Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Istiqlal", Hangatnya Pesan Toleransi dan Relasi Ayah-Anak

7 April 2024   00:35 Diperbarui: 7 April 2024   00:47 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngabuburit Fin Pendek 'Istiqlal" di Museum Penerangan (dok.windhi) 

Banyak penghargaan yang diraih film pendek "Istiqlal"  produksi Kinovia dan Bineka Sinema. Salah satunya dalam  Festival Film Pendek Jakarta 2018. Bertema "Toleransi", film pendek yang disutradari Razny Mahardhika ini menghadirkan 'Istiqlal' yang memang sudah melekat dan terkenal  di Indonesia dan dunia.

Dari segi lokasi, sejak didirikan Istiqlal memang sudah dekat identik dengan makna toleransi, khususnya toleransi beragama. Di seberang Istiqlal, berdiri gereja Katedral,  yang sengaja untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.

Dalam diskusi yang dipandu Ketua Komik Dewi Puspasari, sutradara  Razny Mahardhika mengungkapkan jika pilihan pada "Istiqlal", menyesuaikan tema pitching soal toleransi. Selain juga untuk menunjukkan jika Jakarta itu bukan cuma monas ataupun kota tua. Di Jakarta, ada Masjid Istiqlal yang menarik.

Sejak pertama kali didirikan, Istiqlal dan Katedral adalah selalu disimboliskan sebagai bukti toleransi beragama. Apalagi, arsiteknya F Silaban bukan beragama Islam. Namun, Razny menekankan jika film pendek "Istiqlal" bukanlah kisah tentang "Istiqlal", melainkan sebuah perjalanan cerita ayah dan anak.

Salah satu wujud toleransi lainnya di "Istiqlal" adalah adanya pemuda pemudi dari GPIB Paulus Menteng yang memberikan takjil untuk berbuka puasa pada siapapun yang sedang melintas di jalan, termasuk Babe dan Sobari.


Relasi antara Babe dan Sobari

Babe dan Sobari sudah pasti hidup di zaman yang berbeda. Saat mengajak Sobari untuk berbuka puasa di Istiqlal, Babe yang saat ini sudah tinggal di pinggiran Jakarta, tepatnya, Tangerang selatan, hanya mengandalkan ingatan dan kenangan yang dimilikinya di masa lalu.

Padahal, Jakarta sudah banyak berubah. Meski berulang kali Sobari mengatakan pada Babe untuk menggunakan google map saja sebagai penunjuk arah, Babe tak langsung menerima sehingga berulang kali tersasar kesana kemari saat menuju Masjid Istiqlal.

Salah jalan, be? tanya Sobari. Namun Babe berkilah ingatannya masih tajam dan cuma rada-rada lupa. Malah, Babe mengatakan lama-lama bisa musyrik kalau ketergantungan pada teknologi.

Setelah kesasar kesana kesini dan meminta petunjuk warga setempat, Babe menyerah. Akhirnya Babe menerima saran Sobari untuk menggunakan map mempermudah sampai ke Istiqlal, tapi di tengah jalan tiba-tiba ponsel yang digunakan mati karena habis daya baterai.

Menyimak Diskusi 'Istiqlal'
Menyimak Diskusi 'Istiqlal'

Simbol-Simbol Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun