"Bukan Sangkuriang Biasa", Sajian Parodi Cerita Rakyat
Cerita rakyat Sangkuriang asal Jawa Barat sangat dikenal rakyat Indonesia. Salah satunya melalui pelajaran buku sekolah. Kisah Sangkuriang identik dengan legenda munculnya Gunung Tangkuban Perahu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sangkuriang yang sakti sangat marah ketika gagal mempersunting Dewi Sumbi, yang tidak lain ibu kandungnya sendiri.
Perahu yang dibuatnya jatuh terbalik sehingga muncul gunung yang tampak seperti perahu terbalik. Namun, dalam kabaret "Bukan Sangkuriang Biasa" tidak ada Tangkuban Perahu. Kabaret diakhiri dengan Sangkuriang yang menangis tersedu-sedu lantaran gagal menikahi Dayang Sumbi dan dikasih permen lolipop oleh nenek centil.Â
Disajikan secara parodi, kabaret "Bukan Sangkuriang Biasa" berupaya tampil beda dan lebih segar, tapi tetap berpegang adopsi cerita Sangkuriang. Sajian drama musikal memang murni ditujukan untuk menghibur penonton. Ada unsur dialog, musik, tarian, dan tentu aksi peran dalam kabaret. Jadi, penonton "Bukan Sangkuriang Biasa" memang pasti menemukan kisah yang tak sepenuhnya sama dengan cerita Sangkuriang. Ada kata "Bukan" di situ.
Parodi "Bukan Sangkuriang Biasa" diawali dengan kisah Dayang Sumbi (Windu) merasa sebal karena jarum yang sedang digunakannya untuk menjahit selalu jatuh.  Akhirnya perempuan ini bersumpah seandainya ada yang mengambilkan jarum itu, jika laki-laki akan dijadikan suami. jika perempuan, akan dijadikan saudara di istana.
Tak disangka, justru Tumang (Jason), anjing titisan dewa yang selalu menemani Dewi Sumbi yang mengambilkannya. Terikat sumpah, Dayang Sumbi akhirnya menikah dengan Tumang hingga lahirlah Sangkuriang (Agung).
Pada suatu hari, Dayang Sumbi yang ingin makan hati rusa, menyuruh Sangkuriang berburu ditemani Tumang. Tak mendapatkan hasil, Sangkuriang membunuh Tumang. Dayang Sumbi marah besar saat tahu hati yang dimasaknya milik Tumang yang mati lalu memukul kepala Sangkuriang dengan centong. Sangkuriang berlari ke hutan dan bertemu dengan seorang kakek sakti (Jason) yang merawat dan mengubah namanya menjadi Sangkusedih (Hadi).