Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Reza Permadi, Mendigitalisasi Desa Wisata untuk Pariwisata Keberlanjutan Hari Ini dan Masa Depan

6 November 2023   22:17 Diperbarui: 7 November 2023   00:15 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski demikian, target tahun 2023 ini berada pada 1,2 miliar sampai 1,4 miliar perjalanan. Karena itulah inovasi dan peningkatan destinasi wisata berperan penting.Peran teknologi yang mendukung kemudahan berwisata juga sangat penting.

"Jadi penting teknologi untuk pariwisata karena kita mau campaignya adalah sustainable tourism, pariwisata yang berkelanjutan. Teknologi adalah tools atau alat untuk mencapai pariwisata yang berkelanjutan, " tegas Reza.

Pada Mei 2023, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menjalin kerja sama dengan PT. Atourin Teknologi Nusantara (Atourin) untuk mengembangkan pemasaran dan mempromosikan paket-paket desa wisata yang ada di Tanah Air.

Dengan program AVMS Atourin, Reza Permadi kemudian terpilih sebagai sosok generasi muda inspiratif bidang teknologi di Awarding 14th Satu Indonesia Award tahun 2023. Lelaki 30 tahun ini menjadi perintis digitalisasi desa wisata.

Pata Pemenang Satu Indonesia 2023 (dok.windhu)
Pata Pemenang Satu Indonesia 2023 (dok.windhu)

Digitalisasi Desa Wisata untuk Pariwisata Berkelanjutan

Sambil sesekali membetulkan letak kaca matanya, Reza Permadi dengan penuh semangat menyampaikan jika digitalisasi desa wisata mendukung pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism).

Pariwisata berkelanjutan adalah pengembangan konsep berwisata yang dapat dapat memberikan dampak jangka panjang.Dampaknya bisa terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung.(Kemenparekraf.go.id).

Dengan teknologi, calon wisatawan bisa membeli tiket atau paket wisata dari rumah, datang tinggl scan, dan itu berdampak ke lingkungan. Sampah kertas tidak ada lagi.Database pengunjung rapi terdata dan pencatatan keuangan juga menjadi lebih baik. Banyak hal positif lainnya dengan adanya digitalisasi desa wisata.

Meski demikian, Reza menyoroti kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Tempat wisata itu harus hygienis, tempat wisata harus punya standardisasi.

Saat di tempat wisata, perlu belajar yang namanya 4 A, yakni  1).Aksesibilitas, mungkin ada beberapa tempat yang aksesnya kurang baik.2). Akomodasi, mungkin ada yang belum punya penginapan, dalam konteks desa wisata. "Kita inginnya orang-orang jangan nginap di hotel, sudah terlalu sering cenderung membosankan. Coba nginepnya di homestay," ujar Reza.
3). Attraction atau atraksi yakni seperti budaya, alam, apa sih yang dimiliki. Untuk satu ini , Reza menilai nggak ada kurangnya di Indonesia, 4). Amenitas. Untuk satu ini,  pada beberapa titik destinasi wisata, tempat sampah dan toilet masih belum ada.

"Kesulitannya di program saya adalah SDM. Ternyata tidak semua tempat butuh teknologi," ujar Reza.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun