Ya, seperti saya. Jadi saat berkesempatan untuk berkunjung, mendapatkan beberapa hal yang berbeda dengan saat kunjungan terakhir. Apa saja?
Lebih Hijau, Tanpa Kendaraan BeremisiÂ
Berada di Taman Mini saat ini, konsep eco tourism terasa karena lebih asri dan semakin ramah lingkungan. Sangat sesuai dengan green tourism lantaran luasan tanaman terbuka mencapai 70 % dari sekitar 150 hektar area TMII. Wajar, karena sekarang segala sesuatunya menjadi lebih hijau. Taman-tamannya lebih tertata.Â
Kendaraan beremisi yang dulu lalu lalang tidak ada. Bebas dari kendaraan roda empat atau roda dua yang bisa seliweran. Jadi, jangan berharap bisa naik kendaraan pribadi atau kendaraan online sampai dalam Taman Mini seperti masa lalu. Sebagai gantinya, sudah disediakan lahan parkir di dekat pintu masuk.Â
Kini, pengunjung harus lebih banyak mengayunkan kaki alias berjalan kaki, jogging, naik skuter atau bersepeda. Lintasan sepedanya, menggoda sekali untuk dijajal.Â
Sekarang lebih menyenangkan tanpa kendaraan berseliweran. Ya, meski harus rela lebih keluar tenaga. Anggap saja, olahraga. Polusi pun bisa berkurang. Â
Ketua DPD HPI Jakarta Indra Diwangkara saat bertemu dengan pengelola TMII bahkan berseloroh, walking tour justru bagus untuk membuat orang Indonesia lebih rajin berjalan kaki. Haha, kan katanya orang Indonesia terkenal malas jalan kaki, ya. Tapi, kalau di tempat yang nyaman, kenapa tidak?
Namun tenang, nggak usah khawatir kelelahan untuk mengelilingi TMII. Soalnya, sudah tersedia gratis angling atau shuttle.Â
Angling ini kendaraan listrik yang memang disediakan untuk pengunjung yang hadir dan ingin berkeliling Taman Mini yang memang super luas itu sebagai miniatur negara Indonesia. Pengunjung yang datang dari berbagai usia, dari anak-anak hingga lanjut usia.
Miniatur Indonesia yang Instagramable
Taman Mini punya 33 anjungan provinsi sebagai detinasi wisata untuk mengenal Indonesia dan mengetahui kekayaan budaya, adat istiadat, keragaman agama, hingga keindahan nusantara dari Sabang hingga Merauke.Â