Engkong dalam wujud berbeda. Gunanya, untuk menghadirkan relasi antara orang tua dan anak. Selebihnya jalan-jalan yang dilalui merupakan jalan yang sudah dikenal Razny sejak kecil.